DIALOG MASALAH
KETUHANAN YESUS
OLEH KH.
BAHAUDIN MUDHARI
DITERBITKAN
OLEH PUSTAKA DAI - SURABAYA.
ASAL MULA TERJADINYA.
( PERTEMUAN MALAM PERTAMA)
Pada malam selasa tanggal 9 Maret
1970, salah seorang santri dari Pesantren Sumenep Sdr. Marzuki mengadakan sekadar selamatan Tahun Baru Islam (1 Muharram tahun
Hijriah) yang dihadiri oleh beberapa santri lainnya. Beberapa saat kemudian datang dua
orang saudara bernama Markam dan Antonius Widuri
(keduanya adalah tim akuntan) yang oleh kantornya Di Jakarta ditugaskan di PN. Garam Kalianget.
Saudara Markan berasal dari Padang beragama Islam dan Saudara antonius Widuri berasal dari Jogjakarta beragama Kristen
sejak kecil dan memang dari keluarga Kristen
katolik Roma. Kedatangan saudara Markam dan Antonius Widuri pada selamatan tsb.
ingin menemui Kyai Bahaudin Mudhari yang
memang sudah dikenal sebelumnya. Oleh kawan-kawan, terutama oleh saudara
Marzuki selaku tuan rumah, kedatangan dua saudara ini disambut dengan ramah tamah dan rasa gembira.
Kemudian saudara Markam
menerangkan kedatangannya dari Kalianget ke Sumenep menyertai saudara Antonius
Widuri, sengaja untuk menemui Kyai Bahaudin Mudhari, berhubung dengan
keinginannya yang sudah lama terkandung untuk membandingkan tentang masalah
Ketuhanan dalam agama Kristen dan Islam. Juga soal yang berhubungan dengan i'tikat,
kepercayaan diantara kedua agama tsb. Menurut saudara Markam, karena bapak Kyai
sedang berada di sini, kalau bisa di lain
waktu saja untuk menemui beliau. Akan tetapi sekiranya bapak Kyai dan Tuan Rumah serta
saudara-saudara disini tidak berkeberatan, minta supaya diperkenankan untuk menguraikan isi hatinya agar saudara-saudara
tidak salah paham, karena hal tsb, hanya dari hai-kehati saja, yakni soal keyakinan pribadi
semata-mata. Kawan-kawan tidak berkeberatan asalkan berkisar soal agama saja, dan tidak ada kata-kata
singgungan terhadap siapapun. jadi hanya merupakan soal jawab antara pribadi
dengan pribadi saja.
Bapak Kyai Bahaudin menerangkan ,
sekiranya soal jawab antar pribadi ini tidak selesai malam ini juga, apakah
akan dilanjutkan pada malam yang lain. Oleh saudara Markam dan Antonius di
jawab bahwa yang penting adalah kepuasan, walaupun memerlukan waktu lama baik
siang maupun malam. Kalau begitu menurut Kyai Bahaudin Mudhary, kita dapat
menamakan pertemuan ini adalah pertemuan pertama. Dengan catatan pertemuan
pribadi semata bukan pertemuan dengan undangan.
Perlu diterangkan dalam soal
jawab ini nama-namanya disingkatkan. Huruf : "A " untuk bapak Kyai
Bahaudin dan huruf "B" untuk Antonius
atau Sdr. Markam, karena saudara Markam sering ikut menjelaskan keterangan
saudara Antonius.
PERSETUJUAN BERSAMA.
A : Sebelum diadakan pertemuan,
saya pandang perlu menentukan sesuatu yang dirasa penting yang patut kita atur
terlebih dahulu.
B : Hal itu kita serahkan saja
kepada bapak Kyai bagaimana baiknya pertemuan kita ini
A : Apakah tidak sebaiknya
pertemuan kita ini dicatat saja dan bila perlu
kita gunakan tape recorder untuk
dijadikan kenang-kenangan.
B : Baiklah, kita setuju pendapat
bapak Kyai.
A : Kalau begitu saya akan minta
bantuan kepada seorang saudara untuk mencatat
pembicaraan kita masing-
masing. Dan apakah saudara tidak keberatan
hasil pembicaraan kita nanti sekiranya panjang perlu
untuk diketahui umum juga, sebaiknya kita
jadikan buku (dibukukan).
B : Buat saya tidak keberatan
asal membawa manfaat untuk umum.
A : Jadi saudara setuju.
B : Ya sangat setuju.
A : Terima kasih, sekarang saya
ingin menanyakan maksud saudara menemui saya. Dan tadi saudara menyebut
tentang
agama Kristen dan Islam.
B : Begini Pak Kyai, secara terus
terang dengan hati ikhlas ( "bandingkan dengan viktor") saya
sampaikan bahwa saya adalah seorang yang beragama Kristen Katolik. Seringkali
juga saya membaca buku-buku agama Islam, dan majalah-majalah Islam, terutama
majalah Kiblat yang terbitdi Jakarta. Dengan membaca buku-buku dan
majalah-majalah tsb, lalutimbul keinginan saya untuk mempelajari dan meneliti
agama Islam.Akan tetapi keinginan itu selalu
saya sembuyikan saja.
A : Dimanakah saudara mendapat
buku-buku Islam dan majalah Kiblat?
B : Secara tidak sengaja, saya
sering menemukan di meja kawan.Mula-mula saya tidak menghiraukan, karena buku
dan majalah tsb. berlainan dengan keyakinan saya. Pada suatu malam saya tidak bisa tidur,
padahal saya ingin istirahat, lalu saya mondar-mandir dikamar tidur, keluar
masuk kamar, lalu saya lihat majalah Kiblat di atas meja, mungkin kepunyaan
kawan yang ketinggalan waktu bertamu ketempat saya. Secara tidak sengaja saya
ambil majalah tsb, tanpa kesadaran saya bawa ketempat tidur, lalu saya
buka-buka lembaran, mungkin ada bacaan atau cerita-cerita yang dapat mendorong
saya tidur. Kemudian pada suatu halaman, saya
menjadi terkejut melihat suatu artikel
tentang "Kristen", tanpa pikir saya membacanya. Mula-mula hati saya
selaku seorang kristen merasa tersinggung, akan tetapi seolah-olah ada daya tarik yang memerintahkan
saya supaya terus membacanya pada saat itulah secara tiba-tiba muncul dorongan
hati saya untuk berpikir dan meneliti
kebenaran keyakinan saya. Entah
karena apa saya lantas ingin membaca buku-buku Islam dan majalah-majalah islam.
Malah seringkali saya cari-cari pinjaman majalah Kiblat pada kawan-kawan yang berlangganan. Makin lama,bertambah timbul
dorongan hati saya untuk meneliti ajaran Islam dan Kristen, dan ingin
membandingkan tentang ketuhanan antara dua agama tsb. Secara diam-diam saya
terus membaca-baca buku Islam disamping membaca kitab Injil yang menjadi
keharusan saya selaku pemeluk agama Kristen.
A : Apakah saudara telah
mempelajari Kitab Injil cukup mendalam?
B : Menurut perasaan saya, Kitab
Injil itu telah saya pelajari dan saya anggap cukup mendalam. Ini hanya menurut
ukuran kemampuan yang ada pada saya
saja.Entah dalam penilaian orang lain.
A : Kemudian bagaimana kelanjutan
keinginan saudara?
B : Setelah saya meneliti
buku-buku Islam dan Kristen yang saya temui maka dorongan hati saya untuk
melepaskan keinginan saya tak dapat saya tahan. Lalu saya mulai tanya-tanya
tentang agama Islam pada beberapa orang yang saya temui, tetapi keterangannya
itu belum ada yang memuaskan hati saya.
A : Kepada siapa saja saudara
bertanya tentang ajaran Islam?
B : Kepada siapa saja yang saya
temui, disamping pembicaraan lain. Jadi saya
bertanya-tanya merupakan selingan-selingan dari pada yang menjadi pokok
pembicaraan. Jadi tidak secara langsung.
A : setelah itu adakah suatu
pengaruh pada saudara?
B : Ya, anehnya saya mulai tidak
rajin lagi pergi ke gereja. Mungkin inilah pengaruhnya.
A : Kemudian bagaimana ?
B : Oleh karena saya tidak merasa
puas dari orang-orang yang memberikan keterangan tentang Islam, lalu saya
bicarakan kepada saudara Markan. Oleh saudara Markan saya diajak kerumah bapak
Kyai Baha. Maka saya perlukan datang kemari diantar oleh saudara Markan.
A : Mungkin saudara belum
mendalam mempelajari kitab Injil. Apakah tidak sebaiknya saudara meneliti
kembali ajaran-ajaran agama Kristen
sebelum diadakan pertemuan lebih lanjut.
B : Kalau begitu apakah orang
yang bukan pemeluk Islam tidak dibolehkan mempelajari agama Islam?
A : Bukan begitu, maksud saya
agama Islam itu bersikap toleransi terhadap semua agama dan pemeluknya. Memang
para pemeluk Islam diwajibkan berdakwah
kepada siapa saja yang mau menerimanya. Tetapi Islam melarang pemaksaan pada
orang lain untuk memeluk agama Islam.
B : Akan tetapi, saya pun memeluk
agama Kristen bukan karena ikut-ikutan. Pendirian saya setiap orang bebas
memilih agama menurut keyakinanya dan berpindah agama menurut keyakinannya
pula, yang tentu sebelumnya didahului oleh penelitian dan
pertimbangan-pertimbangan yang mendalam sesuai dengan kemampuannya, baik dengan
perantaraan buku-buku, Kitab-kitab, maupun soal jawab (diskusi) atau lainnya.
A : Betul akan tetapi asalkan
dengan cara yang wajar sehingga tidak menimbulkan salah penafsiran antara
pemeluk suatu agama dan penganut agama yang lain.
B : Itulah yang saya maksudkan
agar kedatangan saya kepada bapak Kyai tidak sampai timbul sangka-sangka dan
dugaan-dugaan yang tidak wajar melainkan dengan tujuan mencari kebenaran dalam
memeluk suatu agama diatas dasar penelitian
dari segi rasio maupun ilmu jiwa, dari segi ilmiah, sehingga menimbulkan
keyakinan yang kokoh dalam jiwa saya. Keyakinan yang teguh dan kokoh tentunya
tidak mungkin menjadi ikut-ikutan.
A : Memang seharusnya demikian.
B ; Ada saya jumpai, penganut suatu
agama ddisebabkan karena keturunan karena ayah dan ibunya menganut suatu agama,
karena pengaruh pergaulan, lingkungan, pengaruh keadaan atau bisa jadi maksud
untuk berlindung atau lainnya. Oleh karenanya saya berani bersumpah bahwa saya tidak termasuk pada orang-orang yang
saya sebutkan diatas.
A : Saya hargai pendirian
saudara.
B : Oleh karena itulah saya
menemui bapak Kyai untuk menguraikan isi hati saya yang telah lama saya
kandung. Akan tetapi apakah tidak sebaiknya bapak Kyai memberikan waktu kepada
saya.Terserah menurut kesempatan bapak Kyai, karena sekarang sudah tengah malam. Akan tetapi sebisa-bisanya
secepat mungkin.
A : Baik, besok malam saja
saudara datang lagi, dengan catatan tidak usah memberitahukan dulu pada orang
lain. Saya usahakan tempatnya.
B : Pokoknya pertemuan kita
usahakan supaya tida sampai diketahui orang lain, tetapi kalau dipandang perlu
saya kira boleh saja, daripada hasil pertemuan kita beritahukan. Sekiranya
besok malam ada orang datang hanya ingin mendengarkan, hal itu terserah kepada
mereka sendiri, pokoknya kita tidak mengundang mereka dan mereka tidak
mengganggu ketertiban dan kelancaran
dalam pertemuan kita.
B : Baiklah, semoga pertemuan
kita dapat diatur antara pribadi dengan Pribadi bukan untuk umum.
A : Memang demikianlah rencana
saya dan supaya saudara-saudara yang ada
disini tahu.
B : Saya setuju pendapat bapak
Kyai.
A : Adakah saudara mempunyai
kitab Injil.
B : Ya, saya mempunyai kitab :
Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan yang berbahasa Inggris "The Holy Bible"
dan ada juga kitab bahasa belanda "Bijbellezingen voor het Huisgezin"
dan ada juga "Alkitab" terbitan tahun 1968 dan yang terbitan tahun 1970 dan kitab
"Zabur"
A : Saya harap kitab-kitab
yang saudara sebutkan itu dibawa semuanya besok malam.
B : Ya saya akan bawa
semuanya. Apakah bapak Kyai juga mempunyai
kitab tsb.
A : Dulu pernah
mempelajarinya, tetapi dipinjam oleh kawan yang sampai sekarang belum
dikembalikan, namun saya telah membacanya.
B : Kalau begitu saya akan
bawa semua kitab-kitab Kristen yang ada pada
saya.
A : Harapan saya memang
demikian.
MALAM KEDUA
A : Sejak kapan saudara
beragama Kristen?
B : Sejak saya dilahirkan.
A ; Apakah saudara benar-benar
mempelajari bahwa agama Kristen itu suatu agama yang paling benar?
B : Ya, memang saya menyadari.
A : Apakah saudara berkeyakinan
bahwa Kitab Injil itu suci?
B : Ya, saya yakin sekali.
A : Dari siapakah pengertian
saudara bahwa Bibel itu dari Tuhan Yang Maha Suci ?
B : Guru saya menerangkan bahwa
Bibel adalah Kitab Suci berisi pengajaran Tuhan Yesus, yang dicatat oleh
Rasul-Rasul Matius, Lukas, Yohanes dan Rasul Markus.
A : Apakah yang dimaksud suci
pada Bibel itu mempunyai arti bahwa Bibel Bersih dari pada kesalahan-kesalahan.
B : Betul demikian. Tetapi
kesalahan yang bagaimana yang bapak
maksudkan.
A : Misalnya : Pada suatu saat
ada orang mengabarkan pada saudara si A sakit, sedangkan orang lain
memberitahukan bahwa pada saat itu si A
tidak sakit. Kedua berita itu apakah benar semuanya atau salahsemuanya,
atau salah satunya yang benar ?
B : Di antara keduanya itu tentu
salah satu yang benar atau keduanya salah dan mustahil kedua-duanya benar.
A : Satu misal lain, si A
mempunyai 3 orang anak dan orang lain mengatakan si A mempunyai 10 anak. Apakah
dua perkataan itu benar semuanya atau salah semuanya atau salah satu yang benar
?
B : Tidak mungkin benar
semuanya, melainkan salah satunya yang benar atau salah semuanya.
A : Kalau saya mengatakan
benar semuanya, bagaimana pendapat saudara ?
B : Itu adalah mustahil,
karena ternyata ada perselisihan diantara keduanya.
A : Andaikata ada suatu kitab
suci, akan tetapi ayat-ayat di dalamnya diantara yang satu dengan yang lain terdapat
perselisihan, apakah kitab itu akan dinamakan Kitab suci ?
B : Tentu bukan kitab suci,
karena yang dinamakan kitab suci itu adalah ilham (wahyu) dari Tuhan, yang
mustahil terdapat kesalahan atau perselisihan.
A : Jadi kalau begitu bukan Kitab
suci lagi ?
B : Betul, kesuciannya telah
batal.
A : Kalau demikian, tentu isinya
tidak dapat dipercaya, kesuciannya atau kebenarannya,
karena diantara ayat-ayatnya terdapat perselisihan.
B : Yang jelas diantara
ayat-ayatnya pasti bukan dari Tuhan, atu sudah dicampur adukkan dengan karangan
manusia, sehingga kesuciannya ternoda.
Ringkasnya sudah tidak suci lagi.
A : Kalau misalnya Bibel terdapat
selisih antara satu ayat dengan ayat lain apakah saudara masih berkeyakinan
Bibel itu kitab suci ?
B : Saya tidak yakin kalau Kitab
Bibel tidak suci. Terkecuali kalau ada
bukti- bukti nyata yang menunjukkan ayat-ayatnya berselisih antara yang
satu dengan yang lain, yang dapat
menimbulkan keraguan saya tentang kesu-ciannya. Menurut penelitian bapak,
apakah ayat-ayat Bibel ada yang berselisih ?
A : Ya, banyak yang
berselisih.
B : Di Perjanjian Lama atau
Perjanjian Baru.
A : Dua-duanya terdapat
beberapa perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain.
B : Di bab apa dan pasal serta
ayat berapa ?
A : Supaya berurutan saya atur
dalam beberapa pasal : Pertama soal Ketuhanan
Yesus, karena soal ketuhanan adalah termasuk kepercayaan pokok pada tiap-tiap agama. Jadi soal ini perlu sekali didahulukan. Sesudah itu kita
berpindah kepada soal yang lain yang berhubungan dengan soal agama kristen yang
termaktub dalam kitab Bibel. Bagaimana
pendapat saudara ?
B : Baik, saya menyetujui
pendapat bapak.
A : Sekarang saya ingin bertanya,
apakah alasan saudara bahwa Yesus menjadi anak Tuhan ?
B : Dalam "Matius",
pasal 3 ayat 17 menyebutkan demikian : "Maka suatu suara dari langit
mengatakan : " Inilah anakku yang kukasihi. Kepadanya aku berkenan".
Juga di Lukas pasal 4 ayat 41, bahwa Yesus itu anak Allah."
A : Kalau begitu silahkan buka
"Matius" pasal 5 ayat 9
B : Baik. Dalam pasal dan ayat
itu menyebutkan : " Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang,
karena mereka itu akan disebut anak-anak
Allah".
A : Berdasarkan ayat tsb. yang
dimaksudkan " Anak Allah" itu ialah orang yang dihormati seperti
Nabi. Kalau Yesus dianggap anak Allah, maka
semua orang yang mendamaikan manusia pun menjadi anak-anak Allah juga.
Jadi bukan Yesus saja Anak allah tetapi ada terlalu banyak.
B : Dalam "Yohanes"
pasal 14 ayat 9 disebutkan "Siapa yang sudah nampak Aku, ia sudah nampak Bapa", dan
di ayat 10 disebutkan : "tiadakah
engkau percaya bahwa aku ini di dalam Bapa, dan Bapapun di dalam Aku? Segala
perkataan yang aku ini katakan kepadamu, bukanlah
Aku katakan dengan kehendak sendiri, melainkan Bapa itu yang tinggal di dalam Aku. Ia mengadakan
segala perbuatan itu.
A : Baiklah. Silahkan saudara
periksa "Yohanes" pasal 17 ayat 23
B : Baik. Di pasal ini
disebutkan bahwa : " Aku di dalam mereka itu, dan Engkau di dalam Aku ; supaya mereka itu sempurna di dalam persekutuan ".
A : Perhatikan di ayat ini ada
tersusun kata " Aku di dalam mereka". Kata "mereka" di ayat ini ialah sahabat
Yesus. Sedang yang dimaksudkan "dengan aku"
ialah Yesus. Jadi kata"AKU" beserta mereka artinya Yesus beserta sahabt-sahabatnya. Jadi Tuhan itu
beserta Yesus dan para sahabatnya. Kalau saudara percaya hal kesatuan Yesus
dengan Bapa maka saudara pun harus percaya tentang kesatuan Bapa itu dengan semua
sahabat Yesus yang berjumlah 12 orang itu. Jadi bukan bukan Yesus dan Roh suci saja yang menjadi satu dengan Tuhan,
melainkan harus ditambah 12 orang lagi. Ini namanya persatuan Tuhan atau Tuhan
persatuan bukan hanya Tritunggal tetapi 15 tunggal. Jadi berdasarakan perselisihan ayat-ayat tsb, yang
manakah yang benar. Tiga menjadi Tunggal atau 15 menjadi Tunggal. Ayat manakah
yang akan saudara yakini, yang tiga menjadi tunggal ataukah yang 15 itu?
B : Tunggu dulu Pak, ini agak
membingungkan saya.
A : tentu akan lebih
membingungkan saudara kalau saya tunjukkan ayat yang lain. silahkan periksa "Yohanes" pasal 17 ayat 3
B : baik. Disini menyebutkan
" Inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal Engkau, Allah yang Esa dan Yesus kristus yang telah Engkau suruhkan itu".
A : Di ayat ini menyebutkan Tuhan
adalah Esa. Dalam Kamus bahasa Indonesia
oleh E. St. Harahap, cetakan ke II disebutkan bahwa Esa itu berarti satu,
pertama(tungal) dan di ayat itu juga disebutkan bahwa Yesus Kristus adalah Pesuruh Allah (Utusan/Rasul). Kalau demikian, manakah
yang benar. Di satu ayat menyebutkan Tuhan
dengan Yesus menjadi satu di lain ayat
15 menjadi satu dan yang lain lagi Tuhan itu Tunggal, sedangkan di ayat itu
pula menyebutkan bahwa Yesus itu pesuruh Allah bukan Tuhan. Menurut pengakuan
saudara suatu Kitab suci yang kandungan ayat-ayatnya bertentangan antara yang satu
dengan yang lain tentu sulit sekali dipercaya kesuciannya, karena yang disebut
suci itu bersih dari kekeliruan dan perselisihan.
B : Masih adakah ayat yang
menyebutkan demikian ?
A : Ayat yang bagaimana yang
saudara maksudkan ?
B : Ayat yang menyebutkan bhawa
Tuhan itu Esa (Tunggal), bukan tiga menjadi satu.
A : Silahkan buka di
"Ulangan" pasal 4 ayat 35.
B ; Baik. Di pasal dan ayat ini
menyebutkan; " Maka kepadamulah ia itu ditunjuk , supaya diketahui olehmu
bahwa Tuhan itulah Allah, dan kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain
lagi"
A : Jelas di dalam Bibel sendiri
menerangkan bahwa Tuhan itu Esa, Tunggal.
B : Tetapi itu di dalam Kitab
Perjanjian Lama. Apakah terdapat juga di
Perjanjian Baru ?
A : Saudara minta di Perjanjian
Baru, baiklah. Silahkan saudara buka Markus pasal 12 ayat 29
B : Baik. Di pasal dan ayat tsb.
menyebutkan " Maka jawab Yesus kepadanya. hukum yang terutama ialah :
Dengarlah olehmu hai Israel, adapun Allah
Tuhan kita ialah Tuhan yang Esa."
A : Periksa lagi di Perjanjian
Lama di "Ulangan" pasal 6 ayat 4
B : Baik disini disebutkan :
" Dengarlah olehmu hai Israel, sesungguhnya Hua Allah kita, Hua itu Esa adanya."
A : apakah belum jelas bahwa
Bibel sendiri yang menjadi Kitab Sucinya Orang
Kristen menyebutkan seterang-terangnya bahwa Tuhan itu tunggal, bukan tiga
menjadi satu atau satu menjadi tiga. Taruh kata di Bibel ada ayat yang
menyebutkan Tuhan itu tiga menjadi satu, saya ingin bertanya yang manakah di
antara kedua ayat itu yang benar, yang Tunggalkah atau yang tiga menjadi Tunggal.
Jadi salah satu dari dua ayat tsb. pasti ada yang benar, karena sudah jelas dua
ayat itu tidak sama. Kalau salah satu atau
dua-duanya salah, maka kandungan Kitab
suci itu ada yang salah;jadi bukan Kitab suci namanya.
B : Betul, salah satu pasti salah
atau kedua-duanya salah.
A : Kalau demikian apakah dapat
diyakini kebenarannya sebagai kitab suci, kalau kitab suci itu mengandung
kesalahan atau tidak benar isinya.
B : Ya, yang disebut kiab suci
itu harus bersih dari kesalahan-kesalahan kalau tidak demikian maka batallah
kesucian kitab suci itu.
A : Menurut kepercayaan saudara,
apakah Yesus bersatu dengan Allah
B : Ya demikian.
A : Kalau demikian tentu Yesus
adalah selalu bersama Allah dan Allah selalu
bersama Yesus.
B : betul demikian sebagaimana
tersebut dalam "Yohanes" 10,30 yang bunyinya sebagai berikut : "
Aku dan Bapa itu satu adanya". Demikian juga Roh suci sebab Roh suci itu
menjadi satu dengan Yesus, sebagaimana tersebut dalam injil, ialah setelah
Yesus berumur 30 tahun turun roh suci kepadanya dan dibaptiskan oleh pembaptis
yaitu Yohanes. jadi jelas bahwa Yesus,
Roh suci,Tuhan adalah Tunggal.
A : Kalau begitu silahkan buka
"Matius" pasal 27 ayat 46
B : Baik, dipasal dan ayat tsb.
menyebutkan : " Maka sekira-kira pukul tiga itu berserulah Yesus dengan
suara yang nyaring katanya : "Eli, Eli lama sabaktani ", artinya " Ya
Tuhan, apakah sebabnya Engkau
meninggalkan Aku'.
A : Berdasarkan seruan Yesus di
ayat itu, jelas bahwa Yesus tidak bersatu dengan Tuhan, yakni Tuhan
meninggalkan Yesus, waktu akan disalibkan.
Mestinya kalau Tuhan menjadi satu dengan Yesus, disaat itulah saat tepat untuk menolong Yesus, tetapi
kenyataannya Tuhan tidak bersatu dengan
Yesus sehingga Yesus sendiri minta tolong.
B : Tetapi Yesus itu hidupnya
memang untuk disalib guna menebus dosa
manusia.
A : Kalau hidupnya Yesus memang
untuk disalib, mengapa Yesus tidak bersedia dan menolak untuk disalib. Buktinya ia berseru dengan sÌ~~~~ nyaring minta tolong pada Tuhan agar ia
terlepas dari disalibkan. Dengan kata
lain Yesus tidak bersedia selaku penebus dosa.
B : Betul, saya lantas tidak
mengerti mengapa ayat-ayat Bibel itu ada
simpang siur.
A: Dari sebab itulah mengapa
saudara menyembah Yesus selaku Tuhan yang tidak berkuasa menyelamatkan dirinya
sendiri, malah minta tolong. Pantaskah ada Tuhan demikian. Dan saya lanjutkan
pertanyaan, apakah manusia-manusia
yang menyalibkan Yesus itu dilaknat?
B: Pasti dilaknat.
A: Mestinya tidak dilaknat, malah
Yesus harus berterima kasih kepada mereka yang menyalibkan dia, bahkan mereka
itu seharusnya mendapatkan ganjaran, karena menurut keterangan saudara,
kehidupan Yesus itu harus disalib untuk menebus dosa-dosa. Jika tidak ada manusia
yang bersedia menyalibkan Yesus, maka dosa-dosa manusia tentu tidak ada yang
menebusnya. Jadi manusia-manusia yang telah menyalib Yesus itu berjasa kepada
Yesus dan penganut-penganut kristen. Akan tetapi mereka yang sudah terbukti
berjasa itu malah dilaknat. Mestinya
mereka itu masuk surga dan dipuji-puji atas jasanya.
B: Ini memang tidak masuk akal
atau sekurang-kurangnya memang sulit dimengerti; akan tetapi Roh Tuhan bersatu
dengan Yesus itu tidak mustahil. sebagaimana banyak manusia yang kesurupan
hantu, jin malaikat atau makhluk-makhluk halus lainnya., sehingga tindakan
tindakan dan perbuatannya menurut kehendak makhluk halus tsb. Demikian juga ada yang kemasukan Roh suci seperti roh
malaikat sehingga tindakan-tindakan dan perbuatannya adalah suci.
A: Kalau demikian baiklah saya
bikin pertanyaan; Manusia yang bersatu (kesurupan) jin itu apakah dia disebut
jin.
B: Tidak
A: Yesus yang bersatu (menerima)
Roh Tuhan itu apakah ia disebut tuhan?
B: Mestinya tidak juga.
A: Seharusnya begitu. Jadi jelas
bahwa Yesus yang menerima Roh ketuhanan tentunya bukan Tuhan. Manusia yang menerima wahyu Tuhan itu bukan Tuhan
melainkan adalah utusan (pesuruh) Tuhan. Sessuai dengan pengakuan Yesus sendiri sebagaimana tsb.
dalam "Yohanes' pasal 17 ayat 3 yang berbunyi: " supaya mereka itu
mengenal Engkau. Allah Yang Maha Esa dan Benar, dan Yesus Kristus yang telah
Engkau suruhkan itu".
B: Saya lantas tambah tidak mengerti tentang
Ketuhanan Yesus itu.
A: Menurut
keterangan saudara tadi, bahwa manusia yang bersatu dengan (kesurupan)
makhluk halus seperti roh-roh, jin dan malaikat, maka tindakan dan perbuatannya pasti menurut
kehendak atau menyerupai perbuatan makhluk-makhluk halus itu.
B: Benar begitu.
A: Kalau demikian maka Yesus yang
saudara akui bersatu dengan Tuhan mestinya tindakan-tindakan dan perbuatannya
menyerupai perbuatan Tuhan.
B: Mestinya begitu.
A: Akan tetapi kenyataanya tidak
demikian. Tuhan tidak tidur tatapi Yesus
tidur, Tuhan tidak makan tetapi Yesus makan, Tuhan tidak sakit tetapi
Yesus sakit, Tuhan tidak menyembah kepada siapapun tetapi Yesus menyembah Tuhan. Tuhan tidak mati tetapi Yesus mati,
walaupun menurut i'tikat Kristen hidup kembali tetapi ia mati.
B: Menurut anggapan orang Kristen
salah satu yang mneyebabkan Yesus bersatu dengan
Tuhan, karena ia mengetahui yang gaib.
A: Kalau begitu silahkan
buka"Markus" pasal 13 ayat 31,32
B: Baik, ayat itu menyebutkan:
"Sesungguhnya langit dan bumi akan lenyap tetapi perkataanku kekal. Tetapi
akan harinya atau ketikanya itu tidak diketahui oleh seorang juapun, baik
segala malaikat yang di sorgapun tidak, anak
itu pun tidak, hanyalah Bapa saja."
A: Jelas di Bibel sendiri
tertulis, Yesus sendiri mengaku tidak ada yang
tahu
kapan hari kiamat, melainkan hanya Tuhan sendiri.Jadi tegas Yesus sendiri tidak mengetahui waktunya hari
kiamat, yang termasuk suatu yang
gaib. Yang tidak tahu itu pasti bukan Tuhan.
B: Tetapi Yesus menyebutkan
dirinya di ayat ini dengan kata:"Anak", yang berarti ia anak Tuhan.
A: Silahkan buka
"Matius" pasal 1 ayat 16
B: Baik. Disitu
disebutkan:" dan Yakub memperanakkan Yusuf, yaitu suami Maria; ialah yang
melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
A: Jelas bahwa yang
diperanakkan itu pasti bukan Tuhan sebagaimana tersebut dalam ayat tsb.
Silahkan periksa lagi "Keluaran" pasal 4 ayat 22
B: Baik. Di situ disebutkan:
"Maka pada masa itu hendaklah katamu kepada Fir'aun demikian:" Inilah
firman Tuhan: Bahwa Israil itulah anakku laki-laki,
yaitu anakku yang sulung".
A: Di ayat ini disebutkan bahwa
Israil adalh anak tuhan yang sulung, sedangkan Yesus tidak disebutkan anak yang
keberapa. silahkan buka lagi "Yeremia" pasal 31 ayat 9
B: Ayat ini menyebutkan,"
akulah bapak bagi Israil; dan Afraim itulah anak yang sulung".
A: Jelas sekali bahwa berdasarkan
Bibel sendiri Anak Tuhan itu banyak,bukan
Yesus saja, padahal sebenarnya yang dimaksudkan dengan "Anak" dalam
ayat itu ialah mereka yang dikasihi oel Tuhan, termasuk Yesus jadi bukan anak
yang sebenarnya.
B: Tetapi dalam
"Matius", pasal 1 ayat 18, menyebutkan sebagai berikut:" Adapun
kelahiran Yesus Kristus demikian adanya : Tatkala Maria, yaitu ibunya, bertunangan dengan Yusuf, sebelum
keduanya bersetubuh, maka nyatalah
Maria itu hamil dari pada roh kudus. Roh kudus artinya Roh Tuhan. Oleh karenanya maka Yesus itu adalah
anak Tuhan, sebagaimana juga
di"Matius" pasal 1 ayat 20 menyebutkan:" yusuf bermimpi
seorang Malaikat, Tuhan berkata
:" Hai Yusuf, anak Daud janganlah engkau kuatir menerima Maria itu menjadi
istrimu karena kandungan itu terbitnya
dai pada Roh kudus."
A: Kalau begitu silahkan
buka:"Kisah Rasul", pasal 6 ayat 5.
B: Baik, ayat itu menyebutkan:
"Maka perkataan ini diperkenankan oleh sekalian orang banyak itu, lalu
memilih Stephanus, yaitu seorang yang penuh dengan iman, dan Roh kudus, dan
lagi Philippus, dan Prokhorus dan Nikanor dan Simion dan Parmenas dan Nikolaus
yaitu mualaf asalnya dari negeri Antiochia.
A: Jadi berdasarkan ayat Bibel
sendiri menunjukkan bahwa Roh Kudus itu bukan pada Yesus saja. Ini menunjukkan
bahwa Roh Kudus itu Roh Suci, atau Roh Kesucian yang maksudnya roh yang bersih
dari roh-roh kotor, bukan seperti roh setan atau
hantu. Sebagaimana halnya para Nabi
lainnya dengan roh sucinya.
Menurut Al Qur'an, Roh Kudus (roh suci) itu berarti "Jibril". Di Bibel sendiri
menyebutkan bahwa para nabi yang terdahulu
adalah Kudus.
B: Di Bibel pasal berapa
menyebutkan demikian?
A: Silahlan periksa surat petrus
yang kedua pasal 3 ayat 2.
B: Baik. pasal dan ayat ini
menyebutkan: " supaya kamu ingat perkataan yang sudah disabdakan, dahulu oleh nabi yang
kudus dan akan hukum Tuhan lagi juru
Selamat, dengan jalan rasul-rasul yang disuruhkan kepadamu".
A: Jelas di Bibel sendiri
menyebutkan bahwa Roh Kudus itu bukan Tuhan denga kata lain bahwa Yesus dalam
kandungan Maria itu bukan Tuhan atau Roh Tuhan, melainkan adalah roh
bersih,suci,dengan izin atau perintah
Allah yang dikaruniakan kepada hamba yang dikehendakinya.Lebih jelas harap
saudara periksa dalam "Kisah Rasul", pasal 5 ayat 32.
B: Ayat tsb menyebutkan: "
Dan kami inilah saksi atas segala perkara itu,"demikian juga Roh Kudus
yang dikaruniakan Allah kepada sekalian orang yang menurut Dia."
A: Silahkan periksa lagi dalam
'Lukas', pasal 1 ayat 41.
B: Pasal ini menyebutkan
bahwa:" Maka berlakulah tatkala Elisabet mendengar salam Mariaitu,
meloncatlah kanak-kanak yang didalam
rahimnya itu dan elisabet penuh roh kudus.
A: Sudah jelas sekali bahwa arti
Roh kudus adalh Roh Suci yang dikaruniakan oleh Allah kepada siapapun yang
dikehendakinya. Kalau sekiranya Roh
Kudus itu diartikan dengan Allah atau Roh Allah maka bukan Yesus saja menjadi Tuhan atau anak Tuhan, melainkan segala orang yang taat kepada Tuhan,
para Nabi dan Elisabet(istri Zakaria) pun
mestinya Tuhan juga.
B: Yesus dianggap Tuhan oleh
karena ia mempunyai ro Ketuhanan, terbukti dengan pangkat Ketuhannnya sehingga
ia dapat menghidupkan orang mati. Inilah
kesamaan Allah dengan Yesus.
A: Kalau begitu, silahkan periksa
di "Kitab Raja-raja yang kedua" pasal 13 ayat 21.
B: Baik, disini ada menyebutkan:
" Maka sekali peristiwa apabila dikuburkannya seorang Anu, tiba-tiba
terlihat mereka itu suatu pasukan lalu dicampakkannya orang mati itu kedalam
kubur Elisa, maka baru orang mati itu dimasukkan ke dalamnya dan kena mayat
Elisa itu, maka hiduplah orang itu pula,
lalu bangun berdiri". A: Disini menyebutkan malah tulang-tulang Elisa
dapat menghidupkan orang mati.. Jadi bukan Yesus saja dapat menghidupkan orang
mati bahkan tulang-tulang Elisa dapat menghidupkan orang mati. Yang berarti
tulang- tulang Elisa adalah
tulang-tulang ketuhanan. Kalau Yesus di waktu hidupnya dapat menghidupkan orang
mati, akan tetapi Elisa di waktu tak
bernyawa, malah hanya dengan tulang-tulangnya, yang di dalam kubur dapat menghidupkan orang mati. Kalau perbuatan Yesus
dikatakan ajaib maka Elisa lebih ajaib dari pada Yesus. Jadi seharusnya
Ilyaspun dianggap Tuhan juga. Periksa lagi di " Kitab
Raja-Raja yang pertama," pasal 17
ayat 22
B: Ya, disini menyebutkan
:"Maka didengar akan Do'a Elisa itu, lalu kembalilah nyata kanak-kanak itu
kedalamnya sehingga hiduplah ia pula".
A: Kalau secara adil, seharusnya
Elisa dianggap Tuhan juga.
B: Tetapi Yesus dapat
menyembuhkan orang buta sehingga melihat.
A: Kalau begitu periksa"
Kitab Raja-Raja yang kedua", pasal 6 ayat 17 dan 30
B: Ya di pasal itu menyebutkan
yang maksudnya bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang buta, sehingga dapat
melihat.
A: Kalau begitu, elisa pun harus
diangap tuhan juga, karena menyamai Yesus
dan menyamai sifat Tuhan.
B: Sekali lagi Yesus dapat
mneyembuhkan penyakit lepra (penyakit kusta)
A: Silahkan periksa kitab
Raja-Raja yang kedua pasal 5 ayat 10 dan 11
B: Baik. Di asal dan ayat itu
menyebutkan yang maksudnya bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang sakit kusta
bernama Naaman.
A: Jadi Elisa pun dapat
menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta malah dapat menghidupkan orang mati. Mengapa tidak diangkat juga menjadi Tuhan.
B: Akan tetapi pasal kejadian
Yesus tanpa pencampuran laki-laki dengan istrinya. Inilah kelebihan rohnya
Yesus daripada rohnya Elisa.
A: Asal kejadian Nabi Adam tanpa
bapak dan ibu. Mengapa Adam tidak dianggap Tuhan. Juga Hawa asal kejadiannya
tanpa ibu, iapun bisa dianggap juga
Tuhan Wanita.
B: tetapi Adam dan Hawa
kedua-duanya berdosa.
A: Kalau begitu Yesuspun berdosa,
karena Yesus keturunan Maria, sedang Maria keturunan Adam dan Hawa. Yesus sendiri
pernah dibawa oleh Iblis ke puncak
gunung. Pantaskah Tuhan dibawa oleh Iblis.
B: Dimana cerita itu disebutkan?
A: Di Bibel. Silahkan saudara
periksa"Lukas" pasal 4 ayat 5
B: Baik. Disitu menyebutkan:
" Maka Iblis pun membawa dia ke puncak gunung."
A: Nah, suatu kejadian aneh,
Tuhan dibawa iblis yang berarti ia tunduk
kepad kemauan iblis.
B: Baik, di situ menyebutkan:
"Maka iblispun membawa dia kepuncak gunung......"
A: Nah, suatu kejadian aneh,
Tuhan dibawa iblis yang berarti ia tunduk
kepada kemauan iblis.
B: Walaupun demikian Yesus tetap
suci daripada dosa.
A: Para Nabi lainnya pun suci
dari pada dosa. Akan tetapi mereka tidak
menganggap dirinya selaku Tuhan, malah Yesus sendiripun tidak juga
mengaku Tuhan, sedangkan pengikut-pengikutnya mempertuhankan dia.
B: Tidak demikian, Nabi-nabi
berbuat dosa tetapi Yesus tidak.
A: Nabi-nabi yang berbuat dosa
atau kesalahan itu telah bertobat, lalu
diberi ampun oleh Tuhan, sebagaimana juga Yesus pernah minta ampun
dan diberi ampun oleh Tuhan. Mereka para
Nabi diberi ampun, artinya dosanya telah
habis karenanya, lalu mereka disebut bersih dari dosa dan kesalahan-kesalahan.
B: Dimanakah menyebutkan bahwa
Yesus merasa ia minta ampun kepada Tuhan.
A: Silahkan saudara periksa
sendiri di "Matius" pasal 6 ayat 12.
B: Baik, di pasal dan ayat
tersebut menyebutkan: "Dan ampunilah kiranya kami segala kesalahan kami,
seperti kami ini sudah mengampuni orang yang
berkesalahan kepada kami.
A: Jelas Yesus sendiri meminta
ampun akan kesalahannya. Jadi dia pernah
berbuat kesalahan.
B: Tetapi di ayat ini juga ada
menyebutkan bahwa Yesus suka memberikan ampun semua kesalahan orang kepadanya.
A: Kalau hanya begitu, kitapun
bisa. Kitapun bersedia memberikan ampun kepada orang-orang yang berbuat
kesalahan kepada kita.
B: Tetapi tidak ada manusia
selain Adam yang dilahirkan kedunia ini tanpa Bapak, melainkan Yesus saja. Jafi
masih dapat dibenarkan kalau Yesus disebut
"Putera Tuhan" atau "Tuhan Anak".
A: Kalau misalnya ada seorang
manusia yang dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu,
maka orang itu pasti akan diakui oleh saudara bahwa ia lebih berhak menduduki jabatan Tuhan daripada Yesus
dilahirkan tanpa Bapak saja.
B: Tetapi dalam sejarah manusia
belum pernah ada, dan mustahil adanya.
A: Kalau kiranya ada, maka yang
manakah diantara keduanya yang lebih tinggi derajat Ketuhanannya antara Yesus
yang dilahirkan hanya tanpa bapak saja
dengan manusia yang dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu.
B: Menurut akal tentunya manusia
yang dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu itu lebih tinggi derajat ketuhanannya. Oleh
karena ia dilahirkan lebih ajaib keadaannya dari pada kelahiran Yesus.
A: Benarkah demikian pendapat
Saudara..?
B: Ya, saya akui, manusia yang
demikian lebih ajaib dari pada Yesus; akan tetapi saya minta supaya Bapak
tunjukkan di Kitab; dan Bapak harus mengambil dari Kitab yang terkenal, bukan
dari buku-buku dongengan atau
ceritera-ceritera khayalan saja.
A: Supaya Lekas beres urusan ini,
silahkan saudara periksa di Kitab Bibel
atau Injil, Kitab Suci saudara sendiri.
B: di Bab dan pasal berapakah ada
menyebutkan.?
A: Silahkan saudara periksa di
"Ibrani" pasal 7 ayat 1, 2 dan 3
B: Baik, di pasal dan ayat ini
menyebutkan seperti berikut: "Adapun Malkisedik itu, yaitu raja di Salem
dan Imam Allah taala, yang sudah
berjumpa dengan Ibrahim tatkala Ibrahim kembali daripada menewaskan raja-raja,
lalu diberkatinya Ibrahim". "Kepadanya juga Ibrahim sudah memberi
bahagian sepuluh Esa. Makna Malkisedik itu kalau diterjemahkan, pertama-tama
artinya raja keadilan, kemudian pula raja di Salem, yaitu raja damai". Yang tiada berbapak dan tiada beribu dan tiada bersilsilah, dan tiada berawal..".
A: Cukup, saudara telah
membaca di kitab suci saudara sendiri, bahwa Malkisedik seorang raja di Salem
tanpa Bapak dan Ibu, malah tiada
silsilahnya. Sesuai dengan pendapat saudara, apakah cerita yang
disebutkan dalam kitab suci saudara ini berupa dongengan atau cerita-cerita
khayalan. Kalau dikatakan dongeng atau cerita khayalan, maka apakah saudara
akan terima kalau ada yang mengatakan
bahwa kitab suci saudara ada mengandung cerita-cerita khayalan atau dongengan
yang dibuat-buat. Dan kalau saudara masih mempertahankan kesucian kitab saudara
itu mengapakah saudara tidak mengangkat
Malkisedik menjabat tuhan juga, malah jabatan ketuhanannya tentunya lebih
tinggi daripada Yesus. Dan berpegang dengan pendirian saudara sendiri bahwa
kelahiran Malkisedik itu lebih ajaib dari Yesus, oleh karena Yesus dilahirkan
tanpa Bapak sedangkan Malkisedik dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu. Selain itu
Malkisedik masih mempunyai kelebihan lagi daripada Yesus, oleh karena Yesus
dilahirkan dengan bersilsilah, yaitu dari Maria, sedangkan menurut Bibel
sendiri Malkisedik dilahirkan tanpa silsilah sama sekali. Apakah saudara masih
akan mempertahankan ketuhanan Yesus...?
B: Saya lantas tidak mengerti dan
menjadi bingung!!
A: Tidak mengerti itu tidak
apa-apa, dan bingung sebenarnya tidak apa-apa, karena kalau sudah mengerti rasa
bingung akan lenyap dengan sendirinya.
B: Ya, saya membenarkan
keterangan Bapak. Tetapi dalam kitab Injil Johanes pasal 1 ayat 1 dan 2 menyebutkan: "Maka
pada mulanya ada itu Kalam maka Kalam itu, serta dengan Allah, dan Kalam itu
Allah, dan kalau itu Allah . Ia itu pada mulanya serta dengan Allah. Kata
"Ia" di ayat ini maksudnya ialah
"Yesus". Jadi Yesus beserta dengan Allah.
A: Dalam susunan ayat tersebut di
atas ada kata penghubung ialah : "Serta" atau beserta. Kalau ada orang berkata
"Si Salim dengan si Amin" maka susunan kalimat ini semua orang dapat
mengerti bahwa si Salim tetap si Salim bukan si Amin jadi berdasarkan ayat Bibel yang Saudara baca
dengan susunan "Ia" (Yesus) beserta Allah, langsung dapat dimengerti
bahwa Yesus bukan Allah, dan Allah bukan Yesus. Jelaslah bahwa Yesus tidak sama
dengan Allah: dengan kata lain kata Yesus bukan Tuhan. Dan di ayat itu juga
disebutkan bahwa Kalam itu Allah. Padahal Kalam itu bukan Allah dan Allah bukan
Kalam. Jadi Allah dan Kalam-pun lain.
B: Bagaimana kalau Yesus disebut
saja Anak Tuhan.
A: Saya sudah jelaskan tentang
itu pada saudara dalam pembicaraan kita yang
lalu. Dan saudara telah mengakui kebenaran keterangan saya. Sekarang
saya tambah, Kalau Tuhan itu beranak,
baik anaknya berupa manusia seperti Yesus
atau lainnya, maka ke Esa-an Tuhan sudah ternoda karenanya. Sedang
kita-pun tidak mungkin menodai ke Esa-an Tuhan.
B: Tetapi dalam kitab:
"Wahyu", pasal 22 ayat 13 menyebutkan: "Maka Aku inilah Alif dan
Ya, yang terdahulu dan yang kemudian. Yang Awal dan Yang Akhir".
A: Rangkaian perkataan itu bukan
perkataan Yesus sendiri, melainkan firman Allah kepada Yesus. Bukti kebenaran
perkataan saya ini silahkan saudara
periksa di Kitab "Wahyu" tersebut pasal 21 ayat 6.
B: Baik, pasal dan ayat ini
menyebutkan: "Maka firmannya kepadaku: "Sudahlah genap; Aku inilah Alif dan Ya, yaitu yang
awal dan yang Akhir".
A: Jelas di ayat itu menyebutkan:
"Maka firmannya kepadaku", Siapakah yang berfirman kepadaku (kepada
Yesus) di ayat ini..???
B: Tentu Allah yang berfirman.
A: Jadi yang berfirman Aku inilah
Alif dan Ya, yang Awal dan Yang Akhir,
bukan perkataan Yesus sendiri, tetapi firman Allah kepada Yesus.
B: Di Johanes pasal 8 ayat 58
Yesus berkata: "Sebelumnya Ibrahim aku sudah ada". Jadi bisa dianggap
Yesus itu permulaan.
A: Kalau Yesus dikatakan
"Permulaan". maka diapun tidak benar. Karena pada mulanya Yesus itu tidak ada, lalu diperanakkan
oleh Maria dan sesudah itu Yesus mati. Walaupun ia dikatakan hidup lagi. Dan orang sudah mati itu tidak bisa dikatakan: "seorang yang
terkemudian", dan kalau Yesus itu hidup lagi, tidak bisa dikatakan:
"Permulaan", bukan pula "yang terkemudian", bukan yang "awal", maupaun: "yang
akhir".
B: Saya lantas makin tidak
mengerti, malah tambah membingungkan saya karena pada mulanya Yesus itu tidak ada, lalu
diperanakkan oleh Maria dan sesudah itu
Yesus mati. Yang pada mulanya tidak ada, tidak bisa disebut: "permulaan".
Kalau Yesus diperanakkan, mustahil bisa disebut "Permulaan". dan
kalau Yesus pernah mati, mustahil bisa disebut "yang terkemudian"
A: Supaya lebih jelas kepada
saudara maka saya hadapkan pertanyaan: Andaikata Yesus itu disebut
"permulaan", maka apa dengan dasar inikah saudara mengakui Yesus itu Tuhan.
B: Ya, betul begitu.
A: Kalau demikian, bagaimanakah
anggapan saudara, kalau sekiranya dalam
kitab suci saudara ada menyebutkan bahwa ada seseorang manusia Yesus,
yang tidak ada permulaannya dan tidak
ada kesudahannya. Apakah manusia itu akan
diakui tuhan juga oleh saudara.
B: di pasal manakah menyebutkan
demikian.
A: Sebelum saya tunjukkan, apakah
saudara masih tetap berpendirian akan mengakui Tuhan kepada seorang yang tidak ada permulaan
dan kesudahannya, sebagaimana saudara
bertuhan kepada Yesus.
B: Kalau betul ada, tentu saya
bimbang atau sekurang-kurangnya meragukan
saya atas kebenaran Yesus selaku Tuhan.
A: Mestinya saudara mengakui
Tuhan dua-duanya, dengan lain kata disamping Yesus ada lagi Tuhan Tambahan.
B: Ya, bisa juga begitu. Akan
tetapi tentu saja keyakinan saya lantas tambah tidak karuan. Di pasal manakah ada menyebutkan ada seorang manusia
yang tidak ada permulaan dan
kesudahannya.
A: Saya telah katakan dikitab
suci saudara sendiri. Silahkan buka Ibrani
pasal 7 ayat 2 dan 3.
B: Baik, seperti tadi sudah saya bacakan
sampai baris pertama ayat ketiga dari pasal
tersebut sebagai berikut:
"Malkisedik yang tiada berbapa dan tiada beribu dan tiada
bersilsilah dan tiada berawal dan berkesudahan hidupnya, melainkan ia
diserupakan Anak Allah. maka kekallah ia selama-salamanya".
A: Bagaimana perasaan saudara
dengan susunan ayat ini. Berdasarkan ayat ini bukan Yesus saja yang menjadi
permulaan tetapi juga Malkisedik.
B: Keyakinan saya memang jadi
bimbang terhadap Ketuhanan Yesus.
A: Bimbang atau tidaknya terserah
saudara, yang jelas tidak ada niat sama-sekali untuk mengajak saudara
meninggalkan Agama Kristen. Yang penting adalah rembukan dan penelitian
semata-mata. Meneliti dan menganalisa
terhadap sesuatu adalah hak semua orang, asalkan penelitian itu
benar-benar tidak mengganggu ketentraman umum.
B: Terimakasih, dan saya masih
akan bertanya lagi pada Bapak; maklumlah saya ini sedang mencari kepuasan yang
dapat menimbulkan keyakinan saya dalam
memeluk agama.
A: Silahkan saudara bertanya,
keyakinan itu timbul setelah menyelidiki dan meneliti dengan kepuasan. Di dalam
Agama Islam tidak ada paksaan. Yang penting menyampaikan (da'wah), tidak lebih
dari itu. Teruskanlah pertanyaan saudara.
B: Setelah kita bersoal jawab
tentang Ketuhanan Yesus timbullah keraguan
dalam hati saya, namun apakah bapak masih bersedia menunjukkan
ayat-ayat Bibel yang menyatakan bahwa Yesus
itu bukan Anak Tuhan.
A: Walau telah saya tunjukkan
ayat-ayat Bibel sendiri, tentang pengakuan
Yesus sendiri bahwa Tuhan itu Tunggal, namun demi pengharapan saudara
akan saya penuhi juga. Akan tetapi
apakah tidak sebaiknya kita lanjutkan besok
malam saja oleh karena waktu sudah malam (Jam 12.25).
B: Ya, terima kasih, besok malam
saja kita lanjutkan
PERTEMUAN YANG KETIGA
A: Sebagaimana kita telah rembuk
kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga
musyawarah kita ini
B: Memang demikian, karena
kedatangan kami kemari khususnya untuk melanjutkan pertemuan kita kemarin malam
A: Kalau tidak khilaf,
pembicaraan kita masih berkisar dalam soal ketuhanan Yesus dalam Bibel.
B: Betul begitu. Kemarin malam
saya mengharapkan agar bapak menunjukkan ayat-ayat dalam Kitab Injil; apakah
Yesus itu Tuhan atau bukan.
A: Kemarin malam, telah saya
tunjukkan. Agar berurutan sebaiknya kita ulangi lagi ayat-ayat Injil tersebut,
lalu akan saya tunjukkan lagi ayat-ayatnya yang lain;
setujukah saudara pendapat saya ini.
B: Memang sebaiknya begitu, agar
berurutan dan bertambah jelas baiklah diulangi lagi.
A: Silahkan Buka Matius pasal 1
ayat 16
B: Baik, dalam pasal dan ayat
tersebut menyebutkan: "Dan Yakub memperanakkan Yusuf, yaitu suami Maria
ialah yang melahirkan Yesus, yang disebut Kristus".
A: Di sini jelas , ayat ini
menyebutkan sendiri, bahwa Yesus diperanakkan oleh Maria. Jadi Yesus adalah
anak manusia, bukan anak Tuhan, sebagaimana
telah saya terangkan dalam pertemuan pertama.
B: Ya, pada pertemuan pertama
bapak telah terangkan dan saya telah mengerti. Menurut pendapat bapak, apakah
sebenarnya yang dimaksudkan dengan kata:
"Yesus dan Kristus".
A: Apakah saudara belum
mengetahui arti daripada dua buah kata tersebut..?
B: Saya mengerti. Tetapi hanya
untuk mencocokkan saja dengan penafsiran bapak.
A: Baik, Yesus adalah bahasa
Yunani, yang berarti: "Melepaskan", melepaskan manusia daripada dosa.
B: Darimanakah adanya keterangan
bahwa Yesus itu berarti melepaskan dosa.
A: Sebetulnya susunan pertanyaan
itu timbul dari saya. Tetapi saya mengerti
mungkin saudara akan menguji saya tentang Injil, walaupun begitu saya
penuhi juga pengharapan saudara.
silahkan periksa di Matius pasal 1 ayat 21
B: Di pasal dan ayat ini
menyebutkan : "Maka ia akan beranakkan seorang anak laki-laki, dan
hendaklah engkau namakan Dia, Yesus, karena ialah yang akan melepaskan kaumnya dari pada segala
dosanya".
A: Itulah ayatnya, Arti Kristus
ialah Almasih, Sang Sabda, Adil, Ratu Salem dan ada beberapa lagi artinya yang
lain: Kata Almasih dalam Injil bahasa Inggris disebut: "Christ the
Lord", didalam Injil bahasa Arab disebut: "Almasih Ar-Robb". Kata
"Lord dan Robb" artinya tuanku, paduka tuan, dan ada juga dengan
arti Tuhan, dan lain-lain lagi. Akan tetapi karena Yesus sendiri mengaku bahwa
ia bukan Tuhan melainkan utusanNya bagaimana tersebut dalam kitab Injil Johanes
pasal 17 ayat 23, dan ia diperanakkan oleh manusia, sebagaimana tersebut dalam Injil Matius pasal
1 ayat 16 dan 21, malah ia sendiri yang
berkata dan mengakui bahwa Tuhan itu Esa (Tunggal), sebagaimana disebutkan
dalam Injil Markus, pasal 12 ayat 29 dan diayat-ayat Injil yang lain-lain, maka
berdasarkan pengakuan Yesus itu, jelas Yesus itu bukan Tuhan dan bukan anak Tuhan.
B: Benar yang bapak maksudkan
itu.
A: Selanjutnya harap periksa lagi
di Markus pasal 12 ayat 29
B: Di sini menyebutkan :
"Maka jawab Yesus kepadanya: "Hukum yang terutama inilah: dengarlah
olehmu hai Israil, adapun Allah Tuhan Kita, ialah Tuhan Yang Esa""
A: Jelas bahwa Tuhan itu Esa,
artinya satu, Tunggal, jadi Yesus bukan Tuhan
sebagaimana telah saya terangkan.
B: Ya, sudah bapak terangkan
kemarin malam.
A: Periksa lagi Ulangan pasal
4 ayat 35
B: Di sini menyebutkan:
"Maka kepadamulah Ia itu ditunjuk, supaya diketahui olehmu bahwa Tuhan itu
Allah, dan kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain lagi".
A: Kitab Injil saudara sendiri
yang menyebutkan dan Yesus sendiri yang
menyampaikan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah yang Esa. Jadi
tegas sekali Yesus sendiri tidak mengaku
menjadi Tuhan. Inipun telah saya terangkan pada pertemuan kita kemarin malam.
B: Ya, saya sudah mengerti dan
menerimanya.
A: Periksa lagi di Ulangan pasal
6 ayat 4
B: Di Ulangan pasal dan ayat
tersebut menyebutkan demikian: "Dengarlah
olehmu hai Israil! Sesungguhnya Hua Allah kita, Hua itu Esa
adanya".
A: Jelas di kitab Injil sendiri
menyebutkan Allah itu Esa, Tunggal. Yesus telah mengakui sendiri bahwa dia bukan Tuhan.
Bagaimana pendapat saudara.Kaum Kristen mengatakan Yesus itu tuhan, sedangkan
Yesus sendiri menolak disebut dirinya
Tuhan.
B: Ya, saya tidak mengerti dan
tambah bingung.
A: Biarlah tidak apa-apa. Marilah kita teruskan lagi. Periksa di Matius pasal 27
ayat 1.
B: Baik, di sini menyebutkan:
"Setelah hari siang, maka segala kepala iman dan orang tua-tua kaumpun
berundinglah atas hal Yesus, supaya dibunuh Dia".
A: Kalau betul Yesus itu Tuhan,
mustahil ada manusia merencanakan untuk
membunuh Dia. Silahkan buka lagi di Matius pasal 26 ayat 38
B: Di ayat ini ada menyebutkan:
"Kemudian kata Yesus kepada mereka itu: "Hatiku amat sangat
berdukacita, hampir mati rasaku; tinggallah kamu disini dan berjagalah sertaku""
A: Di ayat ini menyebutkan bahwa
Yesus amat sangat berduka cita pantaskah ada tuhan berduka cita. Ini
menunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan. Periksa lagi di Lukas pasal 2 ayat 11
B: Baik diayat ini menyebutkan: "Sebab
pada hari ini sudah lahir bagimu Juru
Selamat, yaitu Kristus Tuhan itu di dalam negeri Daud".
A: Wajarkah tuhan dilahirkan oleh manusia
(Maria). Terus periksa di Johanes pasal 5 ayat 30
B: Baik, di sini menyebutkan :
"Maka aku tidak boleh berbuat satu apa dari mauku sendiri, Seperti aku
dengar begitu aku hukumkan, dan hukumku itu adil adanya, karena tidak aku coba turut mauku
sendiri, melainkan maunya Bapa yang
sudah mengutus aku"
A: Ayat itu Yesus sendiri yang
berkata bahwa ia tidak berkuasa berbuat sekehendaknya. Wajarkah tuhan tidak
berkuasa berbuat sekehendaknya. Di ayat itupun Yesus mengaku sendiri bahwa kehendaknya
itu menurut kehendak Tuhan yang mengutus
dia. Kalau Yesus betul Tuhan, tentu tidak dapat diperintah oleh siapapun. Di ayat ini juga Yesus
mengaku, bahwa dia bukan Tuhan melainkan diutus oleh tuhan. Yang diutus itu tentu bukan
Tuhan.
B: Kalau berdasarkan ayat
tersebut, memang benar keterangan Bapak.
A: Kalau begitu jelas bahwa:
1.
Yesus Datang kedunia ini bukan kemauannya sendiri tetapi utusan Tuhan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Tuhan
telah mengutus Nabi-nabi dan rasul-rasul yang lain.
2.
Yesus menghidupkan orang mati bukan maunya sendiri melainkan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Ilyas dapat
menghidupkan orang mati.
3.
Yesus dapat menyembuhkan penyekit kusta (lepra), bukan kehendaknya sendiri,
melainkan atas kehendak Tuhan sebagaimana Ilyas dapat menyembuhkan penyakit lepra.
Keterangan saya ini berdasarkan
pengakuan Yesus sendiri di ayat tadi bahwa "tidak aku coba mauku sendiri,
melainkan maunya Bapa yang sudah mengutus
Aku" Apakah Saudara memerlukan lagi ayat-ayat Bibel yang
menerangkan pengakuan Yesus sendiri bahwa Ia bukan Tuhan.
B: Buat saya masih memerlukan lagi, bukankah
telah saya sampaikan kepada bapak, bahwa
saya ingin mencari kepuasan dalam meneliti ajaran-ajaran agama, terutama dalam
hal Ketuhanan yang hakiki. Tetapi saya ingin bertanya, dan maaf sebelumnya, bagaimanakah bapak bisa
hafal diluar kepala tentang ayat-ayat
Bibel, dan keistimewaan bapak ini saya merasa kagum.
A: Itu adalah petunjuk Tuhan.
Alhamdulillah saya memang mempelajari bermacam agama, akhirnya saya bertambah
yakin akan kebenaran Agama Islam. Kalau saudara merasa kagum kepada saya, maka
sayapun lebih merasa kagum lagi kepada
saudara selaku pemeluk agama Kristen berhasrat meneliti ajaran-ajaran agamanya. Juga
dengan bantuan bapak Markam ini. Baiklah kita
lanjutkan, periksa lagi di Ulangan pasal
4 ayat 39.
B: Baik, dipasal dan ayat ini
disebutkan sebagai berikut: "Maka sekarang
ketahuilah olehmu dan perhatikanlah ini baik-baik, bahwa Tuhan itulah
Allah, baik di langit yang di atas, baik
di bumi yang di bawah, dan kecuali ia
tiadalah lain lagi."
A: Tegas sekali, dikitab Injil
sendiri yang menyebutkan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Yesus
sendiri pula yang berkata bahwa tiada tuhan
melainkan Allah. Jadi Yesuspun bukan Tuhan. Ayat ini tentu tidak
dapat diputar-putar lagi. Kalau ada
penganut agama Kristen mengakui Yesus itu Tuhan, maka pengakuannya bertentangan dengan kitab sucinya sendiri,
dan bertentangan pula dengan ajaran Yesus.
B: Tetapi dalam Injil Johanes
pasal 10 ayat 38 ada menyebutkan: "Supaya kamu dapat tahu dan percaya, yang Bapa ada di dalam
aku, dan aku ada di dalam Bapa".
Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam Yesus, maksudnya Tuhan dan Yesus itu satu adanya
atau singkatnya bahwa Yesus pun Tuhan.
Juga dalam Johanes pasal 14 ayat 11 ada menyebutkan: "Percayalah yang aku ini dalam
Bapa, dan Bapa dalam aku".
A: Kalau saudara berpegang dengan
ayat tersebut, bahwa Yesus itu Tuhan, maka
saudara harus mengakui juga bahwa Tuhan itu Yesus dan Yesus itu Tuhan.
B: Tidak demikian, tetapi Yesus
dan Tuhan itu satu.
A: Kalau begitu, saya ingin
bertanya: "Di ayat itu ada dua rangkaian kata ialah "Yesus dan Tuhan". Siapakah
yang lebih berkuasa di antara keduanya. Tuhan Bapakah atau Yesus.
B: Tentu Tuhan Bapa.
A: Kalau masih ada yang lebih
berkuasa dari Yesus, maka Yesus tentu bukan
Tuhan, lebih jelas periksa di Injil Johanes pasal 14 ayat 28.
B: Baik, di ayat ini ada menyebutkan:
"Kamu sudah dengar aku bilang, yang
aku pergi serta datang kembali sama
kamu. Coba kamu cinta sama aku, hati,
sebab aku sudah bilang: "Yang aku pergi sama Bapa, karena bapaku
itu lebih dari aku"
A: Di ayat ini Yesus sendiri
mengatakan: "Bapaku itu lebih dari aku", ini menunjukkan bahwa, kalau
Yesus itu Tuhan, maka ialah tuhan yang tidak
sempurna, oleh karena masih ada yang melebihi tingkatnya. Yang tidak
sempurna itu tentu bukan Tuhan. Harap saudara periksa lagi di Injil
Johanes pasal 12 ayat 45.
B: Baik, di pasal dan ayat
tersebut menyebutkan sebagai berikut: "Dan barang siapa yang melihat aku, dia melihat sama Dia
yang mengutus aku"
A: Pantaskah tuhan diutus. Kalau
Yesus itu Tuhan, mengapa ada Tuhan yang di
utus. Maksud ayat tersebut siapa yang melihat Yesus, seolah-olah ia
melihat Tuhan yang mengutus Yesus. Jadi perkataan Yesus diatas menunjukkan
bahwa ia bukan Tuhan, melainkan utusan Tuhan.
B: Saya belum meneliti maksud
ayat di Johanes pasal 10 ayat 38 dan pasal 14 ayat 11 yang menyebutkan bahwa
"Bapa dalam aku dan aku dalam Bapa", seperti yang telah saya bacakan
tadi. Akan tetapi dalam ayat ini saya berpendapat ada dua macam penafsiran :
1. Yesus adalah Tuhan.
2. Berdasarkan Injil Johanes pasal 12 ayat
45 yang kita baca itu
menyebutkan, Yesus itu
adalah utusan Tuhan. Utusan disini maksudnya selaku
Tuhan ia menyampaikan sendiri ajarannya
kepada manusia.
A: Ayat itu bukan berarti
mempunyai dua macam penafsiran, tetapi diantara
dua ayat tersebut yakni di Johanes pasal
10 ayat 38, dan pasal 14 ayat 11 dan
Johanes pasal 12 ayat 45 itu adalah bertentangan. Disatu ayat ditafsirkan Yesus itu Tuhan, dan di ayat
lain disebutkan bahwa Yesus itu utusan
Tuhan. Jadi di dalam Injil sendiri terdapat ayat-ayatnya antara yang satu dengan yang lain bertentangan. Kita perlu ingat
kembali pada pembicaraan kita semula
kalau ada kitab suci yang isinya berselisih antara satu ayat dengan ayat yang
lain, maka apakah kitab suci itu masih akan dipertahankan kesuciannya..?.
B: Betul, kita telah bicarakan
hal itu pada pertemuan yang lalu.
A: Andaikan saudara masih juga
mempertahankan ketuhanan Yesus dengan berdasarkan ayat Bibel yang menyebutkan:
"Yesus dalam Bapa dan Bapa dalam Yesus" sebagaimana tersebut dalam
Johanes pasal 10 ayat 38 dan pasal 14 ayat 11 itu maka saudarapun akan dijawab
oleh kitab Injil saudara sendiri, bahwa
penafsiran saudara itu tidak benar.
B: Dimanakah menyebutkan
demikian?
A: Silahkan saudara periksa di
Injil Johanes pasal 17 ayat 21.
B: Di pasal dan ayat ini
menyebutkan: "Supaya semua jadi satu, ia Bapa! seperti Bapa dalam saya dan saya dalam Bapa
dan supaya dia orang jadi satu dalam kita, biar dunia percaya Bapa sudah mengutus
saya".
A: Jelas di ayat ini kalau
Yesus sendiri berkata bahwa Yesus dalam Bapa dan Bapa dalam Yesus dan muridnya
pun ada dalam Bapa. Kalau begitu harus saudara
akui bahwa murid-murid Yesuspun Tuhan juga.
B: Kalau begitu bagaimana arti
yang sebenarnya ayat itu menurut Bapak.
A: Kalimat, "Bapa dalam
saya", dan muridnya jadi satu dengan kita (Allah dan Yesus) di ayat
tersebut maksudnya, supaya Yesus senantiasa tidak melupakan Allah (Bapa)
demikian juga muridnya tidak melupakan Yesus dan Allah (Bapa). Dan di akhir
ayat tersebut Yesus berkata "biar dunia percaya yang Bapa mengutus saya". Rangkaian kata-kata ini
tegas sekali Yesus mengakui bahwa ia
bukan anak Allah, melainkan utusannya, dan teruskan saudara baca di
Johanes pasal 17 ayat 23
B: Baik, ayat tersebut
menyebutkan: "Saya dalam dia orang, dan Bapa dalam saya, supaya dunia boleh
tahu yang Bapa sudah mengutus saya"
A: Apakah susunan ayat
tersebut belum jelas bahwa Yesus sendiri yang berkata dan mengaku bahwa ia bukan Tuhan, melainkan
utusan Tuhan. Apakah saudara masih belum puas tentang ayat-ayat Injil yang
menunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan, karena saya anggap telah cukup banyak
tunjukkan kepada saudara.
B: Sebagaimana telah saya
sampaikan kepada bapak, saya ingin kepuasan. Sebetulnya keterangan-keterangan
bapak telah memuaskan saya, namun demikian kalau masih ada ayat-ayatnya lagi
harap bapak tunjukkan.
A: Baik saya penuhi
pengharapan saudara silahkan saudara periksa di kitab Samuel yang kedua pasal 7 ayat 22.
B: Pasal dan ayat tersebut
menyebutkan sebagai berikut: "Maka sebab itu besarlah Engkau, ya Tuhan Allah karena tiada
yang dapat disamakan dengan dikau dan tiada Allah melainkan Engkau sekedar yang
telah kami dengar dari telinga
kami"
A: Di ayat ini jelas bahwa
Yesus sendiri menghadapkan kata-katanya kepada Allah, bahwa tiada yang dapat
disamakan dengan Allah. Jadi Yesus sendiri
mengakui bahwa dirinya tidak sama dengan Tuhan, dengan kata lain ia
bukan Tuhan dan ditengah-tengah ayat itu
Yesus sendiri berkata: "Tiada Allah
melainkan engkau". Jadi Yesus termasuk yang lain, yakni ia bukan
Tuhan Allah. Rangkaian ayat tersebut, Yesus sendiri yang berkata bahwa,
"tiada Tuhan melainkan Allah"
mengapa kaum kristen mengangkat Yesus selaku Tuhan. Silahkan periksa lagi Injil
Yahya pasal 17 ayat 8.
B: Baik, sebutan ayat tersebut
adalah sebagai berikut: "Karena segala firman yang telah Engkau firmankan
kepadaku, itulah Aku sampaikan kepada mereka itu, dan mereka itu sudah menerima
dia, dan mengetahui dengan sesungguhnya
bahwa Aku datang dari Ada-Mu, dan lagi mereka itu percaya bahwa Engkau yang menyuruh aku.
A: Di ayat ini Yesus sendiri
berkata bahwa ia menerima firman dari Allah. Kalau Yesus Tuhan, tentunya tidak
membutuhkan firman dari siapapun juga. Di akhir ayat itu juga Yesus sendiri
berkata bahwa "Engkaulah yang menyuruh
aku". Jadi Yesus itu bukan tuhan,
melainkan pesuruh Tuhan, sebagaimana
Nabi-nabi dan utusan-utusan Allah yang lain-lain juga. Teruskan saudara periksa Injil Matius pasal 26 ayat 2.
B: Baik, disini menyebutkan :
"Kamu memang mengetahui bahwa dua hari lagi akan ada hari raya Paskah, dan
Anak manusia akan diserahkan supaya ia disalibkan"
A: Yang dimaksud dengan anak
manusia di ayat itu ialah Yesus sendiri. Jadi
jelas Yesus mengakui bahwa ia bukan anak Tuhan, melainkan anak manusia.
Lanjutkan periksa Injil Matius pasal 5 ayat 45.
B: Baik, ayat ini menyebutkan:
"Supaya kamu menjadi anak-anak Bapamu yang
disurga..."
A: Cukup sampai disitu. Di ayat ini saudara saksikan sendiri, bahwa Yesus sendiri
yang berkata kepada murid-muridnya, supaya kamu menjadi anak-anak bapamu yang di surga; yakni apabila
murid-muridnya taat atas
perintah-perintah Tuhan, menurut Yesus mereka akan jadi anak Tuhan juga.
Berdasarkan ayat Bibel tersebut tentunya anak tuhan akan menjadi banyak jumlahnya, bukan Yesus saja.
B: Tetapi di Injil Johanes pasal
1 ayat 34 menyebutkan : "Maka aku sudah melihat itu, serta bersaksi yang dia inilah
anak Allah". Juga di Injil Matius
pasal 3 ayat 17 menyebutkan: "Maka suatu suara dari langit
mengatakan:" Inilah Anakku yang kukasihi, kepadanya aku berkenan" Di
Injil Lukas pasal 1 ayat 32 juga menyebutkan: "Maka ia akan menjadi besar, dan Ia akan dikatakan anak Allah yang
Maha Tinggi, maka Allah, Tuhan kita akan mengaruniakan kepadanya takhta Daud,
nenek moyangnya itu".Di Ibrani pasal 4 ayat 14 menyebutkan:
"Sedangkan ada kepada kita seorang
Imam Mahabesar yang sudah melintas segala langit, yaitu Yesus Anak
Allah, maka hendaklah kita memegang pengakuan itu". Dan masih banyak lagi
ayat-ayat Bibel yang menerangkan bahwa Yesus Anak Allah. Kalau Bapak memerlukan akan saya
tunjukkan ayat-ayatnya.
A: Saya mengerti, bahwa ayat-ayat
Bibel yang menyebutkan Yesus Anak Allah
sebagaimana tersebut di:
Matius :
Pasal 3 ayat 17, pasal 4 ayat 3, pasal 14 ayat 33, pasal 26 ayat 63 dan Pasal 16 ayat 17
Johanes : Pasal 3 ayat 16, pasal 1 ayat 34 dan 40, pasal 17 ayat 1,
pasal 19 ayat 7, pasal 16 ayat 27 dan ayat 30, pasal 15 ayat 23 dan beberapa ayat lainnya di Johanes.
Rum
: Pasal 1 ayat 9, pasal 5
ayat 10, pasal 8 ayat 3, pasal 29 ayat
32.
Galitiah
: Pasal 1 ayat 16, pasal 4 ayat 4
dan 6.
Lukas :
Pasal 1 ayat 32 dan 35, pasal 3 ayat 22, pasal 4 ayat 3 dan 9, pasal 4 ayat 43 dan 41.
Ibrani : Pasal 1 ayat 2,5 dan 8, pasal 3 ayat
6, pasal 4 ayat 14, pasal 5 ayat 5 dan
8.
Matius : pasal 2 ayat 15, pasal 3 ayat 17, pasal 4 ayat 3 dan ayat
6, pasal 14 ayat 33, pasal 26 ayat 63,
pasal 16 ayat 17.
Korintus :
Pasal 1 ayat 9
Dan masih ada beberapa ayat
lain di kitab Injil yang menyebutkan Yesus itu
Anak Allah tetapi maksudnya bukan anak Allah yang sebenarnya, karena
Yesus sendiri mengaku dikitab Injil
bahwa ia adalah utusan Allah, bukan Anak
Allah. Dan ia sendiri berkata: "anak manusia" bukan anak
Tuhan, Jadi jumlah ayat-ayat di kitab Injil yang menyebutkan Yesus itu anak
Allah tidak menjamin kebenarannya bahwa ia anak Allah betul-betul, sebagaimana
kita sering mendengar ucapan-ucapan "Anak Kapal", "Anak
Sekolah", tidak berarti bahwa kapal dan sekolah itu beranak, melainkan
mempunyai arti bahwa orang itu selalu
terikat oleh peraturan-peraturan kapal dan pelajaran-pelajaran di sekolah.
Periksa lagi Yahya pasal 5 ayat 30.
B: Ayat tersebut demikian bunyinya : "Suatu
pun tidak aku dapat berbuat menurut
kehendakku sendiri melainkan aku menjalankan hukum sebagaimana yang aku dengar, dan hukumku itu adil adanya,
karena bukannya aku mencari kehendak
diriku, melainkan kehendak Dia yang menyuruhkan aku.
A: Di sini jelas sekiranya Yesus
itu Tuhan, tentu dapat berbuat sekehendaknya
sendiri. Tetapi di Bibel sendiri menyebutkan bahwa perbuatan Yesus itu adalah kehendak Tuhan. Dan sekiranya Yesus itu Tuhan, tentunya tidak ada yang mengutus. Mustahil Tuhan
menjadi utusan Tuhan, atau dengan lain
kata "Utusan Tuhan itu adalah Tuhan", bisakah terjadi demikian.
B: Sudah jelas dan terima kasih.
A: Silahkan periksa lagi di Yahya
pasal 3 ayat 13.
B: Baik, disini menyebutkan:
"Seorang pun tiada naik kesurga, kecuali ia yang sudah turun dari surga,
yaitu anak manusia".
A: Jelas di Bibel sendiri
menyebutkan bahwa Yesus sendiri adalah anak
manusia bukan anak Tuhan.
B: Betul berdasarkan ayat
tersebut Yesus adalah anak manusia.
A: Periksa lagi di Matius pasal
27 ayat 30
B: Baik, disini menyebutkan :
" Maka mereka itupun meludahi Dia, serta mengambil buluh itu memalu
kepalanya".
A: Kalau Yesus itu betul Tuhan,
bagaimana Tuhan bisa diludahi dan
diperolok-olokkan. Mengapa ada Tuhan yang begitu lemah. Sesuai
dengan pengharapan saudara supaya puas
dengan soal ketuhanan Yesus menurut Bibel
dan perkataan Yesus sendiri ada menyebutkan Ia bukan Tuhan, sekali
lagi periksa di Matius pasal 21 ayat 18 dan 19.
B: Baik, di sini menyebutkan:
" Pada pagi-pagi harinya, apabila Ia kembali kenegeri itu,
ia merasa lapar". Serta dipandangnya sepohon ara di
sisi jalan, pergilah ia kesitu dan didapatinya suatu apapun tiada dipohon itu, melainkan daun sahaja. Lalu berkatalah Ia
kepadanya: Janganlah jadi buah dari padamu lagi selama-lamanya. Maka dengan
seketika itu juga layulah pohon ara itu".
A: Kalau Yesus itu Tuhan tentu ia
tidak akan mengutuk pohon itu supaya tidak berbuah melainkan ia akan
menciptakan buah pada pohon itu dengan kekuasaannya selaku Tuhan. Akan tetapi
pohon yang tidak berbuat kesalahan
apa-apa kepada Yesus dan pohon yang tidak tahu apa-apa itu malah dikutuk
oleh Yesus. Wajarkah Tuhan mengutuk makhluk yang tidak bersalah. Padahal kalau
betul Yesus itu Tuhan tentu Ia berkuasa menciptakan pohon itu supaya mengeluarkan buahnya seketika itu juga, tidak
lalu mengutuknya.
B: Bapak hafal betul tentang
ayat-ayat di Kitab Injil, jadi sudah jelas berdasarkan ayat-ayat Injil yang
bapak sebutkan dan dikuatkan lagi dengan
beberapa ayat lainnya, nyatalah bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan.
A: Persoalan Yesus anak Tuhan itu
telah kita bicarakan pada pertemuan pertama, dan sudah dibereskan oleh Injil
sendiri yang menyebutkan bahwa selain
Yesus masih banyak lagi beberapa manusia yang harus diakui Anak Tuhan, dan seharusnya mereka itu diakui
juga oleh golongan Kristen, menjabat
anak tuhan, bukan Yesus saja, karena berdasarkan Kitab Injil sendiri
anak Tuhan itu banyak.
B: Ya betul kita telah bicarakan
tentang itu.
A: Supaya lebih Jelas, baiklah
saya ulangi, di Injil ada menyebutkan bahwa:
1. Daud anak Allah yang sulung
(Mazmur, pasal 89 ayat 27)
2. Yakub (Israil) adalah anak
Allah yang Sulung (Keluaran pasal 4 ayat 22
dan 23)
3. Afraim adalah anak Allah yang
Sulung (Yeremia pasal 31 ayat 9)
Jadi Daud anak Allah yang sulung,
Yakub anak Allah yang sulung, dan Afraim juga
anak Allah yang sulung. Ketiga-tiganya atau kesemuanya adalah anak sulung. Yang manakah yang betul-betul sulung.
Apakah ayat ini benar semuanya atau
salah semuanya. Karena itu saya jelaskan bahwa Anak Allah yang tersebut dalam Bibel itu, tidak berarti anak Allah
yang sebenarnya melainkan maksudnya
ialah kekasih Allah, atau mereka yang taat kepada perintah-perintah
tuhan.
B: Saya sudah mengerti terima
kasih.
A: Tetapi saudara mungkin belum
mengerti betul tentang arti "Anak dan Bapa" dalam bahasa Ibrani, atau susunan bahasa
yang terpakai dalam Bibel.
B: Kalau begitu bagaimanakah arti
yang sebenarnya.
A: Dalam bahasa Ibrani kata
"Bapa" itu dipakai buat Tuhan, sedangkan kata "anak" dipakai buat mereka yang dihormati, seperti
para Nabi dan para Rasul.
B: Dasar apakah yang dipergunakan
oleh bapak tentang keterangan itu.
A: Saya sudah sebutkan pada
pertemuan yang pertama ialah tersebut dalam
Injil Matius
B: Saya tidak ingat, di pasal dan
ayat berapa.
A: Silahkan buka Matius, pasal 5
ayat 9.
B: Baik, di sini disebutkan:
"Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang karena mereka itu akan disebut anak Allah".
A: Jelas siapa saja mendamaikan
manusia akan disebut akan menjabat "Anak
Allah", kalau begitu anak Allah itu ratusan, ribuan malah mungkin
jutaan orang, jadi bukan Yesus saja.
B: Apakah tidak sebaiknya kita
lanjutkan besok malam saja, karena sudah
larut malam.
A: Terserah saudara, tetapi baiklah besok
malam saja kita lanjutkan.
PERTEMUAN YANG KE EMPAT
Yesus Penebus Dosa
A: Betulkah Kepercayaan Kristen
bahwa datangnya Yesus adalah untuk menebus
Dosa.
B: Memang demikian.
A: Dimanakah menyebutkan
B: Dalam kitab Perbuatan
Rasul-rasul pasal 5 ayat 31
A: Tolong bacakanlah
B: Baik, di sini ada
menyebutkan: "Ia inilah ditinggalkan oleh tangan kanan Allah menjadi Raja dan Juru Selamat akan
mengaruniakan tobat kepada Bani Israil dan jalan keampunan dosa".
A: Susunan kata ini diucapkan
oleh Petrus, bukan perkataan Yesus dan bukan
wahyu dari Tuhan
B: Tetapi dalam Injil Lukas pasal
2 ayat 10 dan 11 juga ada menyebutkan.
A: Bacakanlah
B: Disini menyebutkan: "Maka
kata malaikat itu kepada mereka itu: "Jangan takut, karena sesungguhnya Aku memberikan
kepadamu suatu kesukaan besar yang akan jadi bagi segenap kaum. Sebab pada hari ini sudah
lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan itu, di dalam negeri Daud".
A: Malaikat itu berkata kepada
siapa menurut ayat itu
B: Di Lukas pasal 2 ayat 8 dan 9
menyebutkan bahwa malaikat berkata kepada
orang gembala yang tinggal di padang, menjaga kawan binatangnya pada
waktu malam.
A: Tidak ada keterangan bahwa
yang berkata itu malaikat, dan tidak ada
pernyataan dari orang gembala sendiri mengenai peristiwa tersebut.
B: Buat saya tidak perlu
memeriksa lebih mendalam lagi, karena di Injil
menyebutkan Yesus adalah Juru Selamat
dan penebus dosa, itu sudah cukup.
A: Baik, kalau saudara tidak
perlu memeriksa kembali ayat tersebut tidak
apa, saya ikuti kemauan saudara, namun
saya ingin memberitahukan kepada
saudara, bahwa dalam kitab Kisah Rasul pasal 5 ayat 31 yang saudara
baca tadi ada menyebutkan bahwa Yesus,
hanya penebus dosa bagi Bani Israil saja,
bukan untuk semua manusia. Dan saudara sendiri selaku penganut agama
Kristen tentunya tidak tertebus dosanya
oleh Yesus, oleh karena saudara bukan
turunan Bani Israil. Demikianlah kalau saudara betul-betul berpegang
pada Kitab Suci saudara kitab Injil saudara, yang telah saudara baca sendiri.
B: Diwaktu itu mungkin hanya Bani
Israil saja yang ada. Karena itulah
Yesus berkata begitu, tetapi pada hakekatnya untuk semua manusia.
A: Kalau benar sanggahan saudara,
silahkan saudara buka di Matius pasal 1
ayat 21.
B: Baik, di Matius pasal 1 ayat
21 menyebutkan: "Maka Ia akan beranakkan
seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamakan Ia Yesus,
karena Ia-lah yang akan melepaskan kaumnya
dari pada segala dosanya".
A: Apakah belum Jelas, Bibel
sendiri yang menerangkan bahwa kedatangan Yesus
hanya untuk melepaskan dosa kaumnya saja bukan untuk semua manusia, sebagaimana kita telah bicarakan.
B: Akan tetapi dapat juga saya
artikan: "Kaum" itu dengan "Bangsa", ialah bangsa manusia. Jadi yang dimaksudkan
ialah untuk semua bangsa.
A: Dengan dasar apa saudara
memberi arti begitu. Di Bibel sendiri nyata-nyata
menyebutkan dengan kata "Kaumnya". Taruh kata saudara alihkan kata: "Kaum" dengan arti
"Bangsa", maka yang demikianpun tidak dapat diartikan lain, kecuali hanya bangsanya
Yesus sendiri saja ialah bangsa Ibrani
(Israil).
B: Saya masih belum yakin
keterangan bapak selama di Bibel sendiri tidak menyebutkan dengan tegas, bahwa
kedatangan Yesus untuk Bani Israil saja.
A: Sekiranya di Bibel ada
menyebutkan, betulkah saudara akan menjadi yakin, bahwa kedatangan Yesus itu bukan untuk semua
bangsa.
B: Ya, saya yakin, dan
demikianlah pendapat saya.
A: Apakah saudara sudah periksa
di Bibel.
B: Saya sudah periksa, tetapi
saya tidak hafal ayat-ayat Bibel yang ratusan
malah mungkin ribuan ayat itu.
A: Kalau begitu, silahkan periksa
Injil Matius pasal 15 ayat 24.
B: Baik, disini menyebutkan:
"Maka jawab Yesus, katanya "Tiadalah aku disuruhkan yang lain hanya
kepada segala domba yang sesat diantara Bani Israil"".
A: Bukankah ayat ini sudah jelas,
dan tidak bisa diputar-putar lagi, Yesus
sendiri mengakui bahwa ia di Utus untuk Bani Israil saja, bukan untuk
semua manusia atau lain. Jadi kalau
penganut Yesus (umat kristen) yang bukan
golongan Bani Israil, tentunya tidak termasuk umatnya Yesus, dan dosanya
tidak bisa ditebus/tertebus, karena Yesus hanya menjadi Juru Selamat untuk Bani Israil saja, sedangkan saudara
sendiripun bukan dari golongan Bani Israil.
B: Ya, kalau demikian bagi saya
agak repot. Entah bagaimana ini semestinya.
A: Nah, kalau begitu orang bisa
berpendapat apakah faedahnya orang-orang Kristen menyebarkan agamanya kepada manusia yang bukan Bani Israil.
Sedangkan Yesus sendiri tidak berbuat demikian. Apakah cara yang demikian tidak bisa dinamakan melangkahi ajaran Yesus.
Dan di Injil Matius yang saudara baca baru-baru ini ada menyebutkan juga susunan kata Yesus sendiri
"Tiadalah aku disuruhkan kepada yang lain". Jelas disini Yesus
sendiri ia mengakui ia disuruh. Kalau Yesus
itu dikatakan Tuhan, maka pantaskah Tuhan itu jadi pesuruh. Jadi Yesus itu
bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan
sesuai dengan pengakuan Yesus sendiri, yang
menyebutkan dalam Kitab Injil saudara sendiri.
B: Betul begitu, akan tetapi maaf
terlebih dulu apakah misalnya tidak
mungkin ayat itu ada salah cetak. Ini hanya kira-kiraan saya sendiri
saja, tetapi sekali lagi saya minta
maaf.
A: Tidak apa saudara bersikap
ragu-ragu, tetapi untuk menghilangkan keragu-raguan baiklah kita periksa kitab
yang berbahasa Belanda ini yang
kebetulan saudara bawa. Kitab ini berjudul : "Bijbellezingen voor
het Huisgezin". Setujukah saudara.
B: Baiklah, dan memang demikian
maksud kami sebelumnya, agar dapat kita
periksa bersama-sama apakah ayat
Bibel yang berbahasa Indonesia, ada
bersamaan maksudnya dengan yang
berbahasa belanda.
A: Silahkan saudara periksa di
bab: "De onderdanen van het koningrijk" halaman 834, ayat 12 apakah sudah diketemukan ayatnya.
B: Sudah ini dia.
A: Nah mari kita periksa, di ayat
ini menyebutkan: "Toen de vrouw van
Kanaan tot Christus kwan, Hem om smehende haar dochter te genezen, wat zei Hijtoen?. Maar Hij antwoordende, zeide : "Ik ben
niet gezenden dan tot de verloren
schapen van huis israel" Kalau kita salin kedalam bahasa Indonesia: "Ketika
seorang perempuan dari Kanaan datang
di hadapan Kristus mengemis-mengemis padanya supaya mengobati (menyembuhkan)
anaknya, lalu apakah katanya ?. Maka jawab Yesus, katanya : "Tiadalah aku disuruhkan yang
lain, hanya kepada segala domba yang sesat dari antara Bani Israil""
B: Yah terus terang saja,
tampaknya pendirian saya sudah mulai condong
kepada keterangan-keterangan bapak.
A: Alhamdulillah, saya bersyukur,
karena saudara sudah tambah bimbang dalam keyakinan saudara. Pada pertemuan
yang lalu, kita sudah membaca susunan ayat
di Injil Matius pasal 26 ayat 1 dan
2.
B: Betul saya ingat, saya akan
menjelaskan ayat tersebut
A: Baik, kalau saudara masih
merasa perlu memberikan penjelasan.
B: Saya akan bacakan lagi bunyi
ayat tersebut.
A: Baik, pada pertemuan yang
lalu telah saya terangkan. Mungkin saudara
masih perlu membantah (membantah keterangan saya tersebut). Silahkan
saudara membacanya.
B: Ayat tersebut berbunyi
sebagai berikut: "Setelah Yesus menyudahi ucapan itu, maka bertuturlah
pula ia kepada murid-muridnya: "Kamu memang mengetahui bahwa dua hari lagi
akan ada hari raya Paskah, dan Anak manusia akan diserahkan supaya ia
disalibkan". Jadi kedatangan Yesus memang untuk disalib. Berdasarkan ayat
ini.
A: Mengapa Yesus berteriak
minta tolong kepada Tuhan di waktu akan disalib, kalau memang benar kedatangan
Yesus untuk disalib. Mestinya dia bersedia untuk
disalib. Seruan Yesus minta-minta tolong itu, sebagaimana saya telah sebutkan pada
pertemuan kita yang pertama, ialah di Matius pasal 27 ayat 46: yang bunyinya
sebagai berikut: "Maka sekira-kira pukul tiga itu, berserulah Yesus dengan suara
yang nyaring, katanya: "Eli, Eli, lama
sabachtani", artinya "Ya Tuhanku, Ya Tuhanku, apakah sebabnya Engkau
meninggalkan Aku".
B: Di ayat yang dibacakan tadi
menunjukkan badan ketuhanan Yesus sudah
mengetahui lebih dahulu bahwa badan kemanusiaannya akan di salib. Jadi
yang berteriak itu bukan anak Tuhan , melainkan
badan kemanusiaannya Yesus , oleh
karenanya itu ia menyerah untuk disalib.
A: Kalau begitu, diwaktu Yesus di
Salib ada dimanakah badan ketuhanannya
Yesus itu. Kalau saudara menjawab terpisah, maka hal itu menunjukkan
bahwa tidak selamanya Yesus menjadi satu dengan Tuhan. Tetapi kalau
saudara menjawab tetap disitu, mengapa
badan ketuhanannya tidak dapat menolong Yesus, sehingga ia berteriak-teriak minta tolong.
B: Saya tidak mengerti bagaimana
soal ini sebenarnya.
A: Bukan itu saja, malah kita
masih bisa meneruskan lagi di Matius pasal 26 ayat 38 yang menyebutkan:
"Kemudian kata Yesus kepada mereka itu: Hatiku amat sangat berduka cita
hampir mati rasaku; tinggallah kamu di sini dan berjagalah sertaku" Mengapa badan Ketuhanan Yesus tidak berkuasa
menghilangkan duka cita yang dirasakan olehnya. Malah ia berkata kepada muridnya minta berjaga bersama dia. Pantaskah Tuhan
minta-minta kepada manusia.
B: Kalau saya berpegang pada ayat
Injil tersebut, bahwa kedatangan Yesus
untuk bani Israil saja, maka apakah salahnya kalau kita mengajak manusia diluar bani
Israil supaya percaya kepada Yesus.
A: Kalau saudara konsekwen
berpegang pada ayat Injil itu mestinya tidak demikian pendapat saudara. Kalau
saudara telah menyimpang dari langkah Yesus oleh karena Yesus sendiri
mengatakan bahwa kedatangannya hanya untuk menebus dosa bani Israil semata-mata, bukan manusia
lainnya.
B: Taruh kata kedatangan Yesus
itu hanya untuk bani Israil saja, dan
andaikata ada orang dari luar Bani Israil yang masuk Kristen, maka
hal tersebut tidak berarti ayat Injil dan ajaran Kristen itu ada kesalahan.
A: Kalau begitu apakah orang Bani
Israil yang menyalibkan Yesus itu sudah
tertebus dosanya
B: Entahlah
A: Mengapa dalam kitab Injil
tersebut Yesus berkata bahwa kedatangannya untuk menebus dosanya bani Israil,
Dengan demikian maka orang bani Israil
yang menyalibkan Yesus mestinya sudah tertebus dosanya. Terlebih lagi berdasarkan keterangan saudara mestinya
manusia yang menyalibkan Yesus itu tidak berdosa, malah menerima pahala besar,
kalau kedatangannya Yesus memang untuk
disalib. Andaikata tidak ada orang yang bersedia menyalibkan Yesus, tentu tidak
terlepas dosanya bani Israil dan kedatangannya Yesus tidak dapat lagi disebut
selaku penebus dosa. Mestinya orang yang
menyalibkan Yesus itu menerima pahala besar, tidak dilaknat, karena mereka
telah berjasa menyalibkan Yesus, karena perbuatan mereka itulah, dosa-dosa bani
Israil tertebus semuanya. Jawaban ini sebagian telah saya sampaikan pada pertemuan kita
yang lalu.
B: Dalam hal ini saya belum bisa
menjawab sekarang, tetapi mungkin dilain
waktu.
A: Saya akan ulangi lagi
pertanyaan saya: Betulkah lantaran Yesus di Salib dosa bisa terhapus.
B: Ya, betul begitu menurut ayat
Injil.
A: Alat apakah digunakan untuk
menyalibkan Yesus.
B: Kalau saya tidak salah, ialah
kayu yang disebut: "Kayu Salib"
A: Kalau begitu Yesus tergantung
pada kayu pada waktu disalibkan.
B: Ya, demikian, sebagaimana kita
sering melihat gambar Yesus disalib.
A: Silahkan saudara periksa di
Galatia pasal 3 ayat 13
B: Baik, disini disebutkan: "Maka Kristus sudah menebus kita dari
pada kutuk Torat itu dengan menjadi satu kutuk karena kita, karena ada tersurat: "Bahwa terkutuklah tiap-tiap orang yang
tergantung pada kayu""
A: Menurut keterangan saudara,
Yesus rela untuk di salib, sedangkan menurut Galatia yang saudara baca
menyebutkan: Terkutuklah tiap-tiap orang yang tergantung pada kayu, dan kalau
begitu apakah bisa menebus dosa manusia.
B: Terima kasih , saya sudah
menyadari. Apakah tidak sebaiknya kita pindah
kepada pasal-pasal yang lain. Tetapi di lain malam, karena sekarang
waktunya sudah terlalu larut malam.
A: Baiklah terserah saudara
MALAM YANG KELIMA
Dosa Waris
B: Saya ingin menerima penjelasan
dari bapak kyai, tentang kepercayaan kepada dosa waris yang disebabkan karena
dosanya Adam dan Hawa.
A: Baiklah, saya akan berikan
jawabannya, tetapi sebelumnya saya ajukan pertanyaan: Betulkah menurut kepercayaan
Kristen bahwa anak cucu Adam dan Hawa
dari sejak dilahirkan sudah membawa dosa.
B: Betul begitu, karena Adam dan
Hawa berdosa, maka cucunya menerima warisan
dosa dari keduanya.
A: Mengapa dosa Adam dan Hawa
diwariskan kepada cucunya, mestinya setiap
manusia memikul dosanya dari perbuatannya sendiri, bukan memikul dosanya
orang lain.
B: Tetapi menurut ajaran Kristen,
setiap manusia pada sejak waktu dilahirkan
sudah memikul dosa, atau menerima warisan dosa dari dosanya Adam dan
Hawa. Oleh karena kedatangan Yesus itu adalah untuk menebus dosa-dosa manusia
dari warisan Adam dan Hawa tersebut.
A: Kalau keterangan saudara benar
pada ajaran Kristen, silahkan saudara periksa kitab Nabi Yehezkiel pasal 18 ayat 20.
B: Pasal dan ayat tersebut
menyebutkan: "orang berbuat dosa, ia itu juga akan mati; maka anak tiada
akan menanggung kesalahan bapaknya, dan Bapa pun tiada akan menanggung
kesalahan anak-anaknya; kebenaran orang yang benar akan tergantung atasnya dan kejahatan orang
fasik pun akan tergantung atasnya".
A: Jelas Bibel sendiri
menyebutkan bahwa setiap manusia akan menanggung sendiri perbuatan baik maupun
buruk, tidak boleh dibebankan atau diwariskan
kepada orang lain. Berdasarkan ayat tersebut, maka dosa Adam dan Hawa
harus ditanggung sendiri oleh keduanya. Tetapi mengapa dosa Adam dan Hawa harus
diwariskan atas anak cucunya, sehingga anak cucunya ikut serta menanggung dosanya; padahal kitab Injil sendiri tegas menyebutkan
bahwa setiap perbuatan baik atau buruk yang dikerjakan oleh seseorang tidak dapat
dibebankan atas orang lain. Baiklah, saya teruskan pertanyaan saya
pada saudara; sejak umur berapa saudara
di baptis.
B: Kata orang tua saya, sejak
umur tiga bulan dibawa ke gereja dan disana
dibaptis, oleh karena setiap manusia
sejak dilahirkan sudah membawa dosanya Adam dan Hawa yang disebut Dosa Waris,
jadi sejak bayipun sudah membawa dosa;
oleh karenanya saya dibaptis waktu masih kecil.
A: Apakah perbuatan demikian itu
berdasarkan kitab Bibel
B: Saya berkeyakinan demikian.
Sebagaimana saya terangkan bahwa bayi yang
baru dilahirkan itu tidak suci, yakni sudah membawa dosanya Adam dan
Hawa.
A: Kalau begitu, bayi yang belum
dibaptis sekiranya ia meninggal dunia (mati) tentu tidak akan masuk surga,
sebab matinya ada membawa dosanya Adam dan Hawa.
B: Ya, mestinya demikian.
A: Silahkan periksa Matius pasal
19 ayat 14.
B: dipasal dan ayat ini
menyebutkan: "Tetapi kata Yesus. "Biarkanlah kanak-kanak itu, jangan dilarangkan mereka
itu datang kepadaku, karena orang yang
sama seperti inilah yang empunya kerajaan surga""
A: Nah,...perhatikanlah di ayat
itu nyata-nyata Yesus sendiri yang berkata
ia mengakui kesuciannya kanak-kanak. Sedangkan mereka belum
mengakui kesalibannya Yesus dan juga
belum dibaptiskan, tetapi mempunyai kerajaan
surga. Jadi berdasarkan pengakuan Yesus sendiri bahwa kanak-kanak itu
tidak membawa dosa waris dari Adam dan
Hawa, oleh karena itulah Yesus berkata : Mereka adalah suci dari dosa dan
dengan sendirinya masuk surga. Saya ingin bertanya lagi, Saudara waktu umur
tiga bulan itu sudah membawa dosakah atau
belum.
B: Kalau berdasarkan perkataan
Yesus yang bapak katakan tadi, tentu tidak.
A: Jadi masih suci dari dosa
walaupun tanpa dibaptiskan.
B: Ya betul demikian.
A: Kalau begitu, apakah gunanya
saudara dibaptis pada waktu umur tiga bulan
itu.
B: Waktu umur tiga bulan tentu
saya tidak tahu apa-apa
A: Saya bertanya sekarang, bukan
bertanya kepada saudara diwaktu saudara berumur tiga bulan, Jadi apakah
sekarang saudara sudah menyadari tentang tidak adanya dosa waris.
B: Seperti bapak terangkan tadi,
berdasarkan pengakuan Yesus sendiri tentu
saya menyadarinya. Karena, Yesus sendiri yang mengatakan bahwa anak-anak
itu suci pada waktu dilahirkan.
A: Nah, bagaimanakah sekarang,
masih adakah pandangan saudara terhadap dosa
waris
B: Tentu saja harus menyadari
berdasarkan perkataan Yesus sendiri bahwa
aman-anak yang baru dilahirkan itu suci tidak membawa dosa sedikitpun.
A: tidak membawa dosa yang
bagaimana.
B: Ya, tidak membawa warisan dosa
dari Adam dan Hawa.
A: Kalau begitu saudara telah
mengakui bahwa dosa waris itu tidak ada
B: Ya, demikianlah harus saya
akui berdasarkan Kitab Bibel sendiri.
A: Syukur saudara telah mengakui
tidak adanya dosa waris, kalau dosa waris itu turun-temurun, maka anak yang
baru lahir yang belum tahu apa-apa belum bisa memisahkan antara yang baik dan
buruk, kalau bayi itu mati ia membawa dosa
dan masuk neraka, dan dimanakah letaknya
keadilan Tuhan kalau demikian.
B: Ya, saya bisa terima keterangan Bapak.
A: Nah, coba pikirkan dengan penuh kesadaran. Kalau ada
seorang tua dari beberapa orang anak,
dan orang tua itu menjadi penipu, pencuri, penghianat, berbuat aniaya, kejam,
dan bermacam-macam dosa ia kerjakan, lalu ia dihukum masuk penjara, apakah
anak-anaknya juga diharuskan menanggung dosa orang-orang tuanya, lalu anak-anak
itu harus dihukum juga masuk penjara dengan alasan dosa waris. Apakah
pengadilan semacam itu akan dikatakan penegak keadilan.
B: Terima kasih, saya sudah menyadari, bahwa dosa itu tidak
bisa diwariskan atau dioperkan kepada orang lain.
A: Syukur kalau begitu.
B: Akan tetapi kalau dosa itu tidak bisa diwariskan mestinya
pahala juga tidak diwariskan. Bagaimanakah menurut ajaran agama Islam dalam hal
itu.
A: Tidak bisa, malah tidak boleh; baik pahala maupun dosa
dioperkan pada orang lain.
B: Jawaban "tidak boleh" itu apakah menurut
pendapat bapak sendirikah atau menurut
ajaran Islam.
A: Menurut ajaran Islam, pahala seseorang tidak boleh
diwariskan atau dioper kepada orang lain, begitu juga dosanya seseorang tidak
boleh diwariskan kepada orang lain. Setiap orang menanggung sendiri pahala dan
dosanya atas perbuatannya sendiri.
B: Akan tetapi saya pernah membaca sebuah buku agama Islam
yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad pernah berkorban seekor kambing buat
umatnya sekalian dan buat familinya. Ini berarti bahwa Nabi Muhammad mewariskan
atau mengoperkan pahala kepada orang lain, yakni kepada umatnya dan familinya.
Yang demikian itu bukan dosa waris, tetapi jelas pahala waris. Jadi di dalam
ajaran Islam ada juga pahala waris, maka saya kira bapak tidak perlu urus tentang dosa-dosa waris
dalam ajaran Kristen, kalau di dalam ajaran Islam terdapat ajaran pahala waris
atau ajaran oper pahala.
A: kalau buku agama Islam yang saudara baca mau dijadikan
pokok tentang bolehnya warisan pahala, mestinya orang Islam boleh sembahyang
dan berpuasa, lalu diwariskan pahalanya buat sekalian umat Islam yang masih
hidup dan yang mati, tetapi tidak ada
umat Islam yang berbuat demikian, kalaupun ada,
mungkin karena mereka tidak tahu, bahwa perbuatan yang demikian itu,
bertentangan dengan kitab sucinya Al Qur'an. Jadi bukan kitab sucinya yang salah, tetapi penganutnya sendiri, dan
berbeda dengan kitab Bibel yang mengandung banyak perselisihan antara satu ayat
dengan yang lain. Di dalam kitab suci Al Qur'an, tidak terdapat ajaran pahala
waris maupun dosa waris. Akan tetapi
dalam kitab Bibel (Kristen) antara satu ayat dengan ayat yang lain bersimpang siur.
B: Saya pernah membaca kitab terjemahan Al Qur'an bahasa
Indonesia, kalau tidak keliru di dalam
surat Ath Thurr ayat 21 ada menyebutkan yang maksudnya bahwa anak-anak orang mukmin akan dimasukkan
surga lantaran ibu bapaknya. Jadi lantaran amalan ibu bapaknya anak-anak itu
masuk surga. Kalau yang demikian itu bukan pahala waris, lalu apakah namanya.
A: Ayat Al Qur'an yang saudara maksudkan itu bunyinya akan
saya bacakan sebagai berikut: Yang artinya: "Dan mereka yang beriman dan
diikuti oleh anak-anak cucunya (keturunannya) dengan keimanan pula. Kami
(Allah) kumpulkan anak cucu itu dengan mereka dan tiadalah kami kurangi pahala amalan
mereka sedikit juapun" (Surat Ath Thurr ayat 21). Diayat ini jelas menyebutkan
tidak adanya pahala waris, malah tanggungan pun mengenai pahala warispun tidak
ada. Yang masuk surga bersama Ibu bapaknya itu adalah anak-anak yang belum
baligh, karena yang sudah baligh tentu bertanggung jawab sendiri. Oleh
karenanya dalam ayat tersebut ada sambungannya. Yang artinya: "Setiap
orang bertanggung jawab (terikat) oleh amalannya sendiri-sendiri
(masing-masing)". Jadi setiap orang menanggung dosa dan pahala atas
perbuatannya masing-masing bukan warisan dari orang lain.
B: Apakah di dalam Kitab Al Qur'an ada yang lebih tegas
menyebutkan bahwa dosa dan pahala itu tidak dapat diwariskan atau dihadiahkan
pada orang lain.
A: Ada,
cukup banyak.
B: Maafkan, kami ingin mengetahui di surat apa, dan di ayat berapa, kami akan
cocokkan dirumah, karena kami ada mempunyai kitab terjemahan Al Qur'an Bahasa
Indonesia. Mungkin juga saudara-saudara yang hadir di sini juga memerlukan juga.
HADIRIN: Perlu diterangkan, karena memang penting
diterangkan.
A: Apakah tidak sebaiknya kita bersama-sama memeriksa di sini
saja, kalau saudara menyetujui saya suruh ambilkan Al Qur'an lalu saya
tunjukkan surat dan ayatnya sekali. Bagaimana, apakah
sekarang juga.
B: Kalau Bapak hafal lebih baik sebutkan sekarang saja
ayat-ayatnya , akan kami catat: lalu
akan kami cocokkan dirumah dengan Al Qur'an kami. Tapi kalau bapak tidak hafal kami minta besok
malam untuk menghemat waktu.
A: Insya Allah saya hafal ayat-ayatnya.
B: Baik, silahkan bapak sebutkan, kami akan catat.
A: Saya akan sebutkan nama-nama surat
dan nomor ayatnya, lalu saya akan beri keterangan dan saudara catat nama Surat dan nomor ayatnya
yang sebut, lalu cocokkan lagi dirumah.
B: baik, kami setuju.
A: Surat
Al Baqarah, ayat 286. "Kepada
dirinya apa yang ia kerjakan, dan atas dirinya apa yang dia lakukan"
Maksudnya, baik dan buruknya suatu perbuatan, harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya, tidak boleh
dibebankan atas orang lain.
Surat Al Baqarah, ayat 123."Dan Hendaknya kamu takut pada suatu hari (kiamat) tidak
berkuasa seorang membebaskan sesuatu atas orang lain". Maksudnya, kelak
dihari kiamat, seseorang tidak berkuasa menebus dosanya orang lain, dan pahala
tidak diperbolehkan atas orang lain. Masing-masing harus menanggung sendiri
perbuatannya baik maupun jahat.
Surat Al Ankabut, ayat 6
"Siapa yang giat berusaha maka usahanya itu untuk
dirinya sendiri".
Surat Yaasiin, ayat 54
"Maka pada hari kiamat, tidak seorangpun akan teraniaya,
dan kamu tidak akan dibalas, melainkan apa yang kamu sendiri telah
kerjakan".
Surat Al Isra' , ayat 15
"Dan seseorang tidak berkuasa memikul dosanya orang lain ".
Surat An Najm, ayat 38 dan 39
"Bahwa seseorang tidak berkuasa menanggung dosanya orang
lain dan sesungguhnya seorangpun tidak akan menerima pahala melainkan daripada perbuatannya
sendiri".
Surat Luqman, ayat 33.
"Hai Manusia hendaklah kamu takut kepada suatu hari
(kiamat) seorang bapak tidak berkuasa membebaskan anaknya (dari perbuatan
anaknya), seorang anak tak akan berkuasa membebaskan perbuatan bapaknya".
Ayat-ayat yang saya sebutkan di atas tadi jelas sekali
menunjukkan bahwa seseorang tidak berkuasa menebus dosanya atau mengambil oper
pahala orang lain. Jadi dalam Islam, tidak ada manusia yang berkuasa menebus
dosa, atau seorang pejabat menebus dosa, perbuatan baik atau jahat harus
ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya.
Saya kira sudah cukup ayat-ayat yang saya sebutkan, tetapi
kalau saudara masih memerlukan, saya akan sebutkan lagi ayat-ayat yang lain.
B: Sudah cukup, dan kami sudah mengerti, akan tetapi kami
pernah membaca sebuah kitab yang menyebutkan
sebuah Hadist Nabi Muhammad, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
yang menerangkan bahwa: "Mayit itu disiksa
lantaran ditangisi oleh familinya". Berdasarkan Hadist tersebut berarti
bahwa siksaan atas mayit itu, disebabkan perbuatan orang lain, bukan dari
perbuatan dirinya sendiri. Mayit itu disiksa lantaran "perbuatan" tangisnya
orang lain. Kami telah tanyakan kepada beberapa orang yang kami pandang
mengerti tentang agama Islam, dan salah seorang guru agama Islam mengenal
susunan Hadist tersebut memberikan jawaban bahwa hadist itu benar (sahih), oleh
karena yang meriwayatkan adalah Imam Bukhari dan Imam Muslim.
A: Hadist Nabi yang saudara bawakan itu susunannya demikian:
"Telah berkata Umar dan Ibnu Umar: Bersabda Nabi Muhammad SAW sesungguhnya
mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh keluarganya (riwayat Bukhari dan
Muslim)". Akan tetapi hakekatnya
Hadist itu Tidak Sahih, oleh karena berlawanan dengan ayat-ayat Al Qur'an.
Walaupun oleh karena saudara yang beragama Kristen, mungkin belum mengetahui
tentang Hadist-hadist Sahih dan Hadist-hadist Palsu, maka agar saudara yang
hadir dipertemuan ini dapat mengikuti juga, merasa perlu saya terangkan bahwa
menurut kitab-kitab Ushul Fiqih dan kitab Musthalahul Hadist, yang disebut
Hadist Nabi, bukan saja mesti sah riwayatnya malah mesti beres susunannya dan
arti dari pada hadist itu HARUS tidak berlawanan dengan kitab Al Qur'an. Dalam
riwayat Bukhari dan Muslim jelas
diterangkan demikian. Maksud Hadist tersebut , tatkala hadist yang
menerangkan bahwa mayit itu disiksa lantaran
ditangisi oleh familinya, di dengar oleh Siti Aisyah (Istri Nabi), maka Siti
Aisyah menolak kebenaran Hadist tersebut. Aisyah berkata: "Cukuplah buat
kamu Ayat Al Qur'an; Dan tidak berkuasa seseorang menanggung dosa orang lain.
B: Nah, kalau begitu pak kyai, sekarang kami telah mengerti bahwa berdasarkan Kitab Bibel sendiri dan Kitab Al
Qur'an pada hakekatnya dosa waris dan
pahala waris itu tidak ada. Yakni setiap manusia menanggung sendiri dosanya, dan pahalanya menurut
perbuatannya masing-masing. Ini adil namanya.
A: Ya, seharusnya begitu; sebagaimana tersebut dalam kitab
Bibel dan Al Qur'an yang telah kita baca tadi. Akan tetapi supaya lebih jelas
dan tambah meyakinkan saudara, silahkan
saudara periksa di Injil: "Surat
kiriman Rasul Paulus kepada orang Rum
Pasal 2 ayat 5 dan 6.
B: Baik, surat
dan ayat ini menyebutkan sebagai berikut: "Tetapi menurut degilmu dan hati
yang tiada mau bertobat, engkau menghimpunkan kemurkaan keatas dirimu untuk
hari murka dan kenyataan hukum Allah yang adil". " yang akan membalas ke atas tiap-tiap orang menurut
perbuatan masing-masing"
A: Apakah di ayat ini Bibel menerangkan Dosa Waris.
B: Tidak, malah sebaliknya setiap orang akan dibalas menurut
amalnya masing-masing.
A: Periksa lagi Matius pasal 16 ayat 27
B: Ayat ini menerangkan /menyebutkan: "Karena anak
manusia akan datang dengan kemuliaan Bapanya beserta dengan segala malaikatnya;
pada masa itu Ia akan membalas kepada tiap orang menurut perbuatannya:
A: Apakah di ayat ini Bibel menerangkan Dosa Waris.
B: Tidak ada, menurut ayat ini perbuatan dosa dan perbuatan
baik akan ditanggung sendiri, tidak boleh dibebankan atau diwariskan pada orang
lain.
A: Jadi di Kitab Injil sendiri yang menyebutkan tidak adanya
dosa waris.
B: Ya, dari mana asalnya ada sebutan dosa waris itu.
A: Apakah saudara masih memerlukan penjelasan lebih lanjut.
B: Sudah sangat jelas sekali.
A: Kalau begitu baiklah kita lanjutkan. Diayat saudara
bacakan tadi ada sebutan "Anak manusia". Bapanya silahkan saudara
bacakan sekali lagi.
B: Baik, awal ayat tersebut menyebutkan: "Karena Anak
Manusia akan datang dengan
kemuliaan Bapanya..."
A: bagaimana menurut pengertian saudara yang dimaksudkan
dengan "Anak Manusia dan Bapanya"
B: Anak manusia itu tentulah Yesus, sedang Bapa ialah Tuhan.
A: Periksa lagi: "Surat
kiriman yang kedua kepada orang Kristen " pasal 5 ayat 10
B: Baik ayat ini menyebutkan: " Karena tak dapat tiada
kita sekalian akan jadi nyata dihadapan
kursi pengadilan Kristus, supaya tiap-tiap orang menerima balasan, sebagaimana yang telah
dilakukan oleh tubuh itu, baik atau
jahat"
A: Ayat Injil sendiri yang menyebutkan, bahwa setiap orang
harus bertanggung jawab atas perbuatannya masing-masing, baik maupun jelek,
tidak boleh dibebankan atau diwariskan kepada orang lain.
B: Berdasarkan ayat-ayat Bibel yang bapak tunjukkan bahwa
perbuatan baik atau jelek seseorang tidak dapat diwariskan kepada orang lain.
Oleh karenanya, kepercayaan saya kepada dosa waris itu mulai luntur.
A: Kalau begitu lantas bagaimana dosanya Adam dan Hawa,
apakah dapat diwariskan kepada orang
lain, tegasnya kepada anak cucunya.
B: Berdasarkan ayat Bibel tersebut di atas tentu tidak. Jadi
dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa,
seharusnya ditanggung sendiri oleh keduanya,
tidak bisa diwariskan kepada anak cucunya.
A: Dalam sejarah Agama Kristen kita kenal yang disebut:
"biechten", ialah orang yang
berbuat dosa, dan "de biechtafleggen", ialah orang yang meminta ampun
atas kesalahannya , dan "Biecht-vader", ialah orang-orang yang
diberi wewenang memberi ampun. Setiap
orang merasa menyesal atas kesalahannya dapat menerima ampunan dengan jalan
membeli selembar surat
yang menyebutkan bahwa orang yang berdosa sudah diberi ampun atas dosanya. Surat ampunan itu disebut "Aflaat-brieven" atau Indul
gences, yang artinya kemurahan Tuhan.
B: Ya, saya menyadari soal itu, keterangan bapak memuaskan
saya.
A: Bukan hanya demikian, akan tetapi Aflaat-brieven itu pada
zaman dulu dipropaganda (gepredicht) di Negara Jerman oleh seorang rabib
(nonnik) bernama "Tetzel" dalam tahun 1517 atas perintah Paus Leo,
yang menjadi Paus pada tahun
1513-1521. Sebahagian dari pada hasil penjualan Aflaat-brieven itu digunakan
untuk pendirian bangunan gereja "Saint Pieter Kerk" di kota Roma. Terlalu panjang
kalau saya uraikan sejarah pemerintahan gereja di Eropa pada permulaan abad
pertengahan.
B: Terima kasih, kita lanjutkan saja soal yang lain, sekarang
sudah larut malam, lain kali kami akan datang lagi.
MALAM YANG KE ENAM
Kitab Al Qur'an dan Kitab Bibel
A: Pembicaraan kita yang berkenaan dengan dosa waris, saya
rasa telah cukup.
B: Sudah cukup jelas uraian bapak pada pertemuan yang
terdahulu. Dan saya telah mencocokkan
ayat-ayat Al Qur'an yang disebutkan bapak kemarin malam lalu dengan kitab
terjemahan Al Qur'an bahasa Indonesia kepunyaan saya, semuanya cocok baik
tentang surat-suratnya maupun ayat-ayatnya. Semua yang bapak sebutkan cocok dan
tepat serta kami pikir-pikir di rumah tentang ayat Bibel dan Al Qur'an yang
bapak tunjukkan ayat-ayatnya ternyata dosa waris dan oper pahala dan oper dosa
itu tidak mungkin ada malah tidak masuk di
akal.
A: Syukur kalau saudara telah mengakuinya, sekarang kita
bicarakan soal-soal lainnya, dan saya serahkan kepada saudara saja mengenai
acaranya. Terserah saudara soal yang akan diajukan.
B: Baiklah kami mulai; kami pernah membaca ayat-ayat Al
Qur'an yang tampaknya pada kami ada juga perselisihan antara satu ayat dengan
ayat lainnya, sehinga menimbulkan keragu-raguan; apakah mungkin Nabi Muhammad sendiri
yang keliru menyampaikan wahyu dari Allah. Kalau betul beliau seorang Nabi,
tentu tidak mungkin beliau salah menerimanya atau menyampaikannya, ataukah
memang ayat-ayat Al Qur'an nya yang berselisihan.
A: Baiklah saudara terangkan saja ayat-ayat Al Qur'an yang
saudara maksudkan itu.
B: Kami telah membaca ayat-ayat Al Qur'an mengenai asal
kejadian manusia dalam kitab terjemahan Al Qur'an bahasa Indonesia, dalam
sebuah surat
yang nampaknya antara satu ayat dengan ayat yang lain ada berselisihan sehingga
timbul dalam pikiran saya bukan Bibel saja yang berselisih ayat-ayatnya, tetapi
kitab Al Qur'an demikian juga.
A: Silahkan saudara sebutkan ayat-ayat Al Qur'an yang akan
ditanyakan, Insya Allah yang diragukan oleh saudara itu akan terhapus.
B: Baiklah, Saya mencatat ayat-ayatnya, saya akan baca. Dikitab
Al Qur'an surat
Ar Rahman ayat 14 menyebutkan bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari tanah
yang dibakar. Di surat
Al Hijr ayat 28 menyebutkan: "Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
Malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam)
dari tanah kering dan lumpur hitam yang
berbentuk (berupa). Disurat As Sajadah ayat 7 menyebutkan: "dan Tuhan
menciptakan manusia dari Tanah" Di Surat Ash Shafaat ayat 11 menyebutkan:
"Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan manusia berasal dari tanah
liat" Disurat Ali Imran ayat 59 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku
menciptakan manusia daripada tanah"
Lima ayat yang
saya sebutkan ini antara satu dengan ayat yang lain terdapat perselisihan.
Cobalah kita teliti. Di ayat ketiga
menyebutkan dari "tanah", diayat ke empat menyebutkan daripada
"tanah liat". Di ayat kelima
menyebutkan dari pada "tanah". Bukankah ayat-ayat
Al Qur'an nyata-nyata berselisihan antara yang satu dengan yang lain.
A: Ya, nampaknya
memang demikian. Saya tidak akan mengecewakan saudara. Teruskan pertanyaan
saudara.
B: Kami ingin bertanya; yang manakah yang benar tentang asal
kejadian manusia itu. Apakah dari tanah yang dibakar, apakah dari tanah kering
dan lumpur, atau dari pada tanah biasa, atau dari tanah liatkah ?. Jadi menurut
pendapat saya, ayat-ayat Al Qur'an terdapat perselisihan antara satu ayat dengan
ayat yang lain. Bukan ayat-ayat Injil atau di Bibel saja terdapat perselisihan.
Kiranya Bapak bisa menerangkan dengan jelas dan tepat.
A: Di kitab Al Qur'an
ada menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam
kejadian. Agar diketahui juga oleh saudara-saudara yang hadir disini, saya
sebutkan susunan ayat-ayatnya satu demi satu, sebagaimana yang saudara bacakan
artinya tadi.
Pertama : Di surat
Ar Rahman ayat 14: "Dia (Allah)
menjadikan manusia seperti tembikar, (tanah yang dibakar)". Yang
dimaksudkan dengan kata "Shal-shal" di ayat ini ialah : Tanah kering
atau setengah kering yakni "Zat
pembakar" atau Oksigen. Kedua: Di ayat itu disebutkan juga kata
"Fakhkhar", yang maksudnya ialah "Zat Arang" atau
Carbonium.
Ketiga: Di surat
Al Hijr, ayat 28: "dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku
(Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk
(berupa)" . Di ayat ini. Tersebut juga "shal-shal", telah saya
terangkan, sedangkan kata "Hamaa-in" di ayat tersebut ialah "Zat
Lemas" atau Nitrogenium.
Keempat : Di surat
As Sajadah ayat 7: "Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada
"tanah"". Yang dimaksud dengan kata "thien" (tanah) di ayat ini ialah
"Atom zat air" atau Hidrogenium.
Kelima: Di Surat Ash Shaffaat ayat 11:
"Sesungguhnya Aku (Allah)
menjadikan manusia dari pada Tanah Liat". Yang dimaksud dengan kata
"lazib" (tanah liat) di ayat ini ialah "Zat besi" atau
ferrum.
Keenam: Di Surat Ali Imran ayat 59: " Dia (Allah)
menjadikan Adam daripada tanah kemudian Allah berfirman kepadanya "jadilah
engkau, lalu berbentuk manusia". Yang dimaksud dengan kata
"turab" (tanah) di ayat ini ialah: "Unsur-unsur zat asli yang
terdapat di dalam tanah" yang dinamai "zat-zat anorganis".
Ketujuh: Di surat
Al Hijr ayat 28: "Maka setelah Aku
(Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh
daripada-Ku)"
Ketujuh ayat Al Qur'an yang saya baca ini Allah telah
menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk manusia,
lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia bernyawa (bertubuh jasmani dan
rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam tentang kata
"turab" (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat didalam tanah yang
dinamai zat anorganis. Zat Anorganis ini baru terjadi setelah melalui proses
persenyawaan antara "Fakhkhar" yakni Carbonium (zat arang) dengan
"shal-shal" yakni Oksigenium (zat pembakar) dan "hamaa-in"
yaitu Nitrogenium (zat lemas) dan Thien yakni Hidrogenium (Zat air).
Jelasnya adalah persenyawaan
antara: Fachchar (Carbonium = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14. Shalshal (Oksigenium
= zat pembakar) juga dalam surat
Ar Rahman ayat 14. Hamaa-in (Nitrogenium = zat lemas) dalam surat
Al Hijr ayat 28 Thien (Hidrogenium = Zat Air) dalam surat As Sajadah, ayat 7. Kemudian
bersenyawa dengan zat besi (Ferrum),
Yodium, Kalium, Silcum dan mangaan, yang disebut "laazib" (zat-zat
anorganis) dalam surat
As Shafaat ayat 11. Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat
yang dinamai protein. Inilah yang disebut "Turab" (zat-zat anorganis)
dalam surat Ali
Imran ayat 59. Salah satu diantara zat-zat anorganis yang terpandang penting
ialah "Zat Kalium", yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, teristimewa
di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dipandang terpenting oleh karena mempunyai
aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus. Dengan
berlangsungnya "Proteinisasi", menjelmakan "proses penggantian"
yang disebut "Substitusi". Setelah selesai mengalami substitusi, lalu
menggempurlah electron-electron cosmic yang mewujudkan sebab pembentukan
(Formasi), dinamai juga "sebab ujud" atau Causa Formatis. Adapun
Sinar Cosmic itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat-sifat
zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar cosmic dapat mewujudkan
pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri
dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya. Sampai
disinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisa tentang pembentukan tubuh
kasar (jasmaniah, jasmani manusia/Adam). Sedangkan tentang rohani (abstract
wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang
sangat erat hubungannya dengan ilmu Metafisika. Cukup jelas tentang ayat-ayat
Al Qur'an yang saudara sangka berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain
dalam hal kejadian manusia (Adam), pada hakikatnya bukanlah berselisih, melainkan menunjukkan
proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada badan halusnya (invisible),
sampai berujud manusia. Apakah belum jelas penafsiran ayat-ayat Al Qur'an yang
saya sampaikan pada saudara? Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses
asal kejadian tubuh rohani dari segi ilmu metafisika.
B: Sangat jelas, malah betul-betul ilmiah dan saya tidak
mengira sekali bahwa ayat-ayat Al Qur'an itu mengandung ilmu pengetahuan yang
tinggi. Mengenai kesanggupan bapak yang akan menerangkan atau menguraikan
proses asal kejadian tubuh rohani manusia itu, betul-betul menarik. Tetapi saya
mohon di beri waktu yang khusus.
A: Baiklah sekarang kita lanjutkan: Tentunya saudara pernah
membaca biografi Nabi Muhammad. Beliau tidak tahu tulis baca, tidak pernah
belajar ilmu kepada siapapun, tidak pernah berguru dan belum pernah sama sekali
bergaul dengan orang pandai.
B: Ya, saya pernah membaca biografi Nabi Muhammad. Nah, kalau
Nabi Muhammad seorang yang buta huruf, tidak pernah belajar ilmu, maka dari
siapakah atau dari manakah beliau mengetahui tentang kejadian manusia secara
ilmiah yang pada zaman ini dibenarkan oleh ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad SAW menerangkan
tentang asal kejadian manusia dari segi ilmu urai (Anatomi), Ilmu Kimia, Ilmu
hayat (biologi), dan dari segi ilmu alam sampai kepada rohaniahnya.
A: Maka dari manakah beliau belajar ilmu urai, kepada
siapakah beliau belajar ilmu kimia, ilmu hayat, ilmu alam dan soal-soal
kerohanian, kalau bukan wahyu dari tuhan Allah SWT. Dan tidak mungkin beliau
menerima wahyu dari Allah sekiranya beliau bukan seorang Nabi dan Rasul.
B: Tetapi ada juga orang yang tidak pernah belajar dan
bersekolah, buta huruf, tetapi menjadi orang-orang besar.
A: Coba saudara sebutkan nama-nama orang yang tidak pernah
belajar (buta huruf), lalu mengaku jadi Nabi dan menerima wahyu, dan berhasil
membentuk suatu masyarakat dan negara yang mengagumkan para ahli sejarah dan
mempunyai pengikut beratus juta manusia setiap masa dan zaman. Sebutkan nama
orang yang saudara maksudkan itu.
B: Ya, tidak ada.
A: Memang tidak ada, baiklah saya tanyakan, kalau saudara
berpegang dengan keterangan saudara bahwa Nabi Muhammad itu bukan Nabi dan
Rasul, karena ada juga orang yang buta huruf menjadi orang besar, maka kalau
Yesus itu anak Tuhan, karena dapat menyembuhkan penyakit kusta, menghidupkan
orang mati, dilahirkan tanpa Ayah dan dipenuhi juga dengan ruhul kudus, maka
selain Yesus terdapat juga orang lahir tanpa Bapak, dapat menyembuhkan penyakit
kusta, menghidupkan orang mati sebagaimana tersebut dalam kitab Injil. Kisah Rasul
pasal 6 ayat 5, pasal 5 ayat 31; Kitab Raja-raja kedua pasal 13 ayat 21; Matius
pasal 5 ayat 9; Kitab Raja-raja kedua pasal 5 ayat 10 mengapa mereka itu tidak
Tuhan juga, mengapa kepada Nabi Muhammad saudara berkeberatan untuk mengakui
beliau sebagai seorang Nabi dan Rasul, sedangkan kepada Yesus saudara tidak
Berkeberatan mengakuinya sebagai Tuhan, padahal kewajiban-kewajiban yang
dilakukan oleh Yesus, orang lain dapat juga
melakukannya.
B: Baiklah kalau begitu.
A: Baik yang bagaimana yang saudara maksudkan.
B: Keterangan-keterangan bapak adalah baik dan memuaskan saya
dan saya diberi waktu untuk menentukan keputusan saya sampai besok malam atau malam
pertemuan berikutnya.
A: Baiklah saya serahkan sepenuhnya atas pertimbangan
saudara, Kami tidak berhak memaksa saudara, atau mempengaruhi saudara. Kita
hanya bermusyawarah dan bersoal jawab tentang hasilnya terserah atas
pertimbangan masing-masing.
B: Baiklah kita lanjutkan Besok Malam
MALAM KETUJUH
Mengakui Nabi Muhammad SAW Utusan Allah
A: Sesudah saya terangkan pada saudara tentang ayat-ayat Al
Qur'an yang menerangkan tentang proses asal kejadian manusia yang saudara
tanyakan ayat-ayatnya kemarin malam itu, apakah terdapat pertentangan? Apakah
Nabi Muhammad ada kekeliruan menyampaikan sebagaimana saudara sangka semula?
B: Tidak ada, Bapak telah menerangkan dari segi Ilmiah yang
seharusnya secara jujur saya mempercayainya.
A: Jadi Nabi Muhammad Benar, tidak kelirukah penyampaiannya
B: Tidak keliru, malah benar.
A: Jadi saudara mengakui bahwa Nabi Muhammad benar sebagai
Rasul Allah.
B: Saya mengakui, karena beliau benar.
A: Terima kasih , Saudara-saudara yang hadir menyaksikan
sendiri pengakuan saudara Antonius sendiri atas ke Rasulannya Nabi Muhammad
SAW, tanpa paksaan, melainkan dengan kesadarannya sendiri setelah berlangsung
dengan diskusi. Betulkah saudara mengakui kerasulannya Nabi Muhammad dan
mengakui Nabi Muhammad itu utusan Allah.
B: Betul, dengan saksi Tuhan saya mengakuinya.
A: Alhamdulillah, saudara Antonius sudah 50 % Islam. Saya
katakan 50% Islam oleh karena hanya mengerti dan mempercayai atas kerasulan
Nabi Muhammad, jadi masih tinggal 50% lagi, oleh karena Saudara belum
meyakinkan atas ke Esaan Tuhan yang Maha Tunggal .
B: Ya, betul begitu. Keyakinan saya terhadap Trinitas (Tuhan
Bapak, Tuhan Anak dan Ruhul Kudus) masih belum lenyap sama sekali, walaupun
Bapak telah menerangkan Kitab Bibel yang tak dapat saya membantahnya. Akan
tetapi dengan keterangan-keterangan bapak saya mulai ragu-ragu terhadap
Trinitas itu. Sungguhpun begitu, apakah bapak masih bersedia lagi memberikan keterangan-keterangan
(alasan-alasan) dalam kitab Bibel yang menyebutkan bahwa Yesus itu bukan Tuhan.
A: Sebetulnya pada pertemuan kita yang pertama telah saya
sebutkan berdasarkan kitab Injil sendiri bahwa Yesus bukan Tuhan seperti telah Saudara
Periksa sendiri dalam Matius pasal 1 ayat 16; Markus pasal 13 ayat 32; Ulangan
pasal 4 ayat 33; Ulangan pasal 6 ayat 4; Markus pasal 12 ayat 29. Kesemuanya
itu telah kita baca. Tetapi demi untuk memenuhi pengharapan saudara agar lebih
meyakinkan, saya lanjutkan lagi. Silahkan baca Lukas
pasal 4 ayat 1 dan 2.
B: Baik, di sini disebutkan : "Maka Yesuspun penuhlah
dengan Rohul Kudus, balik dari Yarden, lalu Roh itu membawa Dia ke padang belantara. Empat
puluh hari lamanya dicobai Iblis. Selama itu suatu apapun tiada dimakannya. Setelah
genap hari itu ia merasa lapar.
A: 1. Diayat ini menyebutkan bahwa Rohul Kudus membawa Yesus
ke padang belantara.
Kalau Yesus itu tuhan, mustahil akan dapat dibawa oleh siapapun juga. Diayat
ini menyebutkan bahwa Yesus dicobai oleh Iblis. Pantaskah Tuhan dicobai oleh
Iblis atau wajarkah Iblis berani mencobai Tuhan. Di ayat inipun ada
menyebutkan bahwa Yesus merasa lapar.
Wajarkah Tuhan itu lapar? Kalau begitu sifat-sifat Yesus itu sama saja dengan
sifat manusia biasa; bisa dibawa, bisa dicobai iblis dan merasa lapar. Periksa
lagi Matius pasal 4 ayat 5
B: Baik , di situ menyebutkan: "Kemudian dari pada itu
Iblis itupun membawa Yesus ke negeri suci, lalu ditaruhnya Dia di atas bumbung
bait Allah"
A: Di ayat ini ada menyebutkan bahwa Yesus dibawa oleh Iblis.
Pantaskah Tuhan dibawa oleh Iblis. Wajarkah Tuhan tunduk kepada kemauan Iblis
sehingga dibawa kemana-mana, kesuatu tempat. pantaskah Iblis begitu berani
kepada Tuhan. Periksa lagi Matius pasal 27 ayat 1 dan 2
B: Baik, di situ menyebutkan : "Setelah hari siang, maka
segala kepala Imam dan orang tua-tua kaum pun berundinglah atas hal Yesus
supaya dibunuhkan Dia. Maka diikatnya Dia serta dibawa pergi, lalu diserahkan
kepada Pilatus, yaitu wakil pemerintah"
A: DI ayat ini menyebutkan bahwa Yesus diikat; pantaskah
Tuhan dapat diikat oleh manusia. Kalau begitu dimanakah kekuatan Tuhan,
sehingga dengan rela menyerahkan dirinya kepada manusia? Periksa lagi Lukas
pasal 2 ayat 21.
B: Baik, di situ menyebutkan:
"Apabila genap delapan hari, Ia bersunat, lalu disebut namanya
Yesus.."
A: Wajarkah Tuhan itu disunat? Perlu apakah Tuhan itu
disunat?
B: Apakah ada keterangan yang lebih tegas bahwa Yesus itu
benar-benar anak manusia bukan anak Tuhan?.
A: Silahkan buka Matius pasal 26 ayat 2
B: Baik, disitu menyebutkan bahwa: Anak manusia akan
diserahkan supaya disalibkan.
A: Yang dimaksud anak manusia di situ Yesus. Jadi jelaslah bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan, melainkan anak manusia.
Silahkan periksa di Matius pasal 5 ayat 45.
B: Baik, di situ menyebutkan bahwa: Supaya kamu menjadi anak
Bapamu .....dan seterusnya.
A: Di sini menyebutkan bahwa orang-orang yang taat kepada
Tuhan, menurut Yesus akan menjadi anak Tuhan. Jadi bukan saya yang mengatakan
bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan yang Tunggal, melainkan anak-anak tuhan itu
akan bertambah lagi jumlahnya, berdasarkan
kitab Bibel sendiri di Matius pasal 5 ayat 45 yang kita baca tadi ialah:
"Supaya kamu menjadi anak-anak Bapamu..." Silahkan buka Matius pasal
7 ayat 21.
B: Disitu menyebutkan: "Bukannya tiap-tiap orang yang
menyeru aku Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam kerajaan sorga, hanyalah
orang-orang yang melakukan kehendak Bapaku yang di sorga.
A: Di Bibel sendiri jelas, bahwa Yesus menyangkal malah
menolak kepada orang yang menyerukan: "Tuhan, Tuhan" kepadanya, malah
orang itu tidak dapat masuk ke dalam kerajaan sorga. Apakah belum cukup
bukti-bukti yang telah saya tunjukkan kepada saudara.
B: Sudah Cukup. Terima kasih; tetapi kalau masih ada, saya
minta, demi kepuasan saya
A: Minta yang mana lagi yang saudara maksudkan.
B: Yang menyebutkan di kitab Injil bahwa Yesus anak manusia
"bukan anak tuhan"
A: Baik, akan saya penuhi harapan saudara, silahkan saudara
periksa di Matius pasal 16 ayat 27.
B: Di pasal dan ayat ini ada menyebutkan: "Karena anak
manusia datang dengan kemuliaan Bapanya beserta dengan malaikatnya; pada masa
itu Ia akan membalas kepada tiap-tiap orang menurut perbuatannya"
A: Di ayat ini ada menyebutkan anak manusia, menurut tafsiran
saudara, siapakah yang dimaksudkan dengan anak manusia di ayat ini.
B: Ya, tentu Yesus.
A: Jadi dikitab Injil sendiri ada menyebutkan bahwa Yesus itu
adalah "anak manusia"; bukan anak Tuhan, betulkah atau tidak.
B: Ya, betul.
A: Nah, kalau betul, mengapa saudara menyebutkan Yesus anak
Tuhan?
B: Yesus itu Tuhan tapi diserupakan dengan manusia.
A: Kalau Yesus itu Tuhan, mengapa diperanakkan oleh manusia
(Maria). Yesus berupa manusia karena diperanakkan oleh manusia (Maria). Terlalu
janggal kalau manusia (Maria) memperanakkan Tuhan. Bisakah ilmu pengetahuan
lahir maupun ilmu pengetahuan bathin (Kerohanian) menerima bahwa ada Tuhan yang
diperanakkan oleh manusia? Bisakah ilmu pengetahuan exact maupun yang abstract
(Exact abstract Wetenschap) menerimanya?
B: Ya, memang mustahil ada Tuhan yang diperanakkan oleh
manusia.
A: Bukan itu saja, malah di kitab Injil saudara Yesus sendiri
yang berkata bahwa ia bukan anak Tuhan, melainkan Utusan Tuhan. Sebagaimana
telah saya tunjukkan ayatnya pada pertemuan kita yang lalu.
B: Betul, telah bapak sebutkan. Tetapi saya minta di ulangi
lagi ayatnya, oleh karena saya agak lupa susunannya.
A: Silahkan periksa di Yahya pasal 5 ayat 30
B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Suatupun tiada
aku dapat berbuat menurut kehendak sendiri, melainkan aku menjalankan hukum
sebagaimana aku dengar, dan hukuman itu adil adanya; karenanya bukannya aku
mencari kehendak diriku, melainkan kehendak Dia yang menyuruhkan aku".
A: Ayat ini tegas sekali, jelas menunjukkan bahwa Yesus
sendiri mengaku bahwa ia bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan. Di ayat ini
Yesus memberitahukan bahwa ia tidak berbuat menurut kehendak Tuhan, maka
wajarkah Tuhan tidak dapat berbuat sekehendaknya, dan pantaskah ada Tuhan
disuruh (diutus) menjadi utusan.
B: Ya, saya mengaku; Yesus sendiri mengaku bukan anak Tuhan.
A: Demi kepuasan saudara silahkan periksa lagi di Yahya pasal
3 ayat 13
B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Seorangpun
tidak naik ke surga, kecuali Ia yang sudah turun dari surga, yaitu anak
manusia"
A: Berdasarkan ayat-ayat Bibel yang saya tunjukkan dan
saudara sendiri yang memeriksa dan membacanya itu, maka sekali lagi saya
bertanya: "Anak manusiakah Yesus itu atau anak tuhan"?.
B: Ya, berdasarkan ayat-ayat tersebut saya berkata:
"Yesus adalah anak manusia"
A: Di ayat yang saudara baca tapi, Matius pasal 16 ayat 27,
selain menyebutkan bahwa Yesus itu anak manusia, juga menyebutkan bahwa akan membalas
tiap-tiap orang menurut perbuatannya. Betulkah begitu? silahkan
periksa kembali.
B: Ya, betul di ayat itu ada menyebutkan.
A: Menurut susunan ayat tersebut, jelas: "Menolak adanya
dosa waris", berdasarkan ayat tersebut setiap orang akan dibalas menurut
perbuatannya masing-masing, jadi tidak ada penebus dosa.
B: YA, tentang dosa waris telah selesai kita bicarakan dan
memang saya telah mengakui "tidak ada dosa waris".
A: Betul, sudah kita bicarakan, saya hanya menambah saja,
untuk lebih menguatkan lagi keterangan yang lalu.
B: Sudah cukup jelas keterangan Bapak.
A: Jelas bagaimana?
B: Berdasarkan ayat-ayat Injil sendiri bahwa Yesus itu bukan
anak tuhan melainkan anak manusia. Dan berdasarkan kitab Injil menyebutkan
bahwa Yesus sendiri mengakui ia bukan anak Tuhan, melainkan "pesuruh (Utusan)
Tuhan"
A: Syukurlah kalau begitu. Jadi bagaimanakah kepercayaan
saudara sekarang terhadap "Trinitas" (Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan
Ruhul Kudus).
B: Dengan sendirinya kepercayaan saya terhadap Trinitas
terhapus.
A: Alhamdulillah, jadi saudara mengakui bahwa Tuhan itu
TUNGGAL.
B:Sebelum itu saya ingin menyampaikan pertanyaan
A: Baik, tetapi saudara telah mengakui pada pertemuan yang
lalu dan saudara-saudara yang hadir juga telah ikut menyaksikan bahwa:
Pertama,Saudara telah membenarkan kitab Al Qur'an. Beberapa
ayat Al Qur'an yang saudara kemukakan yang pada mulanya oleh saudara dianggap
berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain, setelah saya terangkan dan
saya tafsirkan, lalu saudara akui bahwa ayat-ayat tersebut pada hakikatnya
tidak ada perselisihannya antara yang satu dengan yang lain. Bukankah begitu
pengakuan saudara.
B: Ya, betul begitu
A: Kedua, Pada pertemuan yang lalu saudara telah mengakui
kebenaran nabi Muhammad SAW selaku Utusan Tuhan, betulkah demikian
B: Ya, betul saya telah mengakuinya.
A: Ketiga, Saudara telah membenarkan bahwa ayat-ayat di kitab
Injil (Bibel) terdapat beberapa ayat yang berselisih antara yang satu dengan
yang lain. Sebagaimana telah saya tunjukkan ayat-ayatnya pada pertemuan yang
lalu,
benarkah pengakuan saudara itu.
B: Ya, saya mengakui. Akan tetapi saya masih memerlukan
bukti-bukti yang lain tentang ayat-ayat Injil yang ada perselisihannya antara
yang satu dengan yang lain, demi kepuasan bagi saya, walaupun sebenarnya
keterangan bapak saya pandang cukup memuaskan. Tetapi mungkin ada lagi
ayat-ayat yang lain untuk meresapnya ke perasaan saya.
A: Baiklah, saya penuhi pengharapan saudara, silahkan saudara
periksa kitab Yahya pasal 8 ayat 14
B: Baik, dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Jikalau Aku
menyaksikan dari hal diriku sendiripun, benar juga kesaksian itu"
A: Silahkan periksa lagi Yahya 5 ayat 31.
B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Jikalau Aku
menyaksikan dari hal diriku, maka kesaksianku tidak benar"
A: Nah, saudara membuktikan sendiri perselisihan di dua ayat
ini. Di satu ayat menyebutkan: "Kesaksianku benar", sedangkan di ayat
lain menyebutkan "Kesaksianku tidak benar". Dua ayat yang berselisih
itu, tersebut di kitab suci. Dan yang berbicara adalah seorang. Manakah yang
benar antara dua ayat ini. Wajarkah di dalam kitab suci mengandung ayat-ayat
yang berlawanan antara yang satu dengan yang lain.
B: Ya, saya akui memang tidak cocok.
A: Bukan saja tidak cocok, tetapi adalah satu selisih yang
menyolok.
B: Tetapi mungkin salah satu dari ayat tersebut salah cetak.
A: Sekiranya salah cetak, tentunya ada ralat; tetapi di kitab
ini tidak disebutkan apa-apa.
B: Bibel ini berbahasa Indonesia, permisi sebentar, saya
akan memeriksa Bibel yang berbahasa Inggris.
A: Itu lebih baik, sayakah yang akan memeriksa ataukah saudara?
B: Oleh karena bapak banyak hafal ayat-ayat Bibel maka saya
serahkan agar bapak saja memeriksanya, sepaya lebih cepat.
A: Baiklah; harap saudara memperhatikan juga saudara-saudara
yang hadir, kitab yang saya pegang ini adalah Bibel berbahasa Inggris ialah
"The Holy Bible", "Containing the Old and New Testaments
(American Bible Society)". Saya serahkan kitab ini kepada saudara Antonius
dan saya akan menunjukkan pasal dan ayatnya untuk diteliti bersama.
B: Baik, saya terima kitab Bibel yang berbahasa Inggris.
A: Silahkan saudara periksa di Yahya pasal 8 ayat 14 pada
halaman 104
B: Baik, dihalaman 104 kitab Yahya pasal 8 ayat 14 disini ada
menyebutkan: "THOUGH I BEAR RECORD OF MY SELF, YET MY RECORD IS TRUE"
A: Kalau susunan ayat ini kita salin kedalam bahasa Indonesia,
adalah demikian: "Jikalau aku menyaksikan dari hal diriku sendiripun,
benar juga kesaksianku itu" Betulkah begitu artinya?
B: Ya, betul begitu
A: Jadi sama artinya dengan Injil yang berbahasa Indonesia di
Yahya pasal 8 ayat 14, harap saudara cocokkan dulu.
B: Betul, artinya sama kuatnya
A: Sekarang silahkan periksa di Yahya pasal 5 ayat 31.
B: Disini menyebutkan : "IF BEAR WITNES OF MYSELF, MY
WITNES IS NOT RUE"
A: Ayat ini kalau kita salin kedalam bahasa Indonesia akan
demikian: "Jikalau aku menyaksikan dari hal diriku, maka kesaksianku itu
tiada benar". Betulkah begitu?.
B: Ya, benar
A: Silahkan saudara periksa lebih teliti lagi di kitab Bibel
yang berbahasa Inggris ini. Di satu ayat menyebutkan "IS TRUE",
adalah benar, sedangkan di ayat lain menyebutkan "IS NOT TRUE",
adalah tidak benar.
B: Ya, memang berbeda
A: Kalau begitu, di Injil yang berbahasa Indonesia
maupun yang berbahasa Inggris tidak ada perbedaan arti dan maksudnya.
B: Betul Demikian
A: Jadi tidak salah cetak, yang salah ialah yang mengisi
kitab suci itu. Kalau betul kitab suci (Injil)
itu wahyu dari Tuhan, mustahil ayat-ayatnya akan berselisih antara yang
satu dengan yang lain. Jadi kitab itu telah dicampuri oleh tangan manusia.
B: Menurut pendapat saya, dua ayat itu bukan berlawanan,
mungkin ayat yang satu dicabut, lalu kemudian diganti dengan ayat yang lain.
Jelasnya , ayat yang satu di hapus diganti dengan ayat yang lain (yang baru).
Setahu saya
dalam ayat-ayat Al Qur'an terdapat apa yang disebut
"Nasich dan Mansuch" ialah satu ayat terhapus hukumnya, lalu diganti
dengan ayat yang lain (hukum yang baru).
A: Di dalam Al Qur'an terdapat "Nasich dan Mansuch"
ada disebutkan ayatnya tetapi di kitab Injil sama sekali tidak disebutkan.
B: Dimanakah di dalam Al Qur'an yang menyebutkan ayat tentang
Nasich dan Mansuch itu
A: Sebetulnya sayalah yang harus bertanya kepada saudara,
oleh karena dari saudaralah timbulnya ucapan Nasich-Mansuch itu. Akan tetapi
sekalipun demikian saya tunjukkan, ialah di surat Al Baqarah ayat 106. Susunan ayat itu
ada ulama yang menafsirkan tentang adanya "Nasich dan Mansuch".
Sebagian lagi ada yang menafsirkan bahwa susunan ayat tersebut tidak
menunjukkan adanya Nasich-Mansuch. Kalau saudara memerlukan , akan saya
terangkan tafsirnya ayat tersebut.
B: Hal itu, baiklah kita tangguhkan dulu. Tetapi sehubungan
dengan dua ayat di Bibel yang tadi, saya berpendapat bukan berlawanan,
melainkan satu ayat digantikan dengan ayat lain, sehingga nampaknya ada
berlawanan. Bolehkah saya berikan misal.
A: Silahkan, saudara berhak penuh berbicara dengan saya dalam
pertemuan kita ini.
B: Saya sebutkan misal: Dikeluarkan suatu peraturan, setiap
pengendara sepeda diwaktu malam diharuskan memakai lampu. Kemudian datang lagi peraturan
tidak boleh pakai lampu, karena ada peperangan misalnya. Disini ada dua
peraturan, yang pertama: "Diharuskan memakai lampu" sedang yang kedua
"Dilarang". Dua perintah itu, yang terpakai adalah yang kemudian. Demikian
juga dua ayat di Bibel tadi tidak berlawanan, melainkan salah satu diantaranya
sudah tidak berlaku lagi (dicabut). Ini menurut pendapat saya.
A: Baiklah, tetapi tentunya saudara mengerti, apabila suatu
peraturan yang diganti, mestinya harus diikuti penjelasan, bahwa artikel nomer
sekian ayat sekian, tahun sekian dicabut, diganti dengan artikel nomer sekian
dan selanjutnya. Akan tetapi dua ayat di Bibel itu, tidak ada sebutan ayat yang
satu diganti , dengan lain kata dua ayat tetap berlawanan antara yang satu dengan
yang lain. Tidak ada penjelasan bahwa salah satu telah dicabut, atau
diganti.
PERTEMUAN YANG KEDELAPAN
Perselisihan Ayat-ayat Dalam Bibel
A: Pada pertemuan kemarin malam saya telah terangkan ayat
yang berlawanan dalam Bibel. Pada pertemuan sekarang apakah masih ada
pertanyaan saudara yang akan disampaikan kepada saya.
B: Kalau masih ada ayat-ayat dalam Bibel yang berlawanan
antara satu ayat dengan yang lain, saya minta diterangkan untuk menambah
keyakinan saya sampai dimanakah kesucian kitab Bibel itu ada dicampuri oleh
tangan manusia.
A: Kemarin malam saudara mengakui sudah puas. Apakah tidak
lebih baik, kita bicarakan saja pasal-pasal yang saudara pandang terpenting.
B: Ya, tetapi keterangan bapak mengenai ayat-ayat yang
berlawanan di kitab Bibel itu baru sedikit membuka hati saya. Karena itulah
saya bawa lagi kitab Bibel ini.
A: baiklah, saya akan tunjukkan, demi kepuasan saudara
B: Terima kasih. Harapan, Bapak sudi tunjukkan lagi
bukti-bukti ayat-ayat yang berlawanan. Saya ingin mengetahui lebih banyak lagi.
A: Silahkan saudara periksa di Yahya pasal 1 ayat 18
B: Dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka Allah belum
pernah dilihat oleh seorang juapun, tetapi Anak yang tunggal yang diatas
pengakuan Bapa, ialah yang sudah menyatakan Dia".
A: Bagaimanakah menurut tafsiran saudara susunan ayat ini.
B: Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah dilihat oleh
siapapun juga, melainkan hanya Yesus saja yang pernah melihatnya.
A: Kalau begitu silahkan saudara periksa di kitab Kejadian
pasal 18 ayat 1
B: Disini menyebutkan: "Hatta, maka kemudian dari pada
itu kelihatanlah Tuhan kepada Ibrahim hampir dengan pohon jati mamre tatkala
duduklah di pintu kemahnya ketika hari panas".
A: Nah, disini saudara membuktikan sendiri perselisihan di
dua ayat ini, disatu ayat menyebutkan Tuhan hanya dinyatakan oleh Yesus saja,
tidak seorang juapun melihatnya. Sedang di ayat yang lain ada menyebutkan bahwa
Ibrahim juga melihat Tuhan. Bukankah dua ayat ini berlawanan. Yang manakah yang
benar di dua ayat ini.
B: Ya, saya mengakui memang tidak cocok.
A: Saya lanjutkan. Silahkan periksa lagi di kitab:
"Kejadian pasal 32 ayat 30"
B: Ya, di sini menyebutkan: "Maka dinamai oleh Yakub
akan tempat itu peniel karena katanya: "Sudah kulihat Allah muka dengan
muka, maka nyawaku selamatlah".
A: Perhatikan: disatu ayat menyebutkan, tidak seorangpun
melihat Tuhan, melainkan Yesus. Di ayat yang lain menyebutkan bahwa Ibrahim
melihat Tuhan. Di ayat yang lain lagi ada menyebutkan Yakub melihat Tuhan malah
bertemu muka dengan muka. Yang manakah yang benar diantara tiga ayat tersebut? Mustahillah
benar semuanya, karena jelas sekali susunan ayatnya yang nyata-nyata mengandung
ayat yang berselisih antara yang baru dengan yang lain. Kalau dikatakan salah
satu dari pada ayat-ayat itu yang benar, maka yang dua ayat tentunya salah
semuanya. Pantaskah suatu kitab suci mengandung ayat yang salah? Dan kalau
dikatakan salah semuanya, maka apakah kitab itu dapat dipertahankan
kesuciannya, kalau ayat-ayatnya terdapat berlawanan.
B: Ya, saya mengakui ayat-ayat tersebut tidak cocok antara
yang satu dengan yang lain.
A: Pengakuan saudara itu memang penting, tetapi lebih utama
kalau diikuti dengan kesadaran.
B: Saya harap tunjukkan lagi ayat-ayat di kitab Injil yang
berselisih
A: Baiklah, silahkan periksa di kitab Samuel yang ke-II pasal
8 ayat 9, 10.
B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Bermula, maka
setelah kedengaranlah kabar kepada TOI, raja Hamat, mengatakan Daud sudah
mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar, disuruhkan TOI akan YORAM anaknya
menghadap raja Daud akan bertanyakan selamat baginda dan menyampaikan berkat
selamat kepada
baginda......".
A: Cukup dibaca sampai
disitu, bagaimana menurut pendapat saudara maksud ayat itu, siapakah
nama raja Hamat?
B: Menurut ayat ini, raja Hamat bernama "Toi"
A: Sekarang silahkan periksa kitab: "Tawarikh yang
pertama", pasal 18 ayat 9
B: Di sini menyebutkan: "Hatta apabila kedengaranlah
kabar kepada TOHU, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap
balatentara Hadar Ezar raja Zoba itu"
A: Di ayat ini siapakah nama raja Hamat
B: Menurut ayat ini, nama raja Hamat ialah "Tohu"
A: Nah, perhatikanlah : disuatu ayat menyebutkan nama Raja
Hamat ialah "Toi" sedangkan di ayat lain menyebutkan
"Tohu". Yang manakah namanya benar Tohukah atau Toi.
B: Ya, namanya memang berselisih. Akan tetapi hanya selisih
tentang nama saja. Jadi hanya perselisihan yang kecil saja.
A: Kalau kesalahan dari manusia biasa, tentu kita tidak
keberatan, akan tetapi ini adalah kesalahan "Wahyu" atau
"Ilham".
B: Betul juga pendapat bapak, Ini adalah kesalahan wahyu atau
ilham. Mustahil wahyu atau ilham dari Tuhan terdapat kesalahan walaupun
kesalahan yang sedikit dan sekecil-kecilnya. (pada halaman ini terdapat
footnote: Al Kitab edisi 1994, kata Tohu diganti Tou. Mungkin pada tahun berikutnya kata Tou akan diganti dengan
Toi)
A: Bukan itu saja, Silahkan periksa lagi kitab Samuel yang
kedua pasal 8 ayat 9 dan 10
B: Di sini menyebutkan: "Bermula, maka setelah
kedengaranlah kabar kepada TOI, raja
Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar,
disuruhkan TOI akan YORAM anaknya menghadap raja Daud ......"
A: Cukup dibaca sampai disitu dulu, di ayat itu ada tersebut seseorang bernama Yoram,
siapakah Yoram menurut ayat tersebut?
B: Menurut ayat tersebut Yoram itu anaknya Toi, raja Hamat.
A: Betul, sekarang lanjutkan periksa di kitab: Tawarikh yang
pertama pasal 18 ayat 9 dan 10.
B: Di sini ada menyebutkan : "Hatta apabila
kedengaranlah kabar kepada TOHU, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan
segenap balatentara Hadar Ezar raja Zoba itu". "Disuruhnyalah Hadoram
puteranya pergi menghadap baginda raja Daud......"
A: Cukup dibaca sampai disitu. Diayat itu ada disebutkan
seorang bernama Hadoram, Siapakah Hadoram itu menurut susunan ayat tersebut?.
B: Menurut susunan ayat tersebut orang yang bernama Hadoram
itu adalah anak Tohu, raja hamat
A: Buktikan, disatu ayat menyebutkan bahwa Yoram itu anaknya
Toi, sedangkan di ayat lain menyebutkan anaknya Toi itu bukan Yoram, melainkan
Hadoram.
B: Saya tidak tahu
A: Saya bertanya bukan tentang tahu atau tidaknya, melainkan
tentang kebenaran di dua ayat itu.
B: Saya tidak tahu yang mana yang benar.
A: Bukan saudara saja yang tidak mengetahui kebenarannya,
malah yang menulis ayat itupun tidak bisa menunjukkan yang tepat tentang
kebenarannya nama anaknya Toi itu; padahal yang dinamakan kitab suci pasti
benar isinya, bersih dari segala macam kesalahan, sampai kepada kesalahan yang sekecil-kecilnya,
sesuai dengan pengakuan saudara tadi.
B: Mestinya begitu.
A: Tetapi kenyataannya tidak begitu. Buktinya, silahkan
saudara periksa lagi di kitab Samuel ke II pasal 8 ayat 8.
B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka dari
dalam Betach dan dari dalam Berotai, dua buah negeri Hadar Ezar, diambil raja
Daud akan banyak Tembaga.
A: Bagaimana maksud ayat ini menurut tafsiran saudara.
B: Maksudnya ialah raja Daud mengambil banyak tembaga dari
dua tempat bernama Betach dan Berotai.
A: Silahkan periksa di Kitab Tawarich yang pertama pasal 18
ayat 8
B: Baik disini ada menyebutkan: "Maka dari dalam Tibchat
dan dari dalam Chun, negeri Hadar Ezar itu diambil Daud amat banyak tembaga.
A: Buktikan disatu ayat menyebutkan dua tempat yang diambil
tembaganya oleh Daud ialah Betach dan Berotai, sedangkan di ayat lain
menyebutkan dua tempat itu ialah Tibchat dan Chun. Di dua ayat itu tempat
manakah yang sebenarnya diambil tembaganya oleh Daud. Kalau betul kitab Injil
itu mestinya suci dari pada kesalahan dan perselisihan atau berlawanan tentang
ayat-ayatnya.
B: Betul, dua ayat ini memang tidak cocok, yang satu dengan
yang lain bertentangan.
A: Apakah saudara masih memerlukan lagi ayat-ayat yang berlawanan
didalam Bibel.
B Saya merasa beruntung kalau bapak masih bersedia
menunjukkan demi untuk meningkatkan kesadaran saya.
A: Baiklah saya ikuti kehendak saudara. Silahkan periksa lagi
di Kitab Raja-raja kedua pasal 8 ayat 26.
B: Baik, dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Adapun umur
raja Ahazia pada masa ia naik raja itu dua puluh dua tahun, maka kerajaanlah ia
Jerusalem setahun
lamanya, adapun nama bunda-bunda baginda itu Atalia anak Omri raja orang
Israil".
A: Menurut susunan ayat ini, berapakah umur raja Ahazia pada
waktu ia menjadi raja.
B: Berdasarkan ayat ini diwaktu umur 22 tahun.
A: Silahkan saudara periksa lagi di kitab: Tawarikh ke II
pasal 22 ayat 2
B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Adapun pada masa
ia naik raja itu empat puluh dua tahun, dan kerajaanlah ia di Jerusalem setahun lamanya, maka nama bunda
baginda itu Atalia anak Omri"
A: Di ayat ini menyebutkan berapakah umur Ahazia diwaktu
menjadi raja.
B: Di ayat ini menyebutkan diwaktu berumur 42 tahun.
A: Nah Di dua ayat ini yang manakah yang benar, diwaktu
berumur 22 tahunkah atau berumur 42 tahun. Di satu ayat menyebutkan Ahazia
menjadi raja di waktu berumur 22 tahun, dan di ayat yang lain menyebutkan pada
waktu berumur 42 tahun. Bukankah ini menunjukkan perselisihan yang menyolok
sekali di kitab Injil yang dikatakan suci itu.
B: Ya, perselisihan di dua ayat ini tak dapat dipungkiri
lagi.
A: Supaya makin bertambah tak dapat dipungkiri lagi oleh
saudara tentang ayat-ayat yang berlawanan di kitab Bibel itu. Silahkan saudara
periksa lagi di kitab Raja-raja II pasal 24 ayat 8.
B: Baik, disini ada menyebutkan : "Jojachin pada masa ia
naik raja itu delapan belas tahun, maka kerajaanlah ia di Jerusalem
tiga tahun lamanya dan nama bunda baginda itu Nehusta anak Elmatan dari Jerusalem"
A: Siapakah nama raja di ayat ini
B: Namanya Jojachin
A: Silahkan saudara periksa di kitab: Tawarikh yang kedua
pasal 36 ayat 9
B: Di sini ada menyebutkan: "Adapun umur Jehojachin pada
masa ia naik raja itu delapan belas tahun, maka kerajaanlah ia di Jerusalem tiga bulan dan sepuluh
hari lamanya, maka diperbuatnya barang yang jahat kepada pemandangan Tuhan".
A: Buktikan perselisihan yang menyolok pada dua ayat ini; di
satu ayat menyebutkan Jojachin dan di ayat yang lain menyebutkan Jehojachin. Selanjutnya
di satu ayat menyebutkan kerajaan Jojachin di Jerusalem tiga tahun lamanya dan
diayat yang lain menyebutkan 3 bulan 10 hari. Yang manakah yang benar di dua
ayat ini, Jojachinkah atau Jehojachin, dan kerajaan Jerusalem selama 3 tahunkah atau 3 bulan 10
hari? Harap saudara periksa lagi dengan teliti susunan dua ayat yang saudara
baca tadi.
B: Betul, memang tidak cocok antara dua ayat ini. Catatan
kaki: Al Kitab yang diterbitkan tahun 1994, Kata "Yehoyakhin" diganti
dengan "Yoyakhin" dan di Alkitab edisi tahun 1994, kata "tiga
tahun" diganti "tiga bulan".
A: Aneh, lagi-lagi tidak cocok dan memang tidak cocok.
B: Memang mustahil dikitab suci mengandung ayat-ayat yang
berlawanan antara yang satu dengan yang lain.
A: Supaya lebih nyata kemustahilannya, teruskan saudara
periksa di kitab Saul yang kedua pasal 23 ayat 8
B: Di ayat ini tersusun sebagai berikut: "Bermula, maka
inikah nama segala pahlawan yang mengiringi Daud, Josech Basjebet bin
Tachkemoni, kepala segala penghulu iapun bergelar penyucuk dan penikam lembing,
sebab ditikamnya akan kedelapan ratus orang dalam sekali saja berperang".
A: Berdasarkan ayat ini saya ingin bertanya pada saudara:
"Siapakah nama pahlawan yang mengiringi Daud menurut ayat ini
B: Namanya Josech Basjebet bin Tachkemoni
A: Menjabat apakah ia
B: Kepala segala penghulu
A: Berapa orangkah yang ditikamnya dalam sekali berperang.
B: Delapan ratus orang
A: Kalau begitu, silahkan saudara periksa di Kitab Tawarikh
yang pertama pasal 11 ayat 11
B: Di ayat ini susunan kalimatnya seperti berikut: "Maka
inilah bilangan segala pahlawan yang mengiringi Daud, Yasobam bin Hachmoni,
kepala orang tiga puluh, yang melayangkan lembingnya kepada orang tiga ratus,
ditikamnya akan mereka itu sekalian dalam sekali berperang".
A: Berdasarkan ayat ini saya ingin bertanya pada saudara:
"Siapakah nama pahlawan yang mengiringi Daud menurut ayat ini
B: Namanya Yasobam bin Hachmoni
A: Menjabat apakah ia
B: Kepala dari orang tiga puluh
A: Berapa orangkah yang ditikamnya dalam sekali berperang.
B: Sebanyak Tiga ratus orang
A: Cocokkan dua ayat ini antara yang satu dengan yang lain.
B: Terlalu tidak cocok malah dalam dua ayat ini terdapat 3
macam selisih yang jelas sekali.
A: Memang. Di satu ayat menyebutkan pahlawan yang mengiringi
Daud bernama Josech Basjebet bin Tachkemoni dan di ayat yang lain bernama
Yasobam bin Hachmoni. Di ayat inipun menyebutkan Kepala orang tiga puluh. Di
ayat itupun ada menyebutkan lagi Menikam 800 (delapan ratus) orang dalam sekali
berperang dan di ayat yang lain menyebutkan menikam 300 (tiga ratus) orang dalam
sekali berperang.
B: Intermezzo sedikit pak Kyai.
A: Ya, boleh intermezzo jenis apa
B: Saya merasa sungguh kagum, karena Bapak Kyai hapal diluar
kepala tentang ayat-ayat Bibel. Padahal kalau tidak salah ayat-ayat dikitab
Bibel itu ada ribuan. Dengan cara bagaimana Bapak menghafalnya.
A: Lain waktu saya bisa terangkan pada saudara.
B: Menghafalkannya saja tentu amat berat, Yang betul-betul
mengherankan saya, dapat bapak menunjukkan dengan tepat letaknya ayat-ayat di
Bibel dan tambah mengherankan lagi hafalnya ayat-ayat Bibel yang berlawanan antara satu dengan yang lain.
Baik tentang nama-nama suratnya, pasalnya, maupun ayat-ayatnya, kesemuanya
dengan tepat sekali bapak menunjukkannya. Betul saya bertanya; malah diantara
saudara-saudara yang hadir kemarin malam ada yang membisikkan pada telinga
saya, memberikan dorongan supaya menanyakan
kepada bapak.
A: Supaya tidak banyak makan waktu, saya jawab dengan singkat
saja, saya kalau menghafalkan sesuatu tidak hanya menggunakan alat pancaindera
lahir (sensus exterior) semata-mata, akan tetapi juga alat-alat pancaindera
bathin (sensus interior). Keterangan mengenai soal ini cukup panjang,
membutuhkan antara dan waktu tersendiri. Kalau saudara ada hasrat, lain waktu
akan saya jelaskan.
B: Baiklah kalu begitu, sekarang kita lanjutkan
A: Sebagai bukti, bahwa alat pancaindera bathin itu dapat
menembus, maka saya tembuskan pandangan bathin saya ke dalam kitab Bibel, untuk
saya tunjukkan lagi pada saudara ayat-ayat di Bibel yang berlawanan.
B: Terima kasih
A: Silahkan saudara periksa lagi di kitab Samuel yang
kedua pasal 24 ayat 1
B: Di pasal dan ayat ini ada menyebutkan: "Bermula maka
kembali pula bangkitlah murka Tuhan akan orang Israil, diajaknya Daud akan
lawan mereka itu katanya: Bilangkanlah olehmu akan orang Israil dan akan orang
Jehuda""
A: Menurut ayat ini, siapakah yang mengajak Daud membilang
dan melawan orang Israil.
B: Menurut susunan ayat ini yang mengajak Daud ialah Tuhan.
A: Betul, sekarang silahkan saudara periksa di kitab Tawarikh
yang pertama pasal 21 ayat 1.
B: Baik, dipasal dan ayat ini ada menyebutkan:
"Sebermula, maka pada masa itu, berbangkitlah syetan akan celaka orang
Israil, diajaknya Daud supaya dia membilang banyak orang Israil"
A: Menurut ayat ini siapakah yang mengajak Daud membilang
orang Israil.
B: Berdasarkan ayat ini yang mengajak Daud, ialah Syetan.
A: Nah, perhatikan; disatu ayat menyebutkan yang mengajak
Daud adalah Tuhan. Kemudian di satu ayat yang lain menyebutkan, yang mengajak
Daud adalah Syetan. Yang manakah yang benar diantara dua ayat ini, Tuhankah
atau syetan.
B: Ya, betul; ini adalah suatu perselisihan yang menyolok
sekali.
A: Kalau demikian tentunya saudara dapat membayangkan, apakah
Bibel yang sekarang ini masih tetap dikatakan sucikah atau sudah dicampuri oleh
tangan manusia.
B: Kalau sudah
terang-terangan begini, tentunya sulit untuk dipertahankan kesuciannya.
A: Apakah saudara masih belum merasa puas bukti-bukti yang
saya tunjukkan tentang ayat-ayat Bibel yang berlawanan antara yang satu dengan
yang lain itu.
B: Sudah cukup jelas.
A: Jangankan di kitab suci itu sampai terdapat beberapa ayat
yang berlawanan malah satu ayat saja terdapat ayat yang berselisih dengan ayat
lain, sudah cukup alasan untuk tidak dapatnya dipertahankan dan diyakinkan
tentang
kesuciannya.
B: Kalau begitu kitab Bibel yang dianggap suci oleh
penganutnya itu lantas bagaimana.
A: Sebetulnya pertanyaan saudara itu harus dijawab oleh
saudara sendiri karena saudara saudara sendiri masih mempunyai kitab itu.
Tetapi saya tolong menjawabnya. Setiap agama mempunyai kitab suci. Akan tetapi
kalau di kitab sucinya itu ternyata terdapat beberapa ayatnya yang berselisih
atau berlawanan dan tidak cocok antara yang satu denganyang lain, apakah penganut-penganut
agama itu masih berkeyakinan bahwa kitab
sucinya itu tetap suci. Padahal yang dinamai kitab suci adalah wahyu,
ilham dari tuhan. Mustahil sekali kalau wahyu Tuhan itu tidak cocok. Di satu
ayat Tuhan berkata YA lalu diayat yang lain lagi menyatakan TIDAK. Di satu ayat
Tuhan berkata "A" lalu diayat lain Tuhan berkata lagi bukan
"A" tetapi "B".
Kalau sampai terjadi demikian, tidak mustahil bahwa tangan manusia sudah
ikut campur di dalamnya.
B: Betul begitu, Tetapi maaf. Kalau Bapak tidak berkeberatan,
saya minta lagi.
A: Minta yang mana lagi yang dimaksudkan oleh saudara.
B: Minta satu ayat lagi yang berselisih di Bibel
A: Agaknya saudara akan menguji saya tentang Bibel.
B: Tidak, betul-betul tidak. Hanya minta satu saja.
Betul-betul saya hanya minta satu ayat saja lagi.
A: Saudara minta satu ayat lagi atau lebih, saya bisa
tunjukkan. Tetapi waktunya sudah jauh malah. Kecuali kalau saudara suka
menerima sampai pagi.
B: Tidak, betul-betul hanya minta satu ayat lagi. Setelah itu
kita lanjutkan pasal-pasal yang lain.
YANG HADIR: Teruskan sampai waktu subuh, kita setuju dan akan
tetap tenang.
A: Baiklah saya penuhi pengharapan saudara Antonius. Silahkan
saudara periksa di kitab Samuel yang kedua pasal 10 ayat 18.
B: Baik, di pasal dan ayat ini ada menyebutkan: "Tetapi
kemudian, larilah segala orang syam itu dari hadapan orang Israil, maka
daripada orang Syam itu dibinasakan Daud tujuh ratus ekor kuda kereta dan empat
puluh ribu orang berkuda, tambahan pula dikalahkannya Sobach, panglima perang
mereka itu, sehingga matilah ia disana....."
A: Cukup dibaca sampai disitu dulu, saya akan bertanya pada
saudara, diayat ini ada berapakah jumlahnya kuda kereta yang dibinasakan oleh
Daud.
B: Di ayat ini menyebutkan 700 (tujuh ratus) banyaknya yang
dibinasakan oleh Daud.
A: Di ayat itu juga ada berapakah jumlahnya orang berkuda
yang dibinasakan oleh Daud.
B: Menurut ayat ini ada 40.000 (empat puluh ribu) orang
berkuda yang dibinasakan oleh Daud.
A: Dan di ayat itu juga, siapakah namanya panglima perang
yang dibunuh
B: Menurut ayat ini panglima perang yang dibunuh bernama
Sobach
A: Betulkah semuanya itu, silahkan periksa lagi.
B: Betul demikian jawaban-jawaban saya berdasarkan ayat ini.
A: Kalau begitu silahkan saudara periksa di Kitab Tawarikh
yang pertama pasal 19 ayat 18.
B: Di sini ada menyebutkan: "Maka larilah segala orang
Syam dari hadapan orang Israil, maka dibinasakan Daud daripada orang Syam itu
tujuh ribu ekor kuda kereta, dan empat puluh ribu orang yang berjalan kaki,
tambahan pula dibunuhnya Sofach panglima perang itu..."
A: Saya akan bertanya; Ada
berapakah jumlah kuda kereta yang dibinasakan oleh Daud menurut ayat ini
B: Menurut ayat ini, menyebutkan ada 7000 (tujuh ribu).
A: Di ayat ini juga yang dibinasakan oleh Daud apakah 40.000
orang yang berkuda atau 40.000 orang yang berjalan kaki
B: Di ayat ini yang dibinasakan oleh Daud ada menyebutkan
40.000 yang berjalan kaki, bukan orang berkuda.
A: Pun di ayat ini juga, disebutkan siapakah namanya panglima
perang, apakah bernama Sobach-kah atau Sofach
B: Di ayat ini disebutkan bernama Sofach.
A: Coba saudara perhatikan dengan seksama perselisihan di dua
ayat ini. Satu ayat saja sudah terdapat 3 macam selisih. Di kitab Samuel yang
kedua pasal 10 ayat 18 menyebutkan; yang dibinasakan oleh Daud sebanyak 700
(tujuh ratus) kuda kereta, sedangkan di kitab Tawarikh yang pertama pasal 19 ayat
18 menyebutkan 7.000 (tujuh ribu) kuda kereta. Yang manakah yang benar di dua
ayat itu. Di kitab Samuel yang kedua itu juga ada menyebutkan 40.000 (empat
puluh ribu) orang berkuda, sedangkan di kitab Tawarikh I, 40.000 orang berjalan
kaki. Yang manakah yang benar, 40.000 orang berkudakah yang dibinasakan oleh
Daud atau 40.000 orang berjalan kaki. Di kitab Samuel yang kedua itu juga ada
menyebutkan panglima perangnya bernama Sobach sedangkan dikitab Tawarikh yang
pertama menyebutkan panglimanya bernama Sofach. Yang manakah yang benar,
Sobach-kah atau bernama Sofach.
B: Sudah cukup puas; saya sudah menyadari dan saya sudah
mulai insyaf
A: Mulai sadar dan insyaf yang bagaimana yang saudara
maksudkan
B: Jiwa dan kesadaran saya mulai terbuka. Besok malam saya
akan lukiskan kandungan hati saya, setelah saya menerima jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan
saya yang lain pada Bapak.
A: Baiklah saya persilahkan
B: Apakah sebabnya orang-orang pandai (sarjana) dinegeri
Barat banyak yang memeluk agama Kristen? Kalau agama Islam suatu agama yang
benar dan ajran-ajarannya sesuai dengan Ilmu pengetahuan dan modern, tentunya
mereka masuk Islam.
A: Sebelumnya saya memberikan jawaban, saya akan bertanya,
saudara sendiri termasuk sarjana. Mengapa saudara memeluk (tertarik pada, red)
agama Islam.
B: Ya, karena hasil diskusi ini yang membawa saya lebih
menyelami dan memilih ajaran-ajaran agama Islam.
A: Sekiranya tanpa diskusi yang menghasilkan tambahnya
meneliti ajaran-ajaran Islam, apakah mungkin saudara menjadi pemeluk agama
Islam yang sadar.
B: Menurut pikiran saya tidak mungkin.
A: Orang-orang di negeri barat yang saudara sebut itu
sekiranya seperti saudara pula dalam menganut suatu agama.
B: Ya, betul
A: Memang betul, Karena di zaman ini dari mereka ada banyak
yang sudah memeluk agama Islam atas hasil penyelidikan dan penelitian yang
mendalam.
B: Akan tetapi ada orang-orang Islam yang berpindah agama
menjadi pemeluk agama Kristen.
A: Dari manakah saudara ketahui.
B: Di negeri kita sendiri. Buktinya dengan bertambahnya pembangunan
Gereja, sekolah Kristen nampaknya sementara senantiasa bertambah jumlahnya.
A: Apakah orang-orang Islam yang masuk agama Kristen itu
terdiri dari sarjana-sarjana Islam.
B: Saya tidak mengetahuinya, hanya dari kata-kata saja. Akan
tetapi saya sendiri sampai saat ini belum menemukan malah belum mendengar sarjana-sarjana
Islam masuk Kristen.
A: Kalau begitu orang-orang Islam di Indonesia yang berpindah
agama bukan dari hasil penelitian; jadi masuknya bukan karena keyakinannya.
B: Mengapa bapak berpendapat demikian
A: Saudara membuktikan sendiri bahwa orang-orang Islam di
Indonesia ada banyak sekali, yang miskin, melarat dan menderita dalam hidupnya.
Mereka butuh uang, makan, pakaian dan obat-obatan, Kesempatan ini dipergunakan
oleh beberapa orang penganut Kristen untuk mempengaruhi mereka dengan jalan membagi-bagikan
makanan, pakaian, obat-obatan dan lainnya kalau tidak keliru.
B: Ya, saya pernah baca di majalah Kiblat.
A: Di zaman ini ada beberapa orang dinegeri barat yang
mulanya beragama Kristen setelah menyelidiki dan meneliti ajaran-ajaran Islam,
yang menunjukkan kebenaran ajaran Islam mereka berterusterang berpindah menjadi
penganut Islam; mereka itu golongan sarjana, malah diantaranya terdapat pendeta
Kristen yang menjadi pemeluk agama Islam.
B: Betul, saya sendiri pernah membaca di Majalah Kiblat.
A: Jadi sudah jelas, bahwa orang-orang di negeri yang
beragama Kristen lalu berpindah menjadi pemeluk Islam disebabkan dari hasil
penelitiannya tentang kebenaran ajaran-ajaran Islam, umumnya orang-orang yang
di negeri barat kalau melakukan sesuatu penelitian dan penyelidikan menggunakan
kecerdasan otaknya secara ilmiah. Mereka menjadi penganut Islam dengan
kesadaran dan keyakinannya.
B: saya menerima keterangan bapak.
A: Sedangkan orang-orang Islam di Indonesia yang berpindah
agama menjadi pemeluk agama Kristen umumnya bukan dari hasil penyelidikan dan penelitiannya
yang tentunya bukan di atas dasar kesadaran dan keyakinannya, melainkan karena
perut lapar, karena hidupnya yang Senin Kamis, butuh makan, uang, pakaian,
maupun obat-obatan. Dengan keterangan saya ini Saudara bia bandingkan sendiri
sebab musababnya orang-orang Kristen di negeri Barat yang masuk Islam dan
orang-orang Islam di Indonesia yang masuk agama Kristen.
B: tetapi tentu ada juga orang-orang Indonesia yang
tidak miskin masuk agama Kristen
A: Tetapi tentu itu umumnya bukan berasal dari penganut agama
Islam, mungkin dari agama yang lain lagi. Jadi masih ada yang akan ditanyakan
lagi.
B: Ya, sedikit, besok malam saja. Sekarang sudah jauh malam.
A: Baiklah, besok malam, agar lebih sempurna.
PERTEMUAN YANG KESEMBILAN
MASUK ISLAM
A: Pertemuan kita sudah berlangsung beberapa kali dan
berjalan lancar. Pada pertemuan yang sekarang ini, apakah masih ada
pertanyaan-pertanyaan saudara yang akan diajukan
B: Sejak siang tadi, saya telah pikirkan dan pertimbangkan
secara mendalam tentang hasil-hasil pertemuan kita yang menimbulkan kesadaran
saya untuk menentukan pendirian saya agar memilih agama yang mana yang harus
saya ikuti.
A: Alhamdulillah, kalau saudara sudah dapat menentukan
sendiri. Jadi bagaimana kepercayaan saudara sekarang ini terhadap Trinitas
(Tuhan Bapak, tuhan Anak dan Ruhul Kudus).
B: Memang soal inilah yang sedang saya renungkan sejak tadi
siang, oleh karena saya masih merasa terikat oleh satu "Patokan" yang
hingga saat ini belum dapat saya pecahkan. Padahal keterangan bapak sangat
memuaskan sejak semula kita bertemu.
A: Sekiranya saudara tidak berkeberatan, cobalah saudara
terangkan. Mungkin saya dapat membantu saudara.
B: Ialah soal Trinitas. Soal ini masih berbekas dalam jiwa
saya.
A: Baiklah, saudara terangkan saja.
B: Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Rohul Kudus itu walaupun
tersusun dari tiga oknum, tetapi tetap pada hakekatnya Tunggal juga. Karena
yang satu tidak dapat terpisah dengan yang lain. Persoalan inilah yang masih
berbekas dalam keyakinan saya. Sedangkan soal-soal lain, mengenai ayat-ayat di
Bibel, dosa waris, kebenaran Al Qur'an, Kebenaran Nabi Muhammad selaku utusan
tuhan, teristimewa perselisihan ayat-ayat di Bibel dan keterangan-keterangan
serta penjelasan-penjelasan bapak yang berdasarkan fakta objektif dan
interesant itu bagi saya sudah beres dan saya menyerah.
A: Baiklah, lanjutkan.
B: Tetapi soal Trinitas itu masih terlukis saja dalam
keyakinan saya. Sehingga belum dapat secara bulat (ikhlas) bagi saya untuk
mengorbankan keyakinan saya begitu saja tanpa penjelasan-penjelasan yang cukup
luas yang sungguh mengatasi keyakinan saya.
A: Jadi yang tiga oknum itu, saudara masih mempercayai bahwa
ketiga-tiganya itu adalah Tuhan semuanya.
B: Ya, begitulah, tetapi sudah mulai tipis.
A: Jadi Tuhan Bapak itu Tuhan
B: Ya.
A: Tuhan Anak, Yesus, apakah Tuhan
B: Ya.
A: Apakah Rohul Kudus juga Tuhan
B: YA, semuanya tiga tetapi tetap satu (tunggal), seperti
telah saya terangkan tadi. Supaya lebih jelas, saya buatkan misal.
A: Baiklah, silahkan saudara buatkan misal.
B: Bapak sekarang sedang menghisap rokok
A: Ya sekarang sedang merokok. Saudara-saudara yang hadir
melihat juga. Saya sekarang sedang merokok.
B: Rokok yang bapak isap itu, terdiri dari tiga susunan
ialah: Batang Rokoknya
Apinya Merah api pada rokok
A: Ya betul, teruskan.
B: Batang rokok, apinya dan merahnya itu menjadi satu juga
walaupun terdiri dari pada 3 susunan, akan tetapi pada hakekatnya satu juga,
ialah rokok, ketiganya tidak dapat terpisah, melainkan berpadu menjadi satu
(tunggal). Demikian juga halnya dengan Trinitas itu.
A: Misal atau perumpamaan yang saudara berikan walaupun
dianggap benar, tetapi tidak tepat.
B: Jadi bagaimana, saya minta dibantah kalau tidak tepat.
A: Saya tidak akan membantah, malah saya hargai pendapat
saudara itu. Saya hanya ingin bertanya mengenai perumpamaan yang saudara
kemukakan tadi. Tetapi pertanyaan saya ini, minta diberi jawaban yang tepat.
B: Baik, semoga saya bisa menjawabnya.
A: Tadi saudara memberikan perumpamaan tentang rokok dalam
hal persamaan dengan Trinitas.
B: ya, betul begitu.
A: Saya ingin bertanya, dan saya sekarang sedang merokok.
Apakah batang rokok ini, rokok-kah atau bukan.
B: Ya. Betul batang rokok
A: Apakah apinya rokok ini, rokok-kah atau bukan.
B: Bukan
A: Apakah merahnya api pada rokok ini rokok-kah atau bukan.
B: bukan
A: Nah, sekarang saya tanyakan lagi: Apakah Tuhan Bapak itu Tuhan atau Bukan
B: Ya, betul Tuhan
A: Apakah Anak Tuhan (Yesus) itu Tuhankah (tuhan bapak) atau
bukan
B: Bukan
A: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah atau bukan
B: Mestinya bukan juga.
A: Kalau saudara mengatapak apinya rokok itu bukannya Rokok
dan merahnya rokok ini bukan rokoknya, maka jelaslah bahwa Yesus itu bukan
Tuhan dan rohul kuduspun bukan Tuhan.
B: Ya,
A: Kecuali sekiranya saudara ada menyebutkan: Apinya rokok
ini adalah rokok, maka adalah saudara berkata : Yesus itu adalah Tuhan dan
Rohul Kudus itu pun tuhan juga.
B: Ya, betul tepat sekali jawaban bapak.
A: Sekarang bagaimana kepercayaan saudara, apakah Yesus itu
Tuhan atau bukan.
B: Bukan!
A: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah atau bukan.
B: Terang bukan Tuhan!
A: Kalau begitu masihkah saudara berkeyakinan terhadap
Trinitas.
B: Sudah Lenyap!
A: Kalau sudah lenyap, lantas bagaimana.
B: ya, keyakinan saya sekarang, hanya ada SATU TUHAN
A: Jadi saudara mempercayai bahwa TUHAN TUNGGAL
B: Seharusnya demikian; saya percaya bahwa Tuhan itu Tunggal,
Tidak ada Tuhan yang lain lagi.
A: Yang dimaksudkan Tuhan oleh saudara, apakah Tuhan Allah
atau bagaimana.
B: Tentu saja Tuhan ALLAH
A: Pada pertemuan yang lalu, saudara telah mengaku kebenaran
Nabi Muhammad SAW selaku utusan Allah.
B: Ya, saya tidak berdusta
A: kalau begitu saudara telah mengakui bahwa: "Tidak ada
Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah Utusan Allah"
B: Betul, saya mulai saat ini masuk Islam, menjadi penganut
Agama Islam, dan termasuk ummatnya Nabi muhammad SAW.
HADIRIN DENGAN SUARA SERENTAK: Alhamdulillah, Alhamdulillah,
saudara Antonius sekarang menjadi saudara kita.
A: Saudara yang hadir ikut menyaksikan sendiri, bahwa pada
malam ini tangal 18 Maret 1970 jam 10.15 menit malam, saudara Antonius telah
masuk Islam.
HADIRIN : Kami telah menyaksikan.
A: Saya minta saudara Antonius membacakan "Kalimah
Syahadah", saya bacakan dulu lalu saudara diharap mengikutinya menyebutkan
pengakuan. "Asyhadu Anlaa ilaa ha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan
Rasulullah" Tahukah saudara artinya.
B: Ya, tetapi sebaiknya saya minta dituntun membacanya,
pertama-tama bapak, supaya tidak keliru. "Saya menyaksikan bahwa sesungguhnya
tidak ada Tuhan melainkan Allah dan saya mengaku sesungguhnya Nabi Muhammad
adalah Pesuruh Allah".
A: Betulkah saudara-saudara yang hadir
HADIRIN: Betul. Cukup, sudah sah Islamnya.
A: Marilah kita bersama-sama berdo'a dan memanjatkan syukur
kehadirat Allah SWT dan diharap saudara Antonius dan saudara-saudara yang hadir
semuanya mengucapkan Amien.
Setelah doa dibacakan, saya harap saudara-saudara yang hadir
berjabatan tangan dengan saudara Antonius selaku saudara kita yang baru. Apakah
nama saudara Antonius masih ada lanjutannya.
B: Nama saya yang sebenarnya "Antonius Widuri"
A: Bolehkah saya tambah tanpa mengubah nama yang asal
(aslinya)
B: Ya, saya setuju
A: Saya tetapkan nama saudara sekarang "Antonius Muslim
Widuri". Jadi ditambah dengan kata Muslim.
B: Saya terima namanya menjadi namanya dan cocok buat saya.
A: Saudara-saudara yang hadir tentu sudah mendengar juga
tambahan nama ini.
HADIRIN: Nama itu wajar dan cocok, bagus.
A: Bersediakah saudara melakukan Shalat, Puasa, Zakat dan
ajaran-ajaran Islam lainnya.
B: Selaku seorang islam, saya wajib mentaati ajaran-ajaran
Islam menurut kemampuan (kemampuan saya).
A: Terima kasih. Apakah saudara ingin memberikan sekedar
sambutan atau menyampaikan beberapa buah kata besok malam, karena ada kawan
yang akan mengadakan sekedar selamatan.
B: Baiklah, saya penuhi besok malam.
SAMBUTAN PADA MALAM
SELAMATAN
SDR. ANTONIUS MUSLIM
WIDURI.
Ass. Wr. Wb.
Bapak Kyai Bahaudin Mudhary dan suadara-saudara yang kami
muliakan, saudara-saudara yang telah ikut serta menyaksikan pertemuan (diskusi)
antara bapak Kyai Bahaudin Mudhari dengan kami, antara seorang Islam dan
Kristen Roma Katolik yang telah berlangsung selama beberapa malam yang diakhiri
masuknya saya dalam agama Islam, ajaran agam Allah SWT. Yang Maha Tunggal,
menjadi penganut ajaran Nabi Muhammad SAW, maka dengan ini kami menyatakan
syukur kehadirat Allah SWT. Dan terima kasih yang sebesar-besarnya kami
haturkan kepada bapak Kyai Bahaudin Mudhary yang memberikan waktunya selama
beberapa malam, yang membawa manfaat kepada kita bersama. Di samping itu kami
harus mengakui pula, selama diskusi berlangsung dengan tertib dan lancar, kami
merasa kagum atas keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dari bapak
Kyai Bahaudin Mudhary. Kagum kami rasakan oelh karena beliau hafal diluar
kepala tentang ayat-ayat Bibel dan logika yang digunakan oleh beliau adalah
logika debat, jujur dan obyektif dan didikuti pula penjelasan-penjelasan ilmiah
yang kesemuanya itu tak mungkin ditolak oleh akal dan jiwa yang sadar untuk
membuktikan kesadaran lahir dan batin, mengetuk dan membuka jiwa kami dan
akhirnya membawa keyakinan kami kepada agama Islam.
Saudara-saudara menyaksikan sendiri, bahwa kami menjadi
pemeluk dan penganut agama islam, adalah bukan karena paksaan, bukan karena
pengaruh dari dari siapapun, bukan karena tekanan, bukan karena keadaan, bukan
karena ada maksud yang lain dan bukan karena ajakan, diminta atau meminta,
melainkan adalah dari hasil pertemuan, pertumbuhan dari hasil diskusi dengan
tujuan mencari kebenaran dan keyakinan beragama. Kebenaran dan keyakinan
beragama yang kami miliki sekarang ini, adalah hasil dari penelitian dan
penyelidikan serta pertimbangan-pertimbangan dari hasil diskusi yang
menggunakan waktu tidak sedikit berlangsung beberapa malam lamanya. Dan
disamping itu pula kami menggunakan kitab-kitab agama maupun kitab-kitab
lainnya dan majalah-majalah yang senantiasa memuat artikel-artikel tentang agama Kristen, yang ikut membantu
kami dalam meneliti ajaran ajaran agama Islam, bukan karena ikut-ikutan melainkan
dengan penyelidikan,penelitian dan pertimbangan-pertimbangan dengan
mempergunakan waktu yang tidak sedikit sebagaimana saudara-saudara telah
menyaksikan
sendiri. Malah bagi saudara saudara yang mengikuti
"diskusi" dari muali sampai pada malam ini, saudara-saudara
menyaksikan sendiri betapa gigihnya kami mempertahanakan keyakinan kami selaku
pemeluk agama Kristen Roma Katolik dalam pertemuan itu. Namun kegigihan kami
itu lama-lama menjadi pudar setelah dikikis sedikit demi sedikit oleh bapak Kyai Bahaudin Mudhary.
Beliau hanya menggunakan kitab Bibel untuk menghadapi sanggahan-sanggahan kami.
Namun akhirnya kami sendiri yang menyerah. Tidak salah kalau beliau pernah
menyinggung dengan ucapan "senjata makan tuan". Kami akhiri sampai disini
saja dan selanjutnya kami mohon dengan hormat, sudi bapak-bapak dan
saudara-saudara memberikan bimbingan kepada kami yang masih hijau dalam
ajaran-ajaran Islam.
Dengan bimbingan bapak-bapak dan saudara-saudara itu pasti
akan membawa kami menjadi pemeluk agama
Islam yang setia, taat, taqwa sehingga kelak dihadapkan Alloh SWT.
Sekali lagi kami menghaturkan terima kasih
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
SAMBUTAN
KH. BAHAUDIN MUDHARY
Ass. Wr. Wb.
Saudara-saudara
Kami bersyukur kehadirat Alloh SWT. diikuti panjatan do'a
semoga saudara Antonius Muslim Widuri selaku pemeluk Islam menambah ilmu
pengetahuan tentang keislaman sehingga dapat juga ikut serta melakukan da'wah
Islamiyah di kemudian hari.
Kami menyatakan terima kasih kepada :
- Saudara
Markan dengan keikhlasannya mendampingi saudara Antonius Muslim Widuri
memberikan penjelasan-penjelasan selam diskusi
berlangsung. Dan disamping itu, saudara Markan dengan foto tustelnya telah
mengabadikan diskusi ini selaku kenang-kenangan.
- Saudara
Abd. Latif, Stenograf berijazah, yang telah mencatat, membuat weslag,
naskah,sejak dari mula pertama kali hingga diskusi ini berakhir.
- Saudara
Suroto yang memberikan bantuannya berupa tape recorder
- Saudara-saudara
pengurus Yayasan Pesantren Sumenep dan saudara-saudara yang telah
menyaksikan walaupun diskusi ini sengaja kami tidak dengan undangan malah
oleh kami direncanakan dengan cara bersembunyi (tertutup), hanya pertemuan
biasa pribadi dengan pribadi saja, akan tetapi oleh karena saudara-saudara
mungkin mendengar selentingan kabar lalu ingin menyaksikan. Syukur
diskusi ini berlangsung dengan
lancar dan tertib, disebabkan bantuan saudara-saudara.
- Saudara
A. Zainudin dengan ikhlas telah menyediakan tempat dan sekedar penawar
haus.
- Saudara
A. Rofiq dan saudara Muhd. Nawir Rasyidi dengan ikhlas pula telah menyediakan
santapan sekedar selamatan. Semoga amal-amal saudara yang kami sebutkan,
dikaruniai ganti lipat ganda dari Alloh SWT. amin.
Saudara-saudara,
Perasaan kami sulit dilukiskan dengan kata-kata, namun
perasaan itu tetap tingal di dalam badan rasa
(gevoelslichaam) tak mungkin lenyap dan dilenyapkan.
Saudara-saudara,
merubah kepercayaan, merubah keyakinan hidup seseorang bukan
pekerjaan enteng. Akan tetapi bukan pekerjaan mustahil untuk diusahakan. Karena
yang mustahil itu tidak mesti mustahil untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Akan tetapi usaha semacam itu membutuhkan tidak sedikit ketabahan dan kesabaran
,tidak sedikit energi, tidak sedikit pengorbanan.perasaan dan waktu. Sebab usaha
dalam hal itu Alloh melarang paksaan, namun Alloh SWT. Selalu menganugrahkan
karunia dan petunjukNya atas hamba yang dikehendakiNya.
Selanjutnya kita harus selalu menyadari untuk memupuk
toleransi agama. Kita tidak mempersoalkan "mayoritas" atau
"minoritas" dibidang agama, melainkan peranan kita ialah di bidang
"dakwah" dengan segala macam corak dan bentuk yang dibenarkan oleh
hukum yang berlaku.
Setiap individu masyarakat, bangsa yang memperuncing
perbedaan agama dalam lingkungan maupun di dalam negara, akan senantiasa
mengalami kesulitan di dalam seluruh bangsa itu sendiri.
Dulu Pemerintah kolonial Belanda sangat meperhatikan
toleransi, sehingga ke daerah yang kuat keislamannya, pemerintah Kolonial tidak
memberikan izin masuk agama Kristen baik Katolik maupun Protestan, padahal Ratu
Belanda adalah Protestan dan Pemerintah Belanda kerap kali dipegang oleh orang
Katolik. Presiden Soeharto (ketika masih menjabat Presiden) dalam pidato
kenegaraan pada tgl 17 Agustus 1967 antara lain beliau berkata:" Bangsa Indonesia
sungguh-sungguh merasa bahagia,bahwa kita mempunyai tradisi yang baik mengenai
toleransi agama ini". Semoga dicukupkan sekedar sambutan kami ini.
Wass. Wr. Wb.
SURAT PENGAKUAN
Kami pembuat surat
pengakuan ini,
Bernama : Antonius Widuri
Kelahiran : Yogja
Umur : 30 tahun (1970)
Agama : Kristen
Sejak tanggal 9 Maret 1970 sampai dengan 18 Maret 1970 (selama waktu
9 malam) terus-menerus, atas kemauan sendiri kami telah bersoal-jawab
(berdiskusi) dengan bapak Kyai Bahaudin
Mudhary, guru pesantren di Sumenep (Madura), maka dengan ini kami menyatakan
dengan ikhlas, mulai tanggal 18 Maret 1970, kami telah berpindah agama dari penganut agama Kristen Roma Katolik
menjadi penganut agama Islam dengan mengucapkan kalimat Syahadat :
" Asyhadu Alla Ilaaha Illallahu, Wa Asyhadu Anna
Muhammadar Rasulullah "
(Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Alloh, dan
saya mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Alloh)
Pengakuan, dan kepindahan kami dari penganut agama Kristen
Roma Katolik menjadi pemeluk agama Islam kami nyatakan sebenarmya dengan rasa
penuh keikhlasan dan kesadaran lahir batin, tanpa ada paksaan maupun pengaruh
dari siapapun, melainkan dari hasil penelitian dan pertimbangan yang
menimbulkan keikhlasan, setelah bersoal-jawab yang cukup memuaskan, disamping
menelaah buku-buku agama Islam dan majalah Islam. Semoga Alloh SWT. memberikan
taufik dan petunjuknya atas kami dalam mengamalkan perintah-perintah dan
ajaran-ajaran agama Islam.
Sumenep., tgl 18 Maret 1970
Yang
meng-Islam-kan
Kami yang membuat
pengakuan
( Kyai Bahaudin Mudhary )
( Antonius Muslim Widuri )
Saksi :
1. A. Marzuki
2. Muh. Nawir
Rasyidi
3. Abd. Latif
4. M. Ahya
5. Muh. Hatta
6. M. Markan
7. R.H. Abd.
Azis
8. A. Zainuddin.
PERJALANAN ROHANI
ANTONIUS MUSLIM WIDURI
Sebagaimana yang
dia tuturkan pada Editor (waktu tidak disebutkan dalam buku)
Setelah
kesaksianku bahwa tiada tuhan yang haq disembah selain Alloh, dan Muhammad
adalah RasulNya, kesan yang teramat dalam menyapa rohaniku. Saya semakin yakin
akan kebenaran Islam. Semakin pasrah tiada tugas yang dapat terselesaikan
selain atas ridhoNya jua.
Sebelum menjadi
muslim, saya sering dihantui perasaan ragu, kurang puas dan bimbang, sehingga
membuatku mengambang dan kecewa. Tak ada target yang terarah apalagi kokoh.
Ibarat orang mandi yang tidak merata airnya, hingga tidak mendapatkan
kesegaran.
Siraman rohani
keislaman menjadikan saya dan keluarga benar-benar merasakan kenikmatan dan
kemantapan hidup. Segala persoalan dan ganjalan kehidupanyang dulunya tidak
teratasi, seakan lenyap dan mudah, lantaran mendapat ridho Alloh SWT. Saya
selalu teringat pesan Bapak Kyai Bahaudin (Almh.) yang menganjurkan padaku
untuk terus meningkatkan ilmu keislaman sekaligus berdakwah dengannya,agar
amal-amalku senantiasa meningkat pula. Beliau nasihatkan itu kepadaku dengan
penuh kasih sayang hingga membuatku begitu terharu dan merasakan kehangatannya,
seakan saya sebagai anaknya. Oleh karena itu, betapa saya merasa sangat
kehilangan sepeninggal Beliau. Rasanya tidak ada lagi tenpat untuk bertanya,
yang mampu memberikan jawaban yang teduh dan pas.
Ada banyak nasehat dan
pesan-pesan yang disampaikan oleh bapak Kyai Bahaudin kepadaku yang hingga kini
masih terngiang-ngiang ditelingaku. Akan tetapiada satu pesan dari Kyai
Bahaudin yang hingga kini masih saya amalkan yaitu sholat tahajjud di malam
hari. Setelah saya benar-benar istiqomah (selalu) denganNya, rasanya amaliah
yang satu ini tumbuh menjadi kebutuhan yang tak dapat ditunda. Alhasil, semua
itu ikut membekali ketenangan dan kedamaian hidup saya.
Sungguh kedamaian
itu saya terima dan saya nikmati sebagai karunia yang begitu agung dalam
kehidupanku. Tanpa terasa, kiranya saya telah membuktiakn janji Alloh dalam
firmanNya :
" Dan pada
sebagian malam hari, bersembahyang tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji." (QS,Al-Isra:79)
Semakin dalam
agama Islam saya masuki, semakin meyakinkan padaku bahwa Islam agama yang maha sempurna,
tidak satupun agama lain yang memiliki hal serupa. Contoh kecil, dengan
hadirnya doa-doa dalam detik-detik kehidupan, sesederhana apapun, semua dibahas
dan diajarkan. Dari doa berkumpul (suami istri), saat bangun tidur, hingga pada
setiap aktifitas kerja lainnya.
Akhirnya, saya
sikapi hidup ini dengan ikhlas dan berpasrah dengan ridhoNya. Tugas sehari-hari
kami di kantor yang cukup melelahkanpun bisa terselesaikan dengan sukses dan memuaskan.
Sungguh, saya
telah mencermati Islam dan merasakan adanya perpautan kental antara akal dengan
kedalaman rasa di hati, perpaduan usaha denga takdir dan keserasian antara
fikir dengan zikir. Alhamdulillah.
RIWAYAT HIDUP
KYAI HAJI
BAHAUDIN MUDHARY (1920 - 1979)
Lahir di Sumenep
23 April 1920 dan berpulang keRahmatullah 4 Desember 1979 di Surabaya. Meski ia belum pernah mereguk
pendidikan alam pesantren, namun kadar kebesarannya berangkat dari benih
pengaruh kuat ayahandanya - KH. Ahmad Sufhansa Mudhary - yang ulama dan teman
berbincang dari kakaknya alm. K. Abdul hamid Mudhary, yang sama sekali tidak
pernah mengenyam sekolah formal ataupun Pesantren, kecuali berkhidmat kepad
ayahandanya saja. Alhasil, beliaupun mampu mereguk ilmu keislaman di samping
mahir bahasa Arab, Belanda dan Jepang. Jabatan yang pernah diembannya antara
lain, Komandan Sudanco, Ketua Muhammadiyah, Ketua Masyumi Wedana di Bangkalan
serta ketua Perserikatan Muslim Tionghoa di Madura (sekarang PITI). Almarhum
dalam kesehariannya sangat sederhana lagi bersahaja. Ia juga humoris dengan
petuah yang penuh warna "parigan" (sesemmon Madura). Ada pesan menjelang akhir
hayatnya yang hingga kini menjadi pegangan putra dan cucu-cucunya;"
jangansesekali meninggalkan sholat, selalu rukun dan memelihara tali
silaturahim serta jangan berebut harta pusaka, usahakan setiap malam sholat
lail (tahajjud)." Seusai menamatkan Kweek School Muhammadiyah di
Yogjakarta tahun 1940, tokoh ulama jawa timur ini terus menimba ilmu sambil
menekuni buku literatur berbahasa Arab, Inggris, Jerman, Belanda, Perancis,
Cina dan Jepang, teristimewa yang erat kaitannya dengan filsafat dan
kerohanian.
Ulama ahli
metafisika yang memiliki "kasyf" tsb. Juga amat terampil memafhumi
hampir seluruh alat musik mulai petik ,gesek, tiup sampai tutus piano. Muasal
kelangkaan ilmunya, alhasil orang menyebut "Tera Ta Adamar" (bhs
Madura) bermakna benderang tanpa pelita, lantaran bertumpu pijak yang
berkhidmat pada ladang spiritual terutama ibadah sholat sebagai mi'rajnya kaum
muslimin menuju titik sumbu Rabbul Izzati. Itulah sebabnya hakikat ilmu
letaknya bukan di kepala tetapi di hati.
Semasa hayatnya
diamalkan untuk pendidikan dan dakwah Islamiyah. Tahun 1947 memangku sebagai
Komandan Resimen Hizbullah, dua tahun kemudian mendirikan Yayasan Pesantren
Sumenep. Berikutnya tahun 1954 Ketua Muhammadiyah cabang Sumenep, Kepala SMA
Yayasan Pesantren, mengajar bahasa Jerman dan Perancis di SMA Sumenep sekitar
thn 1960 - 1965 serta dosen di IKIP Negeri dan pernah mendirikan Akademi
Metafisika. Hingga akhir hayatnya, selain mengasuh Pesantren Kepanjin Sumenep juga
menjabat Kepala Kantor Departemen Agama Sumenep, Ketua Umum GUPPI Jawa Timur,
Ketua MUI Jawa Timur dan anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur. Bayak buah penanya,
senantiasa mewarnai langgam kehidupan rohaninya yang mapan.
DIALOG
THEOLOGIS
DIALOG
THEOLOGIS
*ZetEm*