Rabu, 25 November 2015

MC Walimatul Ursy Bahasa Jawa






 Nuwun sagunging kinurmatan katur dumateng poro alim ulama’ ingkang rinten dalu tansah sumandingkitab suci wahyuning Ilahi, minongko panuntun kiblating panembah ingkang satuhu luhuring budi.-

Khususipun dumateng Romo yai Hadi Muhammad Mahfudz ingkang tansah kito tenggo-tenggomenggah punopo ingkang dados atur fatwa utawi mauidzoh ipun.-

Dumateng poro pepunden, poro sesepuh pinisepuh ingkang hanggung mastuti , dumateng peroyaningkautaman ingkang pantes pumundi.-

Dumateng poro pangambaning projo, satrianing nagari minongko dados pandam pandoming porokawulo dasih ingkang kinasih.-

Dumateng poro rawuh ingkang sinubo ing suko basuki
Minangkani purwakaning atur,
Sumonggo tansah kulo Derek aken ngaturaken pujo-pujisyukur wonten ngerso dalem Alloh SWT ingkang moho kuoso ,kerono sih wiloso mewah barokah ingkang rumentah dateng panjenengan sedoyo dalasan kulo, katitik ing kalodangan meniko kito sedoyo saged makempal, manunggal, saperlu nderek-nderek mangestreni wontenipun acoro walimatul urs’wonten ing titi kalodangan meniko kanti widodo rahayu kalis nir sambikolo mboten mange alangan punopo.
Rahayuning widodo
soho tambahing rubo keselametan mugiyo tansah katur kunjuk wonten junjungan kito , Nabi Muhammad SAW . Panjenenganipun salah setunggaling prio agung, mustikaning bawono ingkang dados cundakaning Gusti ingkang akaryo luko kangge amilujengaken poro jalmo ,awitsaking marco podo atumuju syurgo luko,soho salah setunggaling Nabi ingkang mbeto agami ingkang hak,ingkang leres soho ingkang paring syafaat dumateng umat ipun mbenjang ing dinten Qiyamat.Ing pangestu soho pandongo ,mugi-mugi kito sedoyo tansah katetapan dados umat ipun soho pikantuk syafa’at saking beliau. Amiin.
Poro rawuh,
Keparingo kulo matur soho ngempil kamardikan panjenengan rikalonipun sawegsakeco kimawon pangandikan, bilih ing mriki kulo kumowaton ngadek nganyer jumantoko wontenngerso panjenengan sedoyo,mboten ateges ngilangi toto trapsilo,ananging kulo ing ngriki ingkang nampi ayahan sunaroyo dening rekan-rekan kinendereaken menggah runtuting adicoro ingkang lumampahwonten saat puniko. Mboten namung pambagyo sugeng rawuh atas rawuh panjenengan sedoyo, soho hanyekecaaken lenggahipun kalayan nenggo titi adicoro kawiwitan.
Sak dereng ipun adicoro kalampah,langkung prayuginipun kulo waos aken rantaman adicoro ingkang bade lumampah wonten kalodangan meniko.
1Pembukaan
2.Penyampaian materi ngajatne islami
3.Praktek ngajatne islami ( sesuai dengan tugas)
4.Pengumuman pengurus madrasah Al Hikmah melathen
5. DOA
Mekaten kolowahu menggah reraciing adicoro ingkang bade lumampah wonten ing dalu meniko. 
Pramilo sumonggo acoro ingkang ongko setunggal
kito bikak sesarengan kanti washilah suratAl Fatihah mugi-mugi acoro-acoro ingkang badhe kito lampahi mangke mboten wonten setunggalipun alangan punopo-punopo. Amin 3x Yarobbal ‘alamin.
. ...



Selasa, 29 September 2015

tafsir surat al-ikhlas

tafsir surat al-ikhlas


TAFSIR SURAT AL-IKHLAS
“ Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Surat ini termasuk surat makiyyah. Dan surat ini adalah surat yang ke 112 yang terdiri dari 4 ayat.
A. Asbab an-Nuzul
Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab Radhiallahu Anhu bahwa orang-orang musyrik berkata kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam: “Wahai Muhammad sebutkanlah sifat-sifat Tuhanmu kepada kami.” Lalu Allah menurunkan surat ini. (HR. Imam Ahmad, At-Tirmidzi dll)[1]
Dalam riwayat lain dikatakan, Dahhak meriwayatkan bahwa orang-orang musyrik mengutus kepada Nabi Muhammad SAW Amir bin Tufail, menyampaikan amanah mereka kepada Nabi, ia berkata: "Engkau telah memecah belahkan keutuhan kami, memaki-maki "tuhan" kami, berubah agama nenek moyangmu. Jika engkau miskin dan mau kaya kami berikan engkau harta. Jika engkau gila kami obati. Jika engkau ingin wanita cantik akan kami kawinkan engkau dengannya". Nabi menjawab:
"Aku tidak miskin, tidak gila, tidak ingin kepada wanita. Aku adalah Rasul Allah, mengajak kamu meninggalkan penyembahan berhala dan mulai menyembah Allah Yang Maha Esa", kemudian mereka mengutus utusannya yang kedua kalinya dan bertanya kepada Rasulullah. Terangkanlah kepada kami macam Tuhan yang engkau sembeh itu. Apakah Dia dari emas atau perak?", lalu Allah menurunkan surah ini. 
(HR. Dahhak)[2]
B. Nama-nama lain dari Surat Al-Ikhlas[3]
1. الاخلاص (murni)
2. التنزيل (yang diturunkan)
3. التجريد (yang lepas)
4. التوحيد (mengesakan Allah)
5. النجاة (selamat)
6. الولاية (dekat)
7. النسبة (nisbat/ hubungan)
8. المعرفة (pengenalan)
9. الجمال (keindahan)
10. المقشقشة (penyembuhan)
11. المعوذة (yang berlindung)
12. الصمد (tempat bergantung)
13. المانعة (yang mencegah)
14. المحتضر (yang hadir)
15. المنفرة (yang lari)
16. البراءة (yang bebas)
17. المذكرة (peringatan)
18. النور (cahaya)
19. الانسان (manusia)
20. الاساس (asas/ dasar)
  1. Keutamaan Surat Al-Ikhlas
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Demi Dzat Yang jiwaku ada ditanganNya, sesungguhnya dia (surat Al-Ikhlas) sebanding sepertiga Al-Qur’an”.(HR.Bukhari).
Dikatakan sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an karena kandungan Al-Quran ada tiga macam: Tauhid, kisah-kisah dan hukum-hukum. Dan dalam surat ini terkandung sifat-sifat Allah yang merupakan tauhid sehingga surat ini sebanding atau sama dengan sepertiga Al-Qur’an.
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa telah diceritakan kepadanya oleh Ismail, dari Malik, dari Abdur Rahman bin Abdullah bin Abdur Rahman bin Abu Sha’sha’ah, dari ayahnya, dari abu Sa’d, bahwa seorang laki-laki lain membaca Qulhuwallahu ahad berulang-ulang. Pada keesokan harinya ia datang kepada Nabi saw. Melaporkan hal itu, seakan-akan ia mempersoalkannya, kemudian Nabi bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya surah ini sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an[4]
  1. Penamaan Surat Al-Ikhlas
Secara lugowi, kata Al-Ikhlas itu berasal dari kata Akhlasha-yukhlishu-Ikhlashaan, yang berarti memurnikan.
Dinamakan surat Al-Ikhlash karena didalamnya terkandung keikhlasan atau pemurnian (tauhid) kepada Allah dan dikarenakan membebaskan pembacanya dari syirik (menyekutukan Allah ).[5]
  1. Tafsir Surat Al-Ikhlas
“ Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.”
Ayat ini diawali oleh kata “Qul” yang berarti “katakanlah”, hal ini menunjukan bahwa Nabi Muhammad saw selalu menyampaikan segala sesuatu yang diterimanya dari ayat-ayat Al-Qur’an yang disampaikan malaikat Jibril. Beliau tidak mengubahnya walau hanya satu huruf. Secara tidak langsung, ini merupakan penolakan terhadap anggapan sebagian orang kafir yang menuduh bahwa Al-Qur’an itu karangan Nabi saw, bukan firman Allah.[6]
Kemudian kata “Qul” didampingi oleh kata “Huwa” yang berarti “dialah”, yang mengandung arti bahwa yang disampaikan itu kebenarannya sudah pasti dan didukung oleh bukti rasional yang tak ada sedikitpun keraguan padanya, bahwa Allah swt itu esa dalam dzat-Nya.[7]
Dialah Allah yang Maha Tunggal. Maksudnya, Dia benar-benar satu, baik secara lafzhiyyah maupun ma’nawiyyah (pure monotheism), bukan hasil eliminasi dari dua atau tiga, bukan pula tunggal yang berasal dari dwi-tunggal atau tri-tunggal, dan bukan pula monotheism yang berasal dari polytheism atau trinitas dan trimukti. Bagi umat islam, dalam menginterpretasikan kalimat “ketuhanan yang maha esa” itu tdak lain melainkan “Huwallahu ahad”.[8]
Menurut Imam Ath-Thabarasy di dalam kitab tafsirnya “Majma’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an”, dikatakan bahwa penggunaan kata “ahad” bukan dengan “wahid”, itu dikarenakan “wahid ” itu termasuk ke dalam “hisab” atau hitungan. Sedangkan “ahad” itu tidak dapat dibagi-bagi pada dzat-Nya. Kita boleh menjadikan bagi “wahid” itu dua dan seterusnya. Akan tetapi kita tidak boleh menjadikan bagi “ahad” itu dua dan seterusnya.[9]
“ Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”
Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma berkata: Ash-Shomad adalah yang bergantung kepadaNya semua makhluk untuk mendapatkan hajat-hajat dan permintaan-permintaan mereka.
Beliau berkata pula tentang makna Ash-Shomad : Dia adalah As-Sayyid (Maha Pemimpin) Yang Maha sempurna dalam kepemimpinanNya, Asy-Syariif (Maha Mulia) Yang Maha sempurna dalam kemuliaanNya, Al-‘Adhiim (Maha Agung) Yang Maha sempurna dalam keagunganNya, Al-Haliim (Maha Penyantun) Yang Maha sempurna dalam kesantunanNya, Al-‘Aliim (Maha Mengetahui) Yang Maha sempurna dalam pengetahuanNya dan Al-Hakiim (Maha Bijaksana) Yang Maha sempurna dalam kebijaksaanNya. Dialah Yang Maha Sempurna dalam kemuliaan dan kepemimpinan dan Dia adalah Allah, inilah sifatNya yang tidak sepatutnya kecuali untuk Dia. Tidak ada yang setara denganNya dan tidak ada pula sesuatu yang seperti Dia. Maha Suci Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan (musuh-musuhNya).
“Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan”
Ada dua kata dalam Al-Qur’an yang sering digunakan untuk menafikan atau meniadakan sesuatu, yaitu kata “lam” dan kata “lan”. Kata “lam” digunakan untuk menafikan sesuatu yang telah terjadi. Sedangkan “lan” digunakan untuk menafikan sesuatu yang akan terjadi. Kata “lam” digunakan pada ayat ini untuk menggambarkan bahwa saat itu telah beredar keyakinan bahwa tuhan itu bisa beranak.
Ibnu 'Abbas berkata: "Dia tidak beranak sebagaimana Maryam melahirkan Isa A.S. dan tidak pula diperanakkan. Ini adalah bantahan terhadap orang-orang Nasrani yang mengatakan Isa Al Masih adalah anak Allah dan bantahan terhadap orang-orang Yahudi yang mengatakan Uzair adalah anak Allah.
Singkatnya, kata “lam” yang digunakan pada ayat ini merupakan koreksi terhadap keyakinan yang beredar saat itu. Seolah ayat ini mengatakan, “Keyakinan anda keliru, sesungguhnya Allah tidak beranak dan tidak diperanakan”.[10]
“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Surat Al-Ikhlas ini ditutup dengan ayat yang menafikan segala sesuatu yang sama dengan Allah. Artinya bukan dari segi beranak dan diperanakannya, tapi Allah itu berbeda dengan makhluk dalam segala dimensinya. Wallahu a’lam.


diambil dari Blog archive    Tugas Makalah: tafsir surat al-ikhlas: trims

Senin, 12 Januari 2015

keajaiban shalat tahajud

Keajaiban Sholat Tahajud

Redaksi – Senin, 10 Ramadhan 1435 H / 7 Juli 2014 13:18 WIB

“Jika matahari sudah terbenam, aku gembira dengan datangnya malam dan manusia tidur karena inilah saat hanya ada Allah dan aku.”
Sejarah telah mencatat bahwa Rasulullah Saw dan para sahabat selalu melaksanakan shalat tahajud. shalat tahajud adalah shalat yang sangat mulia. Keajaiban melaksanakan shalat tahajud telah tercatat dalam alquran. Ada beberapa keajaiban shalat tahajud seperti berikut ini:
1. Shalat Tahajud sebagai tiket masuk surga …
Abdullah Ibn Muslin berkata “kalimat yang pertama kali ku dengar dari Rasulullah Saw saat itu adalah, “Hai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, bagikanlah makanan, sambunglah silaturahmi, tegakkan lah shalat malam saat manusia lainnya sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah).
2. Amal yang menolong di akhirat …
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, seraya mengambil apa yang Allah berikan kepada mereka. Sebelumnya mereka adalah telah berbuat baik sebelumnya (di dunia), mereka adalah orang-orang yang sedikit tidurnya di waktu malam dan di akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah).” (QS. Az Zariyat: 15-18)
Ayat di atas menunjukkan bahwa orang yang senantiasa bertahajud Insya Allah akan mendapatkan balasan yang sangat nikmat di akhirat kelak.
3. Pembersih penyakit hati dan jasmani …
Salman Al Farisi berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Dirikanlah shalat malam, karena sesungguhnya shalat malam itu adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kamu, (shalat malam dapat) mendekatkan kamu kepada tuhanmu, (shalat malam adalah) sebagai penebus perbuatan buruk, mencegah berbuat dosa, dan menghindarkan diri dari penyakit yang menyerang tubuh.” (HR. Ahmad)
4. Sarana meraih kemuliaan …
Rasulullah Saw bersabda, “Jibril mendatangiku dan berkata, “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, karena engkau akan mati, cintailah orang yang engkau suka, karena engkau akan berpisah dengannya, lakukanlah apa keinginanmu, engkau akan mendapatkan balasannya, ketahuilah bahwa sesungguhnya kemuliaan seorang muslim adalah shalat waktu malam dan ketidakbutuhannya di muliakan orang lain.” (HR. Al Baihaqi)
5. Jalan mendapatkan rahmat Allah …
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Semoga Allah merahmati laki-laki yang bangun malam, lalu melaksanakan shalat dan membangunkan istrinya. Jika sang istri menolak, ia memercikkan air di wajahnya. Juga, merahmati perempuan yang bangun malam, lalu shalat dan membangunkan suaminya. Jika sang suami menolak, ia memercikkan air di wajahnya.” (HR. Abu Daud)
6. Sarana Pengabulan permohonan …
Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa orang-orang yang menunaikan shalat tahajud dengan ikhlas. Rasulullah Saw Bersabda,
“Dari Jabir berkata, bahwa nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya di malam hari , ada satu saat yang ketika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah memberinya, Itu berlangsung setiap malam.” (HR. Muslim)
7. Penghapus dosa dan kesalahan …
Dari Abu Umamah al-Bahili berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Lakukanlah Qiyamul Lail, karena itu kebiasaan orang saleh sebelum kalian, bentuk taqarub, penghapus dosa, dan penghalang berbuat salah.” (HR. At-Tirmidzi)
8. Jalan mendapat tempat yang terpuji …
Allah berfirman,
“Dan pada sebagian malam bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’:79)
9. Pelepas ikatan setan …
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setan akan mengikat kepala seseorang yang sedang tidur dengan ikatan, menyebabkan kamu tidur dengan cukup lama. Apabila seseorang itu bangkit seraya menyebut nama Allah, maka terlepaslah ikatan pertama, apabila ia berwudhu maka akan terbukalah ikatan kedua, apabila di shalat akan terbukalah ikatan semuanya. Dia juga akan merasa bersemangat dan ketenangan jiwa, jika tidak maka dia akan malas dan kekusutan jiwa.”
10. Waktu utama untuk berdoa …
Amru Ibn ‘Abasah berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah! Malam apakah yang paling di dengar?”, Rasulullah Saw menjawab, “Tengah malam terakhir, maka shalat lah sebanyak yang engkau inginkan, sesungguhnya shalat waktu tersebut adalah maktubah masyudah (waktu yang apabila bermunajat maka Allah menyaksikannya dan apabila berdoa maka didengar doanya)” (HR. Abu Daud)
11. Meraih kesehatan jasmani …
“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Wahana pendekatan diri pada Allah Swt, penghapus dosa, dan pengusir penyakit dari dalam tubuh.” (HR. At-Tarmidzi)
12. Penjaga kesehatan rohani …
Allah SWT menegaskan bahwa orang yang shalat tahajud akan selalu mempunyai sifat rendah hati dan ramah. Ketenangan yang merupakan refleksi ketenangan jiwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Allah Berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melewati malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS. Al-Furqan: 63-64)
Keajaiban shalat tahajud sudah terbukti, maka bertahajudlah!
Mungkin masih banyak lagi keajaiban shalat tahajud yang mungkin terlewat dari tulisan ini. Yang pasti shalat tahajud merupakan shalat yang bagus sebagai ibadah tambahan bagi kita.
Subhanallah .. Shalat tahajud benar-benar dahsyat dalam meraih kebaikan dunia akhirat ..(Dz-Alzilzaal
)