Senin, 30 September 2013

ANAK BODOH

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Setiap anak  memiliki   kemampuan atau  kelebihan  yang  berbeda-beda, begitu pula dengan kekurangan atau ketidak mampuannya. Dari  berbagai  kekurangan  atau  ketidak  mampuan  yang  menjadi   masalah bagi siswa salah satunya adalah anak bodoh.
Jangankan  anak  berbakat  atau  berpotensi,  anak  bodohpun  membutuhkan  atau  lebih  membutuhkan  seseorang  yang  dapat memahami  serta  menghargai  kekurangan  dan  ketidak  mampuannya,  atau orang yang mampu memecahkan masalahnya itu.
Karena sipat dasar anak berbeda-beda, baik tempramennya, gaya, sikap maupun emosinya. Begitu juga dengan anak bodoh akan berbeda dengan anak normal lainnya dan begitu jelas.
Berbagai  observasi  menunjukan  bahwa  cara  berpikir  anak bodoh  berbeda   dengan  cara  berpikir  anak  normal pada umumnya. Karena adanya keterlambatan dalam berpikir atau menerima materi/stimulus/rangsangan dari orang lain, khususnya saat belajar.
Kita menyadari bahwa kurang adanya perhatian terhadap kebutuhan anak yang memiliki masalah (anak bodoh) dalam cara berpikir atau merealisasikan sesuatu dan kesempatan. Kesempatan yang sepadan dan selaras dengan kebutuhan atau ketidak mampuan mereka.
Dengan itu, kita sebagai calon pendidik dan pembimbing sekaligus orang tua mereka, harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada anak didik kita yang mempunyai kelemahan atau ketidak mampuan dalam berpikir (anak bodoh), dan bagai mana cara kita untuk mengetahui anak tersebut.
Untuk itu kita akan membahas tentang cara mengetahui anak bodoh dan cara membimbingnya.

B.   Perumusan Masalah
Pada rumusan masalah, penulis fokuskan pada kelemahan dan ketidak mampuan anak dalam berpikir atau dalam menerima pelajaran (anak bodoh).
Adapun fokus permasalahannya adalah sebagai berikut:
1.     Pengertian anak bodoh?
2.     Bagaimana karakteristik anak bodoh?
3.     Faktor-faktor apa saja yang dapat memepengaruhi kelemahan dalam berfikir anak?
4.     Pengaruh apa yang diakibatkan dari kelemahan berpikir seorang anak (anak bodoh)?
5.     langkah – langkah apa yang digunakan untuk mengatasi anak yang mengalami kelemahan atau ketidak mampuan dalam berfikir (anak bodoh) ?















BAB II
KAJIAN TEORI
A.       Pengertian Anak Bodoh
Secara umum anak bodoh dapat diartikan anak yang mempunyai masalah kelemahan atau kekurangan dalam hal berpikir atau menerima materi atau intelegensinya kurang.
Selain itu, pada umumnya anak bodoh dapat diartikan salah satu dari beberapa jenis tuna cakap belajar, yang lebih cenderung kepada ketidak berfungsian minimal otak untuk berpikir atau menerima materi, stimulus, rangsangan.
Dari hasil observasi menunjukan tingkat intelegensinya biasanya dibawah rata-rata, dan lebih cenderung masa bodoh atau diam. Hasil tesnyapun hampir selalu dibawah rata-rata dan bawaannya tidak bersemangat.

B.      Karakteritik Anak Bodoh

Setiap anak atau siswa memiliki sifat dan perilaku yang berbeda-beda, adapun karakteristik anak bodoh antara lain:
1.    Memiliki kelemahan dalam berpikir dan menerima materi atau stimulus yang diberikan oleh guru.
2.    Intelegensinya dibawah rata-rata.
3.    Tidak menunjukan peningkatan prestasi.
4.    Lebih cenderung menyendiri, cuek dan pemalu
5.    Jika dihadapkan dengan sebuah pertanyaan atau soal cenderung tidak bisa menjawab atau lambat.





6.    Tidur didalam kelas.
7.    Tidak aktif.
8.    Nyontek pekerjaan teman.
9.    Tidak naik kelas.
Mungkin masih banyak lagi karakteristik yang ada pada diri siswa/anak yang dikatakan bodoh.


C.      Faktor-faktor anak mengalami atau mempunyai kelemaha/ketidak mampuan dalam berpikir, menerima materi, stimulis dan rangsangannya (anak bodoh) antara lain:
1.    Faktor Internal (dalam diri anak)
a.    Minimal Brain Dysfunction (ketidak berfungsian minimal otak) yang bisa termanifestasi dalam berbagai kondisi kesulitan seperti: persepsi, konseptualisasi, bahasa memori, pengendalian perhatian impils (dorongan) atau fungsi motorik.
b.    Kelemahan perseptual
c.    Males belajar
d.    Kelemahan dalam membaca (dyslexia)
e.    Bawaan

2.    Faktor Ekstern (dari luar diri anak)
a.      Faktor keluarga (keturunan)
b.      Lingkungan
c.       Beban pikiran karena masalah dengan keluarga
d.      Tidak adanya atau kurangnya perhatian dari orang tua juga keluarga
e.      Tidak adanya bimbingan atau pengarahan


D.      Pengaruh ketidak mampuan atau kelemahan dalam menerima materi, stimulus/rangsangan bagi anak yang bersangkutan (anak bodoh) dan temannya.

a.    Pengaruh bagi dirinya sendiri
1.    Menjadi suatu masalah atas kelemahannya
2.    Menjadi penghambat dalam meraih prestasi
3.    Menjadikan kurang percaya diri dan tidak bersemangat
4.    minder dan suka menyendiri
5.    Bahan ejekan teman
6.    Membuat anak jadi merasa bodoh dan makin tidak terkontrol emosinya
7.    Mudah terpengaruh dengan hal-hal yang negatif
8.    Dimarahi, diomel orang tua
9.    Menambah beban teman sekelompoknya

b.    Pengaruh bagi teman-temannya
1.    Menjadi kendala saat kerja kelompok
2.    Menimbulkan rasa kasihan
3.    Bahan cemoohan atau ledekan
4.    Mengurangi saingan dalam berprestasi
5.    Mempengaruhi dalam suasana belajar mengajar

E.       Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak yang mengalami kelemahan atau ketidak mampuan dalam menerima materi, stimulus dan rangsangan (anak bodoh) antara lain:
a.    Memberikan perhatian dan kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai dengan kebutuhannya.


b.    Khususnya bagi orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki anak dengan kesabaran, tanggung jawab untuk membimbingnya.
c.    Maafkan dan jangan dimaki, berilah motivasi atau dorongan sebagai pemacu semangat mereka.
d.     Jangan sekali-kali memberi anak cap bodoh karena itu akan menjadi beban baginya. Seperti yang dilakukan oleh Ibundanya Albert Einstein, karena kita semua tahu bahwa saat Einstein masih duduk dibangku SD. Einstein dicap bodoh dan dikeluarkan dari sekolah karena selalu tidak naik kelas. Meskipun begitu, Ibunya selalu memberikan semangat untuk menjadi lebih baik. Dan akhirnya dengan keseriusan dan ketekunan Einstein menjadi seorang Ilmuan Besar dan menakjubkan.
e.    Selalu berprasangka baik terhadap anak.
f.     Dekatilah dan menjadi teman curhat setia bagi mereka.
g.    Pergunakanlah Metode Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya.











BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1.    Anak  tertinggal (masuk dalam katagori bodoh) perlu mendapatkan perhatian khusus
2.    Anak bodoh pada dasarenya memiliki kemampuan setelah mendapatkan bimbingan
3.    Berdasarkan observasi ini, anak yang masuk dalam katagori tertinggal (bodoh) dapat meningkat prestasi dan kemampuannya setelah melalui proses bimbingan walaupun tidak signifikan.
4.    Keseriusan seorang guru untuk mendampingi anak yang masuk dalam katagori tertinggal membutuhkan kesabaran dan waktu yang lebih.














KATA PENGANTAR


         Syukur Alhamdullilah kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi atas terselesainya makalah ini, dan sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW  Nabi penutup dari seluruh nabi .
         Makalah ini berisi analisa deskeiptif, yang terutama kami tujukan untuk pengembangan metode pengajaran dan peningkatan mutu anak didik sehingga diharapkan kedepan bisa digunakan oleh pendidik atau calon pendidik sebagai salah satu cara menangani anak didik terutama anak yang masuk dalam katagori terbelakang (anak bodoh)  secara efektif dan efisien.
           Penulis juga menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak hal yang kurang sempurna, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi sempurnanya penulisan makalah berikutnya, dan kami juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penulisana makalah ini  yaitu:
1.    Dosen pembimbing Mata Kuliah ini (Ibu Dra. Aliya Fatimah, M.Pd.) yang telah membimbing dan mengarahkan cara penulisan makalah yang baik.
2.    Kepala Sekolah SDN Setail 1 Genteng Banyuwangi yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian makalah ini.
3.    Suami tercinta yang selalu memberikan dorongan dan saran.



4.    Rekan-rekan guru SDN Setail 1 Genteng Banyuwangi yang telah memberikan saran dan kritikan yang membangun. 

             Dengan harapan semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya, dan penulis berharap adanya kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya penulisan makalah kedepan. Amin Amin Amin ya Robbal Alamin.


                                                  Genteng, 29 Desember 2010

                                                Penulis







MAKALAH

USAHA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA

TERTINGGAL (ANAK BODOH)

DI SEKOLAH DASAR




Disusun Oleh :
FAIQOTUL HIMAH
NIM : 2009286201P0005
JURUSAN : BIMBINGAN KONSELING (BK)
 
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBER
IKIP PGRI JEMBER
TAHUN 2010





DAFTAR PUSTAKA


1.    Aisyah, Siti, dkk. 2007. Perkembangan dari Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. (Modul 1-9). Jakarta: Universitas Terbuka.
2.    Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.
Etty, Maria. 2003. Menyiapkan Masa Depan Anak. Jakarta: Grasindo.
3.    Gottman, John, dkk. 2003. Kiat-kita Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
4.    Nugraha, Ali & Rachmawati, Yeni. 2007. Metode Pengembangan Sosial Emosional (Modul 1-12). Jakarta: Universitas Terbuka.
5.    Sarwono, Wirawan, Sarlito, Dr. 1976. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar