BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap anak memiliki kemampuan atau kelebihan yang berbeda-beda,
begitu pula dengan kekurangan atau ketidak mampuannya. Dari berbagai kekurangan atau ketidak
mampuan yang menjadi masalah bagi siswa salah satunya adalah anak
bodoh.
Jangankan anak berbakat atau berpotensi, anak bodohpun membutuhkan atau lebih membutuhkan seseorang yang dapat memahami serta menghargai kekurangan dan ketidak mampuannya, atau orang yang mampu memecahkan masalahnya itu.
Karena sipat dasar anak berbeda-beda, baik tempramennya, gaya, sikap maupun emosinya. Begitu juga dengan anak bodoh akan berbeda dengan anak normal lainnya dan begitu jelas.
Jangankan anak berbakat atau berpotensi, anak bodohpun membutuhkan atau lebih membutuhkan seseorang yang dapat memahami serta menghargai kekurangan dan ketidak mampuannya, atau orang yang mampu memecahkan masalahnya itu.
Karena sipat dasar anak berbeda-beda, baik tempramennya, gaya, sikap maupun emosinya. Begitu juga dengan anak bodoh akan berbeda dengan anak normal lainnya dan begitu jelas.
Berbagai observasi menunjukan bahwa cara berpikir anak bodoh berbeda dengan cara berpikir anak normal
pada umumnya. Karena adanya keterlambatan dalam berpikir atau menerima
materi/stimulus/rangsangan dari orang lain, khususnya saat belajar.
Kita menyadari bahwa kurang adanya perhatian terhadap kebutuhan anak yang memiliki masalah (anak bodoh) dalam cara berpikir atau merealisasikan sesuatu dan kesempatan. Kesempatan yang sepadan dan selaras dengan kebutuhan atau ketidak mampuan mereka.
Kita menyadari bahwa kurang adanya perhatian terhadap kebutuhan anak yang memiliki masalah (anak bodoh) dalam cara berpikir atau merealisasikan sesuatu dan kesempatan. Kesempatan yang sepadan dan selaras dengan kebutuhan atau ketidak mampuan mereka.
Dengan itu,
kita sebagai calon pendidik dan pembimbing sekaligus orang tua mereka, harus
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada anak didik kita yang mempunyai
kelemahan atau ketidak mampuan dalam berpikir (anak bodoh), dan bagai mana cara
kita untuk mengetahui anak tersebut.
Untuk itu kita akan membahas tentang cara mengetahui anak bodoh dan cara membimbingnya.
Untuk itu kita akan membahas tentang cara mengetahui anak bodoh dan cara membimbingnya.
B. Perumusan
Masalah
Pada rumusan
masalah, penulis fokuskan pada kelemahan dan ketidak mampuan anak dalam
berpikir atau dalam menerima pelajaran (anak bodoh).
Adapun fokus
permasalahannya adalah sebagai berikut:
1.
Pengertian anak bodoh?
2.
Bagaimana karakteristik anak bodoh?
3.
Faktor-faktor apa saja yang dapat memepengaruhi
kelemahan dalam berfikir anak?
4.
Pengaruh apa yang diakibatkan dari kelemahan
berpikir seorang anak (anak bodoh)?
5.
langkah – langkah apa yang digunakan untuk
mengatasi anak yang mengalami kelemahan atau ketidak mampuan dalam
berfikir (anak bodoh) ?
BAB II
KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Anak Bodoh
Secara umum
anak bodoh dapat diartikan anak yang mempunyai masalah kelemahan atau
kekurangan dalam hal berpikir atau menerima materi atau intelegensinya kurang.
Selain itu,
pada umumnya anak bodoh dapat diartikan salah satu dari beberapa jenis tuna
cakap belajar, yang lebih cenderung kepada ketidak berfungsian minimal otak
untuk berpikir atau menerima materi, stimulus, rangsangan.
Dari hasil
observasi menunjukan tingkat intelegensinya biasanya dibawah rata-rata, dan
lebih cenderung masa bodoh atau diam. Hasil tesnyapun hampir selalu dibawah
rata-rata dan bawaannya tidak bersemangat.
B.
Karakteritik
Anak Bodoh
Setiap anak
atau siswa memiliki sifat dan perilaku yang berbeda-beda, adapun karakteristik
anak bodoh antara lain:
1.
Memiliki kelemahan dalam berpikir dan menerima
materi atau stimulus yang diberikan oleh guru.
2.
Intelegensinya dibawah rata-rata.
3.
Tidak menunjukan peningkatan prestasi.
4.
Lebih cenderung menyendiri, cuek dan pemalu
5.
Jika dihadapkan dengan sebuah pertanyaan atau
soal cenderung tidak bisa menjawab atau lambat.
6.
Tidur didalam kelas.
7.
Tidak aktif.
8.
Nyontek pekerjaan teman.
9.
Tidak naik kelas.
Mungkin masih
banyak lagi karakteristik yang ada pada diri siswa/anak yang dikatakan bodoh.
C.
Faktor-faktor
anak mengalami atau mempunyai kelemaha/ketidak mampuan dalam berpikir, menerima
materi, stimulis dan rangsangannya (anak bodoh) antara lain:
1. Faktor
Internal (dalam diri anak)
a. Minimal
Brain Dysfunction (ketidak berfungsian minimal otak) yang bisa termanifestasi
dalam berbagai kondisi kesulitan seperti: persepsi, konseptualisasi, bahasa
memori, pengendalian perhatian impils (dorongan) atau fungsi motorik.
b. Kelemahan
perseptual
c. Males
belajar
d. Kelemahan
dalam membaca (dyslexia)
e. Bawaan
2.
Faktor Ekstern (dari luar diri anak)
a. Faktor
keluarga (keturunan)
b. Lingkungan
c. Beban
pikiran karena masalah dengan keluarga
d. Tidak
adanya atau kurangnya perhatian dari orang tua juga keluarga
e. Tidak
adanya bimbingan atau pengarahan
D.
Pengaruh
ketidak mampuan atau kelemahan dalam menerima materi, stimulus/rangsangan bagi
anak yang bersangkutan (anak bodoh) dan temannya.
a. Pengaruh
bagi dirinya sendiri
1. Menjadi
suatu masalah atas kelemahannya
2. Menjadi
penghambat dalam meraih prestasi
3. Menjadikan
kurang percaya diri dan tidak bersemangat
4. minder
dan suka menyendiri
5. Bahan
ejekan teman
6. Membuat
anak jadi merasa bodoh dan makin tidak terkontrol emosinya
7. Mudah
terpengaruh dengan hal-hal yang negatif
8. Dimarahi,
diomel orang tua
9. Menambah
beban teman sekelompoknya
b. Pengaruh
bagi teman-temannya
1. Menjadi kendala saat kerja kelompok
2. Menimbulkan rasa kasihan
3. Bahan cemoohan atau ledekan
4. Mengurangi saingan dalam berprestasi
5. Mempengaruhi dalam suasana belajar mengajar
1. Menjadi kendala saat kerja kelompok
2. Menimbulkan rasa kasihan
3. Bahan cemoohan atau ledekan
4. Mengurangi saingan dalam berprestasi
5. Mempengaruhi dalam suasana belajar mengajar
E. Langkah-langkah
untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak yang mengalami kelemahan atau
ketidak mampuan dalam menerima materi, stimulus dan rangsangan (anak bodoh) antara
lain:
a. Memberikan
perhatian dan kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Khususnya
bagi orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki anak dengan kesabaran,
tanggung jawab untuk membimbingnya.
c. Maafkan
dan jangan dimaki, berilah motivasi atau dorongan sebagai pemacu semangat
mereka.
d. Jangan sekali-kali memberi anak cap bodoh
karena itu akan menjadi beban baginya. Seperti yang dilakukan oleh Ibundanya
Albert Einstein, karena kita semua tahu bahwa saat Einstein masih duduk dibangku
SD. Einstein dicap bodoh dan dikeluarkan dari sekolah karena selalu tidak naik
kelas. Meskipun begitu, Ibunya selalu memberikan semangat untuk menjadi lebih
baik. Dan akhirnya dengan keseriusan dan ketekunan Einstein menjadi seorang
Ilmuan Besar dan menakjubkan.
e. Selalu
berprasangka baik terhadap anak.
f. Dekatilah
dan menjadi teman curhat setia bagi mereka.
g. Pergunakanlah
Metode Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Anak tertinggal (masuk dalam katagori bodoh) perlu
mendapatkan perhatian khusus
2.
Anak bodoh pada
dasarenya memiliki kemampuan setelah mendapatkan bimbingan
3.
Berdasarkan
observasi ini, anak yang masuk dalam katagori tertinggal (bodoh) dapat
meningkat prestasi dan kemampuannya setelah melalui proses bimbingan walaupun
tidak signifikan.
4.
Keseriusan seorang
guru untuk mendampingi anak yang masuk dalam katagori tertinggal membutuhkan
kesabaran dan waktu yang lebih.
KATA
PENGANTAR
Syukur
Alhamdullilah kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi atas terselesainya makalah
ini, dan sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW Nabi penutup dari seluruh
nabi .
Makalah ini berisi analisa deskeiptif,
yang terutama kami tujukan untuk pengembangan metode pengajaran dan peningkatan
mutu anak didik sehingga diharapkan kedepan bisa digunakan oleh pendidik atau
calon pendidik sebagai salah satu cara menangani anak didik terutama anak yang
masuk dalam katagori terbelakang (anak bodoh)
secara efektif dan efisien.
Penulis juga menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak hal yang
kurang sempurna, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
demi sempurnanya penulisan makalah berikutnya, dan kami juga mengucapkan
banyak-banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan penulisana makalah ini yaitu:
1. Dosen
pembimbing Mata Kuliah ini (Ibu Dra. Aliya Fatimah, M.Pd.) yang telah
membimbing dan mengarahkan cara penulisan makalah yang baik.
2. Kepala
Sekolah SDN Setail 1 Genteng Banyuwangi yang telah memberikan motivasi dalam
penyelesaian makalah ini.
3. Suami
tercinta yang selalu memberikan dorongan dan saran.
4. Rekan-rekan
guru SDN Setail 1 Genteng Banyuwangi yang telah memberikan saran dan kritikan
yang membangun.
Dengan harapan semoga penulisan
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya, dan
penulis berharap adanya kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi
sempurnanya penulisan makalah kedepan. Amin Amin Amin ya Robbal Alamin.
Genteng, 29 Desember 2010
Penulis
MAKALAH
USAHA
MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA
TERTINGGAL
(ANAK BODOH)
DI SEKOLAH DASAR
Disusun Oleh :
FAIQOTUL HIMAH
NIM : 2009286201P0005
JURUSAN : BIMBINGAN KONSELING
(BK)
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBER
IKIP PGRI JEMBER
TAHUN 2010
DAFTAR PUSTAKA
1. Aisyah,
Siti, dkk. 2007. Perkembangan dari Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.
(Modul 1-9). Jakarta: Universitas Terbuka.
2. Departemen
Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta:
Balai Pustaka.
Etty, Maria. 2003. Menyiapkan Masa Depan Anak. Jakarta: Grasindo.
Etty, Maria. 2003. Menyiapkan Masa Depan Anak. Jakarta: Grasindo.
3. Gottman,
John, dkk. 2003. Kiat-kita Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
4. Nugraha, Ali
& Rachmawati, Yeni. 2007. Metode Pengembangan Sosial Emosional (Modul
1-12). Jakarta: Universitas Terbuka.
5. Sarwono,
Wirawan, Sarlito, Dr. 1976. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar